03

30.1K 3.4K 531
                                    

Menjadi kebiasaan keluarga Bram jika di meja makan tanpa handphone dan mereka akan berinteraksi jika makan mereka sudah selesai, seperti sekarang. Masing masing dari mereka tengah meminum minuman masing masing.

Di salah satu kursi, tersapat Azzam yang gemas karena kakaknya enggan segera bercerita tentang pacarnya. Ingin rasanya Azzam yang menceritakannya, tapi sedari tadi ia menahannya.

"Mama, Papa. Kakak katanya mau cerita."

Intrupsi Azzam membuat perhatian orang tuanya terpusat pada Azzam.

"Kak buruan cerita, lo janji tadi"

"Ada apa Rin?"

Kini perhatian kedua orang tuanya beralih kepada Arina, gadis itu seperti ragu untuk memberi tahu orang tuanya perihal dia dan Jeffreyan.

"Em Arin mau ngomong"

Melihat Arina yang terbata bata dan terlihat ragu, Azzam langsung mengambil alih dan membicarakan apa yang akan di bicarakan Arina.

"Kakak punya pacar, pacarnya mau ngelamar kakak"

"Hah serius lo?"

Arima bertanya tak percaya kepada Azzam sembari menyenggol bahu Azzam.

"Iya serius, tadi kakak cerita sama gue"

"Bener rin? Mau di lamar?"

Arina mengangguk, ia harus menyiapkan mental untuk yang selanjutnya.

"Iya, tapi masalahnya pacar Arina tuh. Emm gimana ya jelasinnya"

"Bilang aja, kenapa pacar kamu?"

Arina menghela nafasnya, dia harus siap dengan segala respon orang tuanya dan Arima.

"Pacar Arin, dia.. Emm.. Dia duda ma, pa"

Hening, semua hening. Hanya ada dentuman sendok dan piring karena papa Arin tertegun mendengar penjelasan Arin.

"Udah gue duga, pasti bakal begini nih responnya"

Gumam Azzam sembari memakan potongan buahnya.

"Arina, kamu gak serius kan?"

Tanya sang mama yang menatap Arina dengan seksama, seakan meminta penjelasan kepada Arina.

"Serius ma, dia emang duda"

"Astaga Arina, kamu bukan ngerebut suami orangkan?"

"Astaghfirullah kakak"

Arina hanya tertawa kecil untuk merespon mama dan adiknya.

"Enggak ma, dia duda"

Sedangkan sang papa hanya memijit kepalanya, dimana anaknya bisa menemukan duda untuk di jadikan pacarnya.

"Besok, ajak dia kesini. Biar papa tau dia gimana, gak habis pikir papa rin. Ketemu dimana kalian?"

"Di cafe tempat Arina kerja part time pa"

"Dia godain lo kak? Lo gak di ajak mantap mantap sama dia kan kak?"

"Hust, Arima gak boleh ngoming gitu"

"Maaf ma maaf"

Semuanya masih tetap diam di tempat mereka, hanya Azzam yang masih melanjutkan memakan buah buahanya.

Setelah makan malam usai, kamar Arina di penuhi oleg adik adiknya. Siapa lagi jika bukan si kembar adiknya yang berisik di dalam kamarnya.

"Kak, video call pacar lo dong. Bilang besok suruh kesini disuruh papa"

Seru Arima sembari mengotak atik handphone kakaknya, Arina memang tidak pernah melarang adik adiknya untuk bermain dengan handphonenya.

"Ini ya kak? Mas Reyan ini kan pacar lo?"

WDW [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang