Istirahat waktu yang tepat untuk mengisi perut di kantin, sama halnya dengan Kayza dan Letta yang langsung mengarahkan kakinya ke arah kantin. Suasana kantin yang belum terlalu ramai, kali ini mereka dapat tempat duduk.
"Lo mau pesan apa Kay?" Kayza menoleh dari layar ponselnya menatap ke arah Letta.
"Batagor ae ama es teh" Letta langsung bergegas memesan.
Kayza hanya menyala-matikan ponselnya sambil menunggu Letta.
"Kay, kayanya dari tadi ada yang manggilin nama lo deh pas gua lagi pesan makanan" Letta berbicara lalu menepuk pundak Kayza.
"Anjir settan" Ucap Kayza sambil menoleh ke belakang "siapa?" Lanjutnya.Baru saja Letta membuka mulut, terdengar suara teriakan "KAY LO DIMANA?" Suara seorang lelaki yang sepertinya kesal.
Semua orang menatap kearah tempat duduk Kay dan Letta, Kay masih diam keheranan siapa yang memanggilnya tapi seperti mengenali suaranya.
"WOY KAY! GUE NYARIIN LO! BUDEG YA?" Kay langsung berbalik badan ke arah suara, tubuhnya seketika menegang."Ada apa yang?" Tanya Kay dengan hati-hati.
"Yang yang pala lo peyang. Gue mau putus dari lo" ucap lelaki itu dengan enteng dan penuh penekanan. Kay hanya bisa menatap penuh keheranan ada apa ini sebenarnya.
"Heh lo denger gak si? Gue mau putus!" Lelaki itu menggebrak meja di depan Kay, lagi-lagi membuat seisi kantin menoleh ke arah mereka.
Kay mulai kesal, bisa-bisanya dia dipermalukan didepan banyak orang, pake minta putus dengan suara keras lagi.
"Kenapa lo minta putus kak?" Tanya Kay basa-basi padahal ia bodoamat.
Kay berpacaran dengan kakak kelasnya, Ka Reza. Tidak terlalu tampan tapi gayanya sangat keren. Baru saja sebulan sudah minta putus.
"Lo gak mikir? Lo tuh jelek Kay. Masa iya cowo sekeren gua pacaran sama cewe Jelek kaya lo"
Jelas lelaki itu.Memalukan sekali. Reza mempermalukan Kay dengan sangat jelas, sangat jleb.
Kay menggebrak mejanya "YAUDAH KALAU MAU PUTUS! LO GAK USAH PAKE HINA GUE! LO KIRA DIRI LO CAKEP? Rata-rata kebawah ae belagu lo. Kalo malem suka ngempeng aja gede gaya DASAR ANAK MAMI" Kay emosi lalu menunjuk wajah Reza.
Kalah telak, niat ingin mempermalukan Kay malah Ia sendiri yang dipermalukan mantannya itu.
Dasar ya mantan, kalau jadi mantan malah saling hina waktu pacaran aja sayang-sayangan haha.
Letta hanya menonton mereka dengan biasa sambil makan pesanan yang sudah datang. Biasa? Ya, sudah biasa bagi Letta melihat Kay adu bacot dengan orang sekolah. Kay makan batagor yang sudah ada didepan mata.
Santai bukan? Seperti tidak ada apa-apa. Itulah Kay masih sempatnya biasa saja dalam keadaan seperti ini.
"Heh jelek masih aja lo berani makan waktu gue lagi ngomong" Bentak Reza kesal.
Kay menatap santai Reza "Gue harus ngapain? Mewek? Minta balikan? Oggggah banget! Gue bukan cewe menye-menye sorry!"
"Dasar murah" ucap lelaki itu dengan enteng.
Kay menjawab Reza sambil makan santai. Sambil mendengar ocehan lelaki itu Ia pelan-pelan menumpahkan esnya kelantai.
"Heh lo bilang gue murah? Gaje lo! Gak nyambung. Pergi sana" Usir Kay.
"Untung cewe lo" Reza berjalan pergi.
"Bruuuukk"
Reza jatuh terpeleset. Seisi kantin menoleh menatap Reza dan tertawa.
"Fakboy! Dasar anak mami! Mamam tuh hahahaha" Kay tertawa begitupun Letta.
Kay langsung mengajak letta untuk masuk kelas sambil tertawa terbahak. Dari sudut kantin ada seseorang yang terkejut dan tertawa melihat itu.
"SIALAN LO KAY JELEK! AWAS LO" Teriak Reza tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect? Big No!
Teen FictionKau bilang "Tunggu Aku di penghujung sana." Aku hanya mendengar itu tanpa melihatmu. Aku tak mengenali wajah mana yang bersuara tentang itu. Aku terus mencari tanpa mengenali, terjebak arah yang saling merefleksi. Kau di sampingku? Atau di sebrang s...