Part 4

27 1 0
                                    

"Jadi dia hamil?" ucap Sehun tidak percaya, walau begitu air mukanya terlihat biasa saja dan justru cenderung senang.

Pria di hadapan Sehun diam - diam menyipitkan mata melihat respon Sehun.

"Katakan padaku kenapa kau tiba - tiba meminta bantuanku agar mengikuti Shin Yuri? Apa hubunganmu dengannya?" selidik Jongin serius pada Sehun.

"Kau tahu persis hubunganku dengan wanita itu hanya sebatas atasan dan bawahan saja, paling tidak hingga detik ini," kekehan Sehun mengundang kecurigaan Jongin lebih jauh.

Instingnya yakin bahwa ada yang tidak beres dengan keduanya.

"Hingga detik ini?" ulang Jongin.
"Sehun, aku sudah cukup terkejut kau mau menghadiri pesta dari orang yang tidak kau kenal baik. Dan tambah terkejut saat ternyata orang kuselidiki itu adalah tunangan Park Chanyeol. Katakan sekarang," tegas pria yang lebih tua itu.

"Kami melakukannya," dua kata singkat yang diucapkan Sehun membungkam Jongin. Pria itu mencerna baik - baik kalimat yang di dengarnya.

"Kau gila!" Kim Jongin menatap Sehun tidak percaya.
"Tidak, kau pasti bercanda,"
"Aku menghamili seorang gadis. Apa itu terdengar seperti lelucon bagimu,"
"Dan kau yakin itu anakmu?"
"Aku pria pertama untuknya," ucap Sehun yakin.
" orangku terus mengawasinya sejak kejadian itu. Jadi tidak ada kemungkinan lain selain fakta yang kau curigai," terang Sehun santai.

Jongin tertawa remeh mendengar serentetan kalimat yang diucapkan Sehun tanpa beban sama sekali.

"Sulit dipercaya. Bukankah biasanya kau selalu bermain aman," protes Jongin.
"Urus sendiri masalahmu. Jangan libatkan aku," Dengan gerakan cepat Jongin bangkit dan meninggalkan ruangan Sehun.

Pria itu hanya menatapnya datar, sama sekali tidak terkejut oleh respon temannya. Jujur saja, setelah kejadian itu dia begitu terpikat oleh Shin Yuri dan selalu terbayang - bayang moment panas mereka.

Bagaimana wanita itu terbuai dengan sentuhannya, suara gadis itu yang mengalun lembut di telinganya serta tatapan kaget Yuri ketika mendapati bahwa dia tidur dengan bosnya sendiri.

Dan juga ada yang lebih penting dari itu, Sehun,dia merindukan gadis tersebut.
-

Tokyo , Japan

Tiga hari pasca pesta pertunangannya, Shin Yuri kembali pada kesibukannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan multinasional di Jepang.

Oh Daesang Inc, merupakan anak perusahaan dari Oh Group Holding yang berpusat di Seoul, Korea.

Oh Daesang Inc adalah perusahaan besar yang menangani bidang property dan konstruksi yang sudah tersohor namanya hingga ke pelosok negeri.

Semua ulasan tentang perusahaan ini akan kau temukan di internet, termasuk dengan pria tampan nan dingin yang duduk di belakang meja direktur utamanya.

Oh Sehun

Mengingat bahwa pria itu adalah atasan tertinggi di tempatnya bekerja, membuat Shin Yuri enggan untuk memasukki gedung ini.

Wanita yang baru saja memarkirkan mobilnya itu tampak diam di depan lift. Wajah Yuri selalu berputar di pikirannya sejak kejadian itu dan otomatis saat mengingatnya maka tangannya akan refleks menyentuh bagian perutnya dan mengusapnya.

"Yuri-a! Kau sudah datang?!" teriak Haruka yang datang dari belakang. Wanita yang disapanya itu hanya mengangguk sambil tersenyum simpul.

Lift yang mereka tumpangi berhenti di lantai satu dan terbuka. Salah seorang wanita di dalam lift itu terkejut dan langsung membungkukkan badan.

Namun tidak dengan seorang wanita lagi masih menunduk sambil melamun.

"Yul," bisik Haruka menarik perhatian Yuri.

Keduanya membungkuk untuk beberapa detik lalu kembali mengangkat tubuh.

Shin Yuru gadis itu sontak melebarkan matanya melihat sosok Sehun tepat di hadapan mereka. Pria itu berjalan masuk bersamaan dengan wakilnya yang kebetulan bertemu di depan.

Tatapan Sehun yang tajam sedetik kemudian turun ke tubuh gadis itu,tepatnya bagian perut.

"Kita bertemu lagi nona Shin," kalimat itu membuat Yuri merinding.
"Ne" jawab Yuri datar.
"Bagaimana keadaanmu?" pria itu tidak membalikkan badan terlebih menatap Yuri, membuat wanita itu sedikit lega karena Sehun tidak menyadari ekspresinya yang kaget luar biasa.

Sedangkan Haruka dan seorang lain disana hanya diam, tidak tahu apa arti percakapan dengan bahasa korea itu.

"Biasa saja, Sajangnim"
"Kapan kabar baiknya kuterima?" Sehun melontarkan kalimat implisit yang membuat Yuri berpikir sejenak.

"Jika yang kau maksud adalah pernikahanku. Maka kami akan akan menikah tiga bulan lagi," balas Yuri mengundang dengusan remeh Sehun.

Lift berhenti dilantai tujuh, begitu pintu terbuka Haruka lebih dahulu mengangkat kaki dan berpamitan pada dua pria di sana.

Shin Yuri melangkah keluar melewati Sehun yang tiba - tiba saja memegang tangannya namun tidak sampai sedetik dengan sekali sentakan gadis itu menepisnya.
--

Beberapa hari setelah pertemuan mereka di lift keduanya tidak pernah saling bertemu kembali. Berhempus kabar bahwa sehari setelah peristiwa itu sang direktur utama dipanggil pulang ke Korea oleh ayahnya, membuat Yuri bisa menghembuskan nafas lega untuk sementara.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, tidak biasanya wanita itu sudah rapi di pagi weekend . Dengan dress berwarna blue sky lengan panjang dengan motif floral dan rambut yang diikat,memperlihatkan lehernya yang putih dan jenjang. Wanita itu tampil lebih fresh dibanding hari - hari yang lalu.

Semalam dia sudah banyak berpikir dan keputusannya matang untuk ia realisasikan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam dia sudah banyak berpikir dan keputusannya matang untuk ia realisasikan hari ini.

Shin Yuri menyambar kunci mobil dan dengan segera melangkah keluar. Perjalanan yang diperlukan hanya sekitar dua puluh menit untuk sampai di klinik yang lebih mirip rumah ini.

Wanita itu masih berdiam diri di dalam mobilnya dan menatap ragu bangunan itu. Perasaannya kembali abu-abu, perlahan tangannya menyentuh perutnya yang masih rata.
Perasaan itu menyeruak kembali, kehangatan yang menyelimuti benaknya saat menyadari ada kehidupan yang bergantung padanya.
Namun juga coba ia tolak kehadirannya.

Shin Yuri mengenyahkan semua pikiran - pikiran yang membuatnya kembali lemah. Janin ini akan terus tumbuh dalam rahimnya, dan inilah keputusannya untuk menghentikan perkembangan itu. Dengan langkah mantap Yuri turun dari mobil dan berjalan menuju pintu utama klinik tersebut.

"Aku takkan mengecewakan keluarga ku dan Chanyeol" bisik Yuri menguatkan tekadnya.

AlcoholicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang