Beginning

110 2 0
                                    

Tokyo,Japan

Riuh orang - orang menggema berusaha mengalahkan musik yang memekakkan telinga, belum lagi dengan dentingan gelas - gelas yang berbenturan kala mereka bersulang menambah suasana ramai dan sedikit rusuh.

Khusus malam ini,klub elit yang ada di lantai dasar sebuah hotel bintang lima ini di sewa untuk merayakan pesta keberhasilan perusahaan.

Atasan mereka Oh Sehun adalah seseorang di balik rencana ini.

Setahun sekali mentraktir karyawannya sendiri tidak akan membuatnya bangkrut kan?!

Sudah sekitar dua tahun lelaki itu menjalankan salah satu perusahaan yang masih bernaung dibawah Oh Group Holding milik keluarganya di Tokyo.

Hidup di sebuah kota metropolitan membuatnya biasa dengan kehidupan malam dan hingar - bingar kenikmatan dunia.

Selama kekayaan ada ditanganmu maka apapun yang kau butuhkan akan datang dengan sendirinya padamu.

-

"Shin Yuri, kau bisa pulang?" teriak salah satu perempuan yang duduk satu sofa dengan mereka.

Wanita yang merasa namanya dipanggil menoleh dengan mata berat, kesadarannya mulai menipis.
"Itu...aku bisa menelpon dri...ver," ucapnya dengan sesekali menggelengkan kepala.

Sungguh kepalanya terasa berputar sekarang, tapi walau begitu tangannya masih saja menuangkan tequila pada gelas beningnya.

"Yak! Shin Yuri berhentilah! Pulang saja!" seru seorang pria sembari merebut gelas yang hampir menyentuh bibir wanita itu.

"Kembalikan! Daichi kembalikan!" sembur Yuri memajukan tubuh menggapai gelasnya.

Malam semakin larut dan dan sepanjang mata memandang hanya terlihat beberapa orang saja yang masih bertahan dengan kesadarannya sedangkan sebagian besar yang lain sudah tergeletak tak sadarkan diri.
Diantara mereka bahkan ada yang menggerutu dan melantur tidak jelas, seperti Shin Yuri.

Dirinya bangkit keluar dan menghubungi telpon layanan.

Di waktu yang sama seorang pria terlihat berjalan keluar melewati pintu kaca putar sambil melirik arlojinya.

Kesadaran pria itu masih terbilang utuh, walau mulutnya sudah dicekoki bergelas - gelas wine. Pria tersebut dengan cepat masuk pada sebuah mobil yang terparkir di depan pintu keluar.

"Akira-kun langsung ke apar..."
BLAAM!!

Sehun sontak menoleh pada seseorang wanita yang baru saja menutup pintu mobil dengan kasar lalu duduk disebelahnya bersandar sambil memejamkan mata.

Wanita itu memijit dahinya lalu membuka mata dan menemukan pria dibalik kemudi menoleh padanya.

"Kau driver yang kupanggil kan...cepat pulang ke.." ucapannya terpotong saat mengikuti arah pandang sopir tersebut dan menemukan pria di samping nya.
Yuri menyipitkan mata dan mendekat pada pria itu.

"Aaah...maaf. Tapi sebaiknya kau cari driver lain, aku sedang terburu - buru!" seru Yuri di depan wajah Sehun.

"Nona.." perkataan Akira terhenti saat Sehun menggangkat tangan mengisyaratkannya untuk diam.

"Kau mirip bosku yang sombong itu,cih..." gumam Yuri lalu terkekeh dan menyandarkan kepala ke belakang.

Pandangan Sehun berkelana di sepanjang tubuh gadis itu, menelisiknya tajam.

Pakaian yang dikenakan gadis itu cukup mengganggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian yang dikenakan gadis itu cukup mengganggunya. Hanya sebatas sebuah dress ketat merah terusan dengan kedua tali tipis di bahu sedangkan panjangnya yang terlihat saat dia duduk sekarang tidak lebih dari setengah pahanya.

 Hanya sebatas sebuah dress ketat merah terusan dengan kedua tali tipis di bahu sedangkan panjangnya yang terlihat saat dia duduk sekarang tidak lebih dari setengah pahanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aish, kau tidak mau turun?! Yak! Cepat antarkan aku ke alamat yang sudah kukirimkan," tukas Yuri merasakan mobil yang ditumpanginya tidak kunjung berjalan.

Sang sopir melirik ke arah Sehun bingung.
"Ke apartemenku," ucap Sehun pelan.

Sepanjang perjalanan Yuri sibuk mendesah merasakan pusing yang mendera sesekali memijit kepalanya dan berganti - ganti posisi duduk, membuat Sehun setengah mati menahan diri untuk tidak meneriakki gadis itu. Alih - alih memaki, pria itu justru mencari sisi positifnya.

Wanita yang serampangan bergerak itu justru membuatnya bisa melihat lekuk tubuhnya dari berbagai sudut.

Sehun tidak menampik wanita yang tidak ia kenali itu sangat memukau dengan riasan tipis dan rambut yang sudah tidak tertata rapi. Tubuhnya bahkan patut diacungi jempol dan yang pasti membuatnya menahan nafsu yang mendadak bangkit.
______________________________________
So...... Apa yang akan mereka lakukan di apartement Sehun? Apakah Sehun sanggup menahan nafsunya saat berhadapan dengan gadis itu?

Jangan lupa vote dan comment!!

AlcoholicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang