• PART 5.2 : FLASHBACK •

92 59 15
                                    

Flashback on*

Kanker otak stadium akhir.

Itu adalah penyakit yang dideritanya selama ini. Karena itulah selama tiga bulan ini dia tidak datang ke sekolah. Penyakitnya berulah lagi dan akhirnya harus dirawat selama itu. Aku mendengarnya dari teman sekelasnya. Dan itulah alasan kenapa kedua sahabatnya terlihat sedih sejak dia tidak masuk sekolah.

Kenapa dia menyembunyikannya? Kenapa dia tidak pernah memberitahuku? Ah, aku tahu. Kita saja baru saling kenal, mana mungkin dia langsung saja memberitahu penyakitnya.

Aku benar-benar terlihat menyedihkan. Aku seperti orang bodoh selama tiga bulan. Terus menunggu seseorang yang tidak tahu kapan dia akan muncul dan ternyata dia sedang dirawat di rumah sakit yang sedang berusaha bertahan hidup untuk keluarganya dan juga teman-temannya.

Aku marah ketika dia sudah pergi, tapi rasa sedih lebih mendominasi perasaanku. Aku baru mengenalnya, bertemu dengannya dua kali dan berbicara dengannya satu kali. Akan tetapi, aku sudah menyukainya. Jadi, bagaimana denganku sekarang? Aku ingin dia tahu tentang perasaanku, tapi semuanya sudah terlambat.

Selama satu minggu ini aku hanya diam di kelas. Tidak berbicara ataupun pergi ke manapun. Aku seperti kehilangan sumber semangatku. Yang kulakukan hanyalah menangis dan menangis saat jam istirahat. Aku tidak memedulikan siapapun yang bertanya padaku. Aku hanya ingin menangis. Itu saja.

Untuk hari ini aku tidak ingin membuang air mataku lagi. Bagaimanapun juga, aku harus ikhlas. Itu satu-satunya cara agar aku tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi.

Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan keluar kelas untuk ke toilet. Aku ingin mencuci wajahku.

Ketika aku melewati koridor menuju toilet, aku mengingat kembali awal aku bertemu dengannya. Waktu itu aku benar-benar ceroboh. Aku tersenyum sekilas ketika mengingatnya lagi.

Saat aku akan berbelok, beberapa orang melewatiku. Tiba-tiba saja aku merasakan aura yang aneh. Seperti sesuatu yang sedingin salju baru saja melewatiku.

Aku berbalik dan melihat beberapa orang tersebut. Tidak ada yang aneh. Hanya saja aku melihat seorang cowok yang sedang duduk sendirian di bangku depan kelas. Dia duduk diam sambil menatap ke depan.

Aku kurang jelas melihat wajahnya. Karena penasaran aku maju beberapa langkah. Saat langkahku yang ketiga, cowok itu tersenyum.

Deg.

Cowok itu ... dia ... senyumnya! Aku jelas sekali mengingat bagaimana senyumnya! Tapi, bagaimana bisa?!

Aku tersenyum lega. Air mataku meluncur begitu saja melewati pipiku.

Terimakasih mataku! Karenamu, aku bisa melihatnya kembali!

Flashback off*

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Untuk selanjutnya, last part ya :')
See you soon :*
Jangan lupa untuk vote, comment, and share 💙

Metafora : Without Saying Goodbye ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang