Part 2

55 1 0
                                    

Pagi menjemput, keadaan di kamar yang sebelumnya selalu rapi sekarang sepanjang mata memandang yang dapat disimpulkan adalah berantakan.

Baju dan dalaman yang tercecer di lantai, belum lagi dengan satu bantal dan guling yang jatuh.

Seorang wanita tampak menguap dan perlahan membuka kelopak matanya. Pandangan pertama yang ia tangkap adalah atap ruangan yang berwarna abu, matanya membuka semakin lebar dan hatinya menjadi was-was.

 Pandangan pertama yang ia tangkap adalah atap ruangan yang berwarna abu, matanya membuka semakin lebar dan hatinya menjadi was-was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri berusaha keras bertumpu pada sikunya untuk duduk dan mengernyit merasakan pusing melanda kepalanya. Sepertinya efek pesta semalam.

Tunggu! Bukan hanya pusing yang ia rasakan, namun tubuhnya. Apa yang ia lakukan kemarin hingga sekarang sekujur tubuhnya terasa sakit dan nyeri?
Sebentar!
Dimana dia sekarang?
Bukan. Ini bukan kamarnya ataupun kamar apartemen Haruka.

Mengabaikan segala bentuk kesakitan yang dideranya, Yuri membuka selimut dan terkejut mendapati tubuhnya polos. Gadis itu bahkan menjatuhkan rahangnya saat mendapati tanda ungu di berbagai sudut tubuhnya.

Tidak mungkin! Ya Tuhan katakan ini hanya mimpi dan cepat bangunkan aku. Kepalanya menoleh kemana - mana, mengedarkan pandangannya ke isi ruangan.

Suara gemericik air dari balik pintu coklat itu sampai di telinganya membuatnya sadar ini bukan sekedar mimpi. Ini sungguh terjadi.

Dengan gerakan cepat wanita itu turun dari ranjang dan seketika merasakan perih di organ intimnya.

Ya Tuhan, apa aku benar - benar sudah gila?! Umpat Yuri dalam hati.

Bukan waktunya untuk merutukki kebodohannya, wanita itu lekas memunguti dress dan celana dalamnya. Memakainya cepat dan melirik mencari tasnya. Wanita itu menyambar tas kulit di atas lantai sekaligus heelsnya lalu menenteng keduanya di tangan. Berjalan mengendap - endap lalu...

CEKLEK!

"Kau sudah bangun," suara itu mengejutkannya. Tubuhnya menegang seperti terkena serangan jantung dan ia tidak berani berbalik.

Wanita itu memutuskan kembali melangkah menuju pintu.
Sehun menggosok kepalanya dengan handuk lalu tersenyum sinis menghampiri wanita itu.

"Berhenti nona," suara bass itu makin mendekat. Yuri mempercepat langkahya dan meraih handel pintu.

"Kau mau pulang dengan pakaian seperti itu?!" ujar Sehun sembari membalikkan tubuh Yuri.

Wanita itu terkejut dengan sentuhan tangan di bahu polosnya dan refleks berbalik lalu tambah menganga dengan apa yang dilihatnya.

Seorang pria bertelanjang dada dan keadaannya sama dengan yang ia dapati pagi tadi. Di sepanjang dadanya terukir bercak ungu hasil cumbuan. Apakah dia yang melakukannya?

Namun kejutan hari ini tidak berhenti sampai di situ.

Andwe! Aku benar - benar sudah gila! Itu atasannya! Si pria sombong nan dingin yang hanya hobi berbicara ketus dan sisanya mengeluarkan amarah.

AlcoholicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang