Math - Lima

1K 198 25
                                    

Pulang sekolah Taehyung melihat Yerin beberes, Hayoung juga ikut membantu Yerin. Sepertinya bukan hanya Taehyung yang menyadari kondisi Yerin. Bagus kalau begitu. Gaperlu susah susah untuk-

"RIN. LU DATENG BU-?!"

Hayoung menutup mulutnya dan mencoba menutupi belakang Yerin. Yerin dengan wajah pucatnya menoleh ke Hayoung dan membisik bocor? Hayoung mengangguk-angguk.

"Aish ****** kenapa harus setiap diluar rumah sih *** ****."

Taehyung terdiam melihat Yerin berkata-kata yang kasar. Ia memilih untuk tidak ikut campur urusan mereka, karena Taehyung memang juga tidak mengerti urusan mereka.

Ia melewati 2 orang itu dan membuka pintu kaca untuk keluar dari ruangan. Namun langkahnya terhenti dan menoleh ke Yerin dan Hayoung. Terlihat bercak merah pada celana putih Yerin, dan Hayoung sibuk menutupinya. Didalam sana masih ada beberapa guru yang bersiap untuk pulang.

Tanpa pikir panjang Taehyung kembali masuk dan memakaikan outernya ke pundak Yerin.

"Maaf, ga sengaja liat. Mau ke uks dulu? Muka Ibu juga pucat banget." kata Taehyung.

Seketika itu Yerin menjadi lemah hanya untuk memegang tasnya, Taehyung memberi arahan untuk Hayoung membawa tas Yerin.

Mereka ke UKS untuk mendapat pengobatan, tapi sepertinya dokter yang jaga juga sudah pulang.

"Kita ke rumah Yerin aja, Pak. Nanti saya yang nemenin Yerin." usul Hayoung dan diterima Taehyung.

Lalu mereka berjalan ke parkiran untuk menaiki mobil Taehyung dan diantarkan ke rumah Yerin.

Selang beberapa saat, mereka sampai ke rumah Yerin. Taehyung memapah Yerin masuk kerumahnya. Hayoung tiba-tiba mengalungkan tas Yerin keleher Taehyung.

"Saya mau beli obat untuk Yerin dulu di toko sebelah. Kamarnya Yerin pintunya warna pink. Nanti saya balik lagi."

Lalu Hayoung segera bergegas menuju toko yang ada diluar gang itu. Taehyung hanya mengangguk dan mencoba mengantarkan Yerin ke kamarnya.

Tangannya bergegas membuka pintu dan dengan hati-hati memapah Yerin yang berjalan sangat lambat dengan tangannya mengalung di leher pria ini.

"Permisi, Yerin." Taehyung meminta izin dan Yerin mengangguk lemah.

Setelah melihat pintu kamar berwarna pink, Taehyung kembali membuka pintu dan membantu Yerin tidur.

"Sebentar, Pak." Yerin melepas tangannya dari leher Taehyung. Pelan-pelan mengampar alasan di kasurnya. Agar darahnya tidak mengenai kasur.

Lalu ia membaringkan tubuhnya dan membungkuk badannya menahan sakit di perutnya.

"I-ibu gapapa?"

"Bapak Kira Saya Baik-Baik Aja?!"

Taehyung kaget mendengar balasan Yerin yang terdengar tinggi. Ia mengabaikan itu dan berpikir, pasti sifat sensitifnya lagi keluar. Dengan perlahan, ia menarik bangku dan duduk di pinggir kasur. Tangannya bergerak sendiri mengelus rambut Yerin, walau ia tahu itu tak mengurangi rasa sakitnya.

Yerin membalik tubuhnya menghadap Taehyung, tangannya diraih Yerin dari rambutnya. "Hayoung belum balik dari toko, Pak?" Taehyung membalas dengan gelengan, "Belum, Bu Jung."

"YERIN. INI MINUM."

Seakan bersyukur sekali, Yerin segera duduk dan meminum obat yang diberi Hayoung. Ia merebahkan tubuhnya lagi dan tidur untuk sesaat hingga sakitnya hilang.

"Makasih banyak ya Pak udah bantuin kita." kata Hayoung menjabat tangan Taehyung.

"Iya gapapa, sama-sama."

Lalu Taehyung pulang dari sana, sementara Hayoung menemani Yerin sampai sakitnya hilang.

▶▶

"HAYOUNG GUA GILA BANGET HUHUHU."

Teriak Yerin dari telponnya. Hayoung sudah pulang sekitaran asar. Dan Yerin curhat ke Hayoung mengenai tingkah bego Yerin ke Taehyung tadi siang. Mana tadi teriakin Taehyung padahal udah dibantuin.

"Iya lo bego banget, Rin."

"Udah-udah. Besok pastiin lo minta maaf ke Taehyung."

"Pastilah itu mah."

"Yudah sana tidur, gua mau selesein ppt buat bahan ngajar besok."

"Temenin gua sih, Hayoung please."

"Batu. Lu mau ngerjain ppt gua?"

"Ge."

Dan akhirnya ponsel mereka mati dan kembali ke aktivitas masing-masing.

Yerin akhirnya tertidur sekitar 5 jam hingga matahari kembali naik dan ia harus kembali kerja.

Ia sampai di sekolah untuk melakukan rutinitas biasanya. Ia datang lebih awal untuk sekedar menyiapkan kata-kata maaf buat Taehyung. Ia sangat mengacau kemarin.

Tangannya memegang roti dan susu yang ia beli di toko dekat rumahnya tadi. Mencari kata-kata maaf yang tepat. Yerin memantapkan hatinya. Jangan lagi mengacau.

Tak lama Taehyung datang sebagai guru kedua hari ini. Yerin segera menghampiri Taehyung.

Jaket yang di lengannya ia berikan beserta susu dan roti ditangannya. Ia meminta maaf, atas segala kekacauan yang ia sebabkan.

"Maaf ya, Pak."

Taehyung mengangguk, "Iya, dimaafkan."

Yerin masih ditempatnya. Membuat Taehyung kembali bingung. Apa masih ada yang ingin dibicarakan.

"Pinjam ponselmu, Pak."

Lalu Taehyung memberikan ponselnya. Yerin mengulum bibirnya, menyembunyikan senyumannya. Dengan cepat ia menelpon nomor ponselnya diponsel Taehyung. Sehingga keduanya mendapat nomor. Setelah itu, ia mengembalikan ponsel Taehyung.

"Dari kemarin, saya ingin minta nomor bapak, tapi saya malah mengacau terus. Bapak keberatan ga kalau-"

"Saya gapernah nolak untuk ngasih nomor saya kan."

Yerin terbungkam, ternyata Taehyung gapernah keberatan. "Jadi gapapa?"

Taehyung tertawa kecil, "Iya gapapa."

"Kalau Bapak jadi pacar saya, gapapa juga?"

"Gak."

Lagi. Yerin malah mengacau lagi.

Bodohnya, Yerin bertanya. "Kenapa?"

"Saya gak suka kamu."

######
AN
Sakit. Ditolak itu sakitㅠㅠ
#sabarmbayerin

Itu mulmed juga cakep amat burem jugaㅠ pantes yerin demen

Btw GFriend mau comeback wohooooo

math. (jung yerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang