6

2.5K 49 3
                                    

"Apa kabar tuan Aiden?,"

Aiden menatap orang tersebut dengan sengit. Orang yang sangat dia benci. Ya,Daffa.

"Apa mau lo?,"

Daffa terkekeh sinis,"Mau gue? Lo yakin gatau apa yang gue mau?,"

"Bajingan"

"Eits santai bro. Gimana kalo kita kangen kangenan dulu lah," ucap Daffa sambil menepuk bahu Aiden

"Gasudi. Inget,kalo lo macem macem disini. Gue gabakal tinggal diem. Inget lo,"

Setelah mengatakan itu Aiden langsung meninggalkan Daffa sendirian.

"Kita liat aja Aiden. Gue apa lo yang menang," ucap Daffa dalam hati

***
"Kal,"

"Apa sayang," saat ini Kalya sedang sibuk dengan game yang berada di handphone nya. Entah dia bermain apa yang jelas Aiden gemas melihat Kalya seserius itu.

Aiden mengelus puncak kepala Kalya,"Taro dulu masa gue di anggurin,"

"Apaansih den tumben banget lo kaya gini," Kalya terkekeh seraya mematikan handphone nya lalu memasukan pada saku baju.

Mereka sekarang sedang berada di kantin,hanya berdua. Kemanakah yang lain? Aiden dan Kalya pun tak tau dan tak ingin tau. Hehe.

Brakkk!

"Aidenn lo tuh ya kebiasaan gue cariin sampe ke ujung dunia melewati tujuh turunan tujuh tanjakan gaketemu tautau lo asik asik berduaan disini," ya siapa lagi kalau bukan Icad. Protes dimanapun kapanpun.

"Najis. Lebay banget lu padahal daritadi juga kaga nyari Aiden," timpal Aksa lalu mendudukan bokongnya di bangku sebrang Aiden dan Kalya

Icad mengerucutkan bibirnya,"Ih lo mah kan biar keliatan kalo gue perhatian sama Aiden,"

"Homo," ucap Aiden seraya menggelengkan kepalanya

"Ganggu suasana aja lo berdua. Aiden gue kekelas ya,panas disini banyak setan," ucap Kalya lalu pergi berlalu dari hadapan mereka

"Ganteng gini dikatain setan," ucap Icad dengan laga so sedih yang ia buat buat.

"Kumpulin semua anak Refour malem ini. Harus lengkap," perintah Aiden yang diangguki Icad dan Aksa. Dia tidak bisa lagi terus terusan diam seperti ini. Karena Daffa bakal menang darinya.

***
From : Aiden Abhivandya
Sori gue gabisa anter plg. Hati hati.

Kalya mencebikkan mulutnya lalu menghentakkan kaki membuat Cia kebingungan.

"Kenapa lo? kesambet?"

"Enak aja. Bt gue,Aiden gabisa anter pulang," Kalya merapihkan buku bukunya lalu menyampirkan tasnya di bahu kanan dia.

"Mereka mau kumpul Refour kayanya. Gue tadi dikasih tau Aksa makanya dia juga gabisa anter gue balik,"

Kalya mengernyitkan alisnya. Kalau seperti ini pasti ada sesuatu yang sangat penting.

"Ada masalah?" tanya Kalya heran

Cia mengendikkan bahunya,"Gatau juga gue. Gaberani nanya ke Aksa takut salah omong gue,"

"Hm yaudah gue balik duluan deh," Kalya berjalan keluar kelas lalu diikuti Cia dibelakangnya

"Balik sama siapa lo?"

"Go-jek lah siapa lagi. See u sepupuku jametku,"

"Najis. Musnah aja lo,"

Kalya berlari meninggalakn Cia yang masih berdiam diri di tempatnya. Cia sangat berharap bahwa sepupunya itu tak akan sedih lagi untuk kesekian kalinya. Ya,dia tau semuanya. Tapi,atas permintaan Aiden dia tidak boleh menceritakan hal ini sedikitpun pada Kalya.

***
"Mulai sekarang,gue minta kalian buat selalu waspada dimanapun kapanpun. Kita gatau apa yang direncanain Foxter buat ngancurin kita," tegas Aiden. Walaupun Aiden sangat dingin tapi jika sudah berhubungan dengan masalah seperti ini dia akan berubah menjadi manusia yang sangat tegas.

"Dan gue minta kalian buat ngelindungin Kalya secara diam diam. Gue minta bantuan kalian. Refour selalu satu kan?," timpal Aksa yang diangguki oleh semua anggota dari Refour.

"Kasih tau gue atau Aksa kalau diantara kalian ada yang diteror Foxter. Kalian boleh pulang sekarang. Makasih," ucap Aiden lalu merebahkan badannya di sofa yang terdapat di markas

"Gausah terlalu dipikirin. Jangan lo tanggung semua beban ini sendirian. Bagi ke gue atau Aksa," ucap Icad lalu mendudukan bokongnya di salah satu kursi disana

"Tumben banget otak lo encer," timpal Aksa

"Serah lo dah gue mah emang selalu salah,"

"Emang," kali ini Aiden ikut ikutan memojokkan Icad yang membuat ia kembali mencebikkan bibirnya.

***
"OYO LU GIMANA SIH ANJIR INI KAMAR GUE DIBERANTAKIN?!!!," teriak Kavin penuh emosi

Bagaimana tidak,sekarang kamarnya ini menjadi kapal pecah akibat ulah adiknya,Kalya. Sebenarnya tadi Kalya lagi santai santai aja dikamar Kavin tapi dia melihat anak tikus berkeliaran alhasil kamar Kavin jadi seperti ini. Niat hati ingin membantu malah merecoki.

"Ih lo tuh harusnya berterima kasih sama gue tau! Lo mau tidur sama anak tikus?," ucap Kalya sambil merebahkan dirinya di kasur Kavin

"Ck. Gagini juga kali! Gue gamau tau pokoknya ini semua harus balik kaya semula!,"

Kalya memutar kedua bola matanya malas,"Lebay banget sih. Iya tar gue beresin,"

"Sekarang!,"

"Nanti,"

"Sekarang Kalya,"

"Nan-,"

"OYO INI ADA AIDEN," teriak bunda dari lantai dasar membuat Kalya langsung bangkit dengan semangat

"Bentar ya abangku sayang,adikmu mau bertemy jodoh dulu," Kalya langsung ngacir keluar kamar Kavin membuat sang pemilik kamar mengumpat berkali kali

"Sialan. Untung dia adek gue,"

***
"Ada apa jodohku sayang?," tanya Kalya seraya mendudukkan bokongnya di pinggir Aiden. Menggangu Aiden yang sedang bermain game di handphonenya

"Gapapa,"

"Kebiasaan kalo ngomong irit banget," Kalya mengerucutkan bibirnya lalu menidurkan kepalabya di atas paha Aiden

"Lo lagi ada masalah ya?," tanya Kalya penasaran. Pasalnua hari ini Aiden agak berbeda

"Engga,"

"Jujur atauga gue gamau ketemu lo lagi,"

Aiden menghela napasnya lalu menatap Kalya,"Gaada apa apa Kal. Mau beli eskrim?,"

Mata Kalya berbinar binar saat Aiden menyebutkan makanan yang sangat ia suka,"Ya maulah! AYOKK!!,"

Aiden tersenyum tipis," Yaudah gue izin bunda dulu,"

***

DignitateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang