SP - dunia mereka bertiga

808 127 8
                                    

Namanya Taerin. Usianya baru 7 tahun namun sudah hapal tabel perkalian sesuai umurnya— hingga perkalian 7.

Itu tentu membuat orang tuanya kagum. Merasa seperti melahirkan seorang yang sepertinya dan juga diharap bakal sangat sukses dimasa depan.

Nilainya pun paling tinggi diantara teman-temannya.

"Papa lagi ngerjain apa?" Taerin merayap duduk di paha Taehyung yang tengah membuat soal ujian untuk murid-muridnya.

"Lagi bikin soal, Sayang." jawab Taehyung dan membiarkan Taerin duduk di pahanya.

"Itu apa, Pa? Pythagoras..?"

"Sayang, jangan diganggu itu Papanya lagi kerja." Yerin datang dan membawakan cemilan malam untuk Taehyung.

Meraih Taerin dari pangkuan Taehyung. Dan itu membuat Taerin jadi menangis.

Tidak tega, Taehyung menghentikan pekerjaannya dan berdiri menggendong Taerin. "Aduh, jangan nangis lah." ucapnya dan menghapus air mata dipipi Taerin.

"Taerin mau tau pythagoras apaan, Pa!" ambeknya dan menenggelamkan kepala pada bahu Taehyung juga memeluk leher Ayahnya itu.

"Iya, cantik. Kamu harus belajar dasar dulu sebelum sampe pythagoras. Oke?"

"Taerin udah belajar bangun-bangun datar, Pa. Abis selesai kerjaan Papa, ajarin Taerin ya." pinta Taerin dengan wajahnya yang menggemaskan.

"Sayang, itu kerjaannya gak dilanjutin?" tanya Yerin yang duduk di sofa melihati Ayah dan anak itu.

"Mama aja yang lanjutin! Taerin mau main sama Papa."

"Eh kok! Papa itu punya Mama!" kekeh Yerin sama anaknya sendiri.

"Gak, punya Taerin!"

"Jangan berantem dong! Papa punya kalian!" gemasnya. Lalu ikut duduk di sofa dan memeluk kedua perempuan kesayangannya.

"Pa," panggil Taerin. Taehyung dan Yerin otomatis menengok kearah suara. "Mama atau Taerin?"

"Mama, tentunya." jawab Taehyung enteng.

"IH PAPA MAH."

Taehyung dan Yerin saling memeluk Taerin. Mereka menonton acara televisi sampai Taerin tertidur dan akhirnya Taehyung bisa melanjutkan membuat soal lagi.

"Aku pindahin Taerin dulu sebentar ya, Mas." Yerin menggendong anaknya dan dibawa ke tempat tidur.

Lalu balik dan kini bergeliut pada lengan Taehyung, "gak tidur?" ia bertanya.

"Dua soal lagi," Taehyung mengelus kepala Yerin dan membiarkan istrinya itu bersandar pada bahu dan melingkarkan tangan pada perutnya.

"Kamu gak buat soal ujian?" tanya Taehyung dan dijawab gelengan.

Yerin menggeleng-geleng, "Aku gak disuruh, bukan giliran aku, ulangan tahun lalu aku udah." jawabnya.

Matanya melihat Taehyung yang tengah serius memikirkan soalan sekaligus membuat jawabannya. Ujung bibir Yerin tertarik, senyum.

"Kenapa?" tanya Yerin.

"Satu soal lagi. Aku bingung."

"Soal pusat lingkaran sama jari-jarinya aja. Soal terakhir kasih yang gampang-gampang aja atuh." ucapnya memberi saran.

Taehyung menoleh kepada Yerin. Ia tersenyum sebelum memajukan kepalanya, "cium."

Yerin memberi kecupan.

Lalu mengikuti saran Yerin. Taehyung membuat soal pusat lingkaran dan jari-jarinya untuk soal nomor terakhir. Ia menyimpan file dan mematikan laptopnya.

"Ayo tidur."

▶▶▶

"Aduuuuh! Telat, telat, telat!"

Yerin kewalahan mengurus dirinya juga Taerin. Untung Taehyung pengertian dan bisa mengambil bajunya sendiri.

Mereka bangun telat dan punya waktu hanya 30 menit untuk bersiap-siap. Tiga orang itu agak tidak mungkin.

"Mas! Sarapan?" ia memberikan sepatu pada Taerin. "Nak pake sendiri, ya." Taerin mengangguk dan Yerin mengecup pucuk kepala Taerin.

Ia menuju lemari baju dan mengambil bajunya, berusaha secepat kilat untuk bersiap.

"Bawa roti aja. Kita makan di jalan!" balas Taehyung.

"Mas tapi kamu nyetir!"

"Kamu suapin aku lah!"

Taerin tertawa kecil melihat kedua orang tuanya, "Papa udah gede masih disuapin." gumamnya.

-

Mereka dalam perjalanan. Yerin menoleh ke belakang dan memberikan sekotak susu kepada Taerin. "Rotinya dimakan ya, Sayang." ucap Yerin pada Taerin.

Taerin menurut.

Lalu ia menyuapi Taehyung, juga dirinya.

Tiba-tiba Taehyung tersedak. Sigap, Yerin memberikan air mineral. "Aduh. Maap, Mas. Aku kegedean kah nyuapin potongan rotinya?"

Taehyung menggeleng, "Aku ngunyahnya kecepetan."

Yerin melihat ke depan. Sekolah Taerin hampir sampai, ia menoleh ke kursi belakang. "Taerin, ayo cepet dihabiskan. Udah mau sampe ke sekolah."

"Iya, Mah."

Tak lama Taehyung berhenti di depan sekolah Taerin. Anaknya turun dan berjalan memasuki sekolahnya. "Taerin sekolah dulu, Pa, Ma. Assalamualaikum."

Mereka membalas sapaan Taerin. "Waalaikumsalam, Cantik."

Dan lalu Taehyung mengantarkan istrinya menuju tempat kerjanya.

Dalam perjalanan Yerin agak panik, takut Taehyung terlambat karena nganterin dia dan Taerin dahulu.

"Mas, kalo kamu telat gimana dong?" paniknya.

"Gapapa," ucapnya santai. "Paling bayar denda, setahun aku cuman sekali dua kali telat, jadi tenang aja."

Juga tak lama Yerin sampai di depan tempat kerjanya. Wanita itu melangkah turun dari mobil namun Taehyung menahannya.

"Ada apa?"

"Aku suka dunia kita bertiga. Tapi kalo Taerin ada ade, pasti lebih seru." ucapnya tiba-tiba ke topik itu.

Yerin mengernyit dan tertawa kecil, "tiba-tiba banget ngomongin ade buat Taerin."

Taehyung menggeleng dan mengecup kening Yerin, "nanti aku jemput, telpon ya."

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Sehangat ini keluarga kecil mereka.

THE REAL END

######

AN

ahaaay taehyung kode molo. ayeeey selesai yang ini 🎉

makasii yang uda baca:") aku sengaja selesein yg ini lebih dulu karena nanggung. abis ini aku bisa fokus sama yang sowon sama eunhaaaa

mohon dilirik juga sapa tau suka ehehee.

200624 - virficoni

math. (jung yerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang