Math - Tujuh

1K 194 3
                                    

Wanita itu tersenyum sangat bahagia. Setelah percakapan hangat tadi malam, senyuman tidak pernah luntur dari wajah Yerin. Ia berhasil membuat Taehyung nyaman bicara dengannya. Hatinya membenarkan bahwa rasa sukanya bertambah besar. Sesekali Yerin menggunakan bahasa santai ke Taehyung, tentu saat mereka berdua.

Dan juga sesekali Yerin mengajak Taehyung untuk makan bersama. Kadang ia menolak, kadang ia setuju. Tidak apa-apa. Ini seperti Yerin sudah kebal untuk di tolak sesekali, meskipun lambat hubungan mereka bertambah baik, menurut Yerin.

Namun bagi Taehyung. Sikap dari Yerin mengganggu sekali. Ia sedikit menyesali keputusannya untuk memperdekat jarak mereka. Kini seluruh guru seakan memperhatikan Yerin dan dirinya. Ini mengganggu pekerjaannya.

Taehyung memang kadang setuju ajakan Yerin untuk makan bersama. Karena Yerin sangat-sangat berisik dan membuat sekitar memperhatikannya. Ini menyebalkan, bagi Taehyung.

Ini tidak bisa dibiarkan lebih. Semua harus selesai. Taehyung tidak suka jadi pusat perhatian. Sangat mengganggu. Ia harus bicara dengan Bu Jung.

Dan dimejanya, ia melihat Yerin sedang berbincang dengan Pak Danu dan Hayoung. Ia tidak sendiri. Yerin. Hatinya tidak enak kalau harus bicara dengan Yerin sekarang. Ia takut Yerin terluka. Lantas, ia mengurungkan niatnya kini.

"Taehyung-a! Ah, maksudku Pak Kim!"

Panggil Yerin dari sana. Taehyung merasa jengkel karena makin hari Yerin seakan tidak hati-hati dalam bicara santai dengannya. Percuma saja ia berniat baik untuk menjaga perasan wanita itu.

Ia melangkah dengan perasaan tidak enak ke arah Yerin. Meski begitu. Yerin seakan tidak risau dengan wajah jengkel Taehyung. Ia masih tersenyum manis.

"Bu Jung, kita harus bicara." ucapnya dingin.

Matanya menyorot tidak suka kearah Yerin. Hayoung dan Danu seakan sadar akan ekspresi yang Taehyung berikan kepada Yerin. Pasti ada masalah antara mereka. Atau masalah sepihak.

"Ayo, Pak Kim!" balas Yerin dengan senyum yang tak pudar. Ia masih belum menyadari akan Taehyung.

Dan mereka ke lapangan indoor karena disana kosong. Yerin membuntuti Taehyung dari belakang tanpa curiga sedikitpun. Sampai disana Taehyung berhenti mendadak sampai Yerin menabrak punggung pria itu.

"Aduh!" Yerin mengusap keningnya yang terbentur punggung Taehyung. "Taehyung, ada apa? Hm?"

"Bu Jung, kau menyebalkan ya."

Yerin mengerjap mencerna ucapan Taehyung, apa dia buat salah? Ia mencoba mengingat apa yang ia lakukan dari pagi sampai detik ini. Yang kemungkinan membuat Taehyung marah.

Ah! Ia merupak pulpen Taehyung tadi pagi!

"Maaf Taehyung, tadi pagi aku benar-benar tidak sengaja merusak pulpenmu! Aku janji akan menggantinya, serius, sumpah."

"Kau pikir aku akan mempermasalahkan pulpen?" Ia menghela nafas panjang.

Yerin yang bingung hanya menatap Taehyung dan mencari hal apa lagi yang membuatnya marah.

"Oh.. Maaf aku benar-benar tidak sengaja memanggil namamu saat bersama Pak Danu dan Hayoung."

"Berhenti bicara santai padaku." potong Taehyung menakutkan bagi Yerin. Baru kali ini ia melihat Taehyung marah.

"Kenapa...?"

"Kau menyebalkan. Ini salahku setuju bicara santai padamu. Karena ini kita jadi pusat perhatian. Dan karenanya pekerjaanku mulai tidak maksimal."

Taehyung mengacak rambutnya dan kembali menghela kasar. "Mulai saat ini kita tidak dekat. Perhatikan sikapmu. Jangan telpon aku jika bukan pekerjaan. Jangan ajak aku makan. Jangan-"

Nafas Taehyung yang masih gusar, menyelesaikan kalimatnya, "Sudahlah."

Lalu ia meninggalkan Yerin sepihak.

Dan baru kali ini, Yerin merasa tidak bisa kebal dari tolakan Taehyung.

"Maaf, Pak Kim."

▶▶

Mereka berkumpul keacara pernikahan Yuna. Mengambil foto dan ikut bahagia melihat Yuna yang bahagia bersama suamimya.

Seusai acara selesai, mereka berkumpul melingkar dahulu dan mengobrol bahagia. Yerin juga memilih tidak membahas Taehyung. Namun bagaimanapun, mereka bisa menebak tingkah laku Yerin.

"Lo berantem sama Taehyung?"

Eunbi mengangkat suara tiba-tiba, Yerin tertawa kecil dan berusaha mengalihkan pembicaraan. Namun, Yerin tidak bisa mengalahkan Eunbi.

Dan saat itu badan Yerin bergetar, ia menceritakan yang ia alami pagi tadi. Sojung segera memeluk Yerin dan semua juga ikut memeluknya. Itu cukup memberikan Yerin sedikit kekuatan untuk harinya besok. Ia menangis, untuk menenangkan hatinya.

Yerin pulang dari acara dan masuk kerumahnya, disana ia melihat Hayoung yang merentangkan tangannya. "Brengsek emang ya, Kim Taehyung. Cewek kayak lo disia-siain."

"Sini. Gapapa nangis. Gua udah sering liat muka jelek lo."

"Hayoung. Sumpah. Taehyung. Pak Kim jahat banget."

Tangis Yerin pecah dalam pelukan Hayoung. Bagaimanapun Yerin juga wanita yang rapuh dalamnya. Tapi Hayoung tidak merasa kalo ia harus ikut campur.

▶▶

Yerin kembali berutinitas sebagai guru keesokan harinya. Matanya masih sembab, walau sudah berkurang. Ia menjadi sangat lelah setelah menangis, ia tidak punya tenaga untuk hari ini. Kakinya melangkah memasuki kelas pertama hari ini.

"Buka halaman 55 sampai 60, kerjakan. Ibu akan tunjuk dan maju kedepan. Waktu kalian 30 menit."

Telinga Yerin terasa gatal dan ia menemukan kalo muridnya tidak mengerjakan namun saling berbisik.

"Kalian tidak mengerjakan?"

"Bu, mata ibu sembab, abis nangis ya, Bu?" tanya salah satu murid.

"Ibu menonton film tadi malam. Dan makan ramen, jadi..."

memang nonton film sampai sesembab itu ya?

100 persen bukan film.

Gua taruhan dia nangis gegara kemaren.

Tubuh Yerin menegang dan merasakan hal aneh disini.

######
AN.
Hellow maap upnya lama huaa lagi phb ㅜㅜ
Btw, kok tae jahat si? ㅠㅠ
Semoga suka! 💓

math. (jung yerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang