enam

12 5 0
                                    


Sudah seminggu ini aku tidak bertemu pria itu. Misterius dan aneh. Setelah kejadian di rooftop. Kejadian itu. Memberikan semangat baru dalam diriku. Tidak semua orang mengharapkan aku mati. Ku kerjakan semua pekerjaanku dengan teliti. Kali ini tak ada lagi kesalahan, pak Sam tidak bisa semena-mena denganku lagi.

Ku buka beberapa file milik target. Aku mengetahui semua rencana busuk pak Sam. Kalian pasti mengira aku mendukung mereka, kan? Tidak, aku hanya berusaha setia dan professional. Ku buka beberapa file lain. Mataku tertuju pada file yang berisi data seorang anak. Ren Evoliando. Satu-satunya remaja yang berhasil kabur hidup-hidup. Aku akan menemukanmu!?

Kugarap beberapa file. Beberapa target sudah berhasil dilumpuhkan. Hanya perlu beberapa langkah lagi, pak Sam akan menguasai Estonia. Langkah demi langkah yang ku buat selama ini sukses. Mungkin itu alasan pak Sam tidak bisa memecat ataupun membunuhku. Akulah yang membuatnya menjadi menteri. Ya, aku orangnya. Terkadang aku bangga atas apa yang telah kubuat. Namun, beberapa hal membuatku membenci diri dan pekerjaanku ini. Ahh, setidaknya aku tidak sefrustasi itu. Aku bisa melewatinya. Aku kuat. Harus kuat. Aku rindu ibu. Mungkin ku telepon saja. Setidaknya, aku harus memastikan ia aman.

Tiiitt tiitt tiiitt. Nomor yang anda tuju-‘

Aku mencengkeram ponsel cemas. Ibu tidak bisa dihubungi, apakah ibu sesibuk itu? Sudah lama aku tidak mengunjungi mereka, mungkin ini saat yang tepat mengunjungi mereka!  Akan ku minta izin pada pak Sam. Aku makan dulu lah.

Ku langkahkan kaki menuju meja dipojok kafetaria. Seporsi nasi dengan semangkuk sup siap makan kubawa diatas nampan. Tak lupa, seduhan teh hangat yang membuatku ingin segera menyantapnya. Aku menyukai aroma teh, menenangkan. Kududuki bangku itu dan mulai memakan makananku dengan lahap.

‘srekk’

Bangku didepanku ditarik. Tak biasanya ada orang yang mau makan denganku. Dulu, Alex yang biasanya makan bersamaku, namun kini entah bagaimana, aku tak mau pusing memikirkannya. Tohh, dia juga bukan siapa-siapaku lagi.  Aku tak memedulikan orang itu. Aku terus memakan makananku.
“Rakus.” Komentarnya. Hey, siapa dia yang berani mengomentari aku!? Kutatap orang yang duduk didepanku ini.

UhukUhuk’ Aku tersedak makananku sendiri. Memalukan! Mau ditaruh dimana mukaku sekarang, hmm.

“Bodoh!” ucapnya sambil menyodorkan minum padaku. Huft, lebih baik. Kutatap orang itu dalam-dalam. Ia sibuk memakan makanannya, heii! Aku diabaikan.

“Sebenarnya siapa kau?”

“Kenapa? Kau sudah berterimakasih waktu itu.”

“Tidak, aku hanya tidak pernah melihatmu saja. Dan yahh, kau mencurigakan.”

“Dasar bodoh! Mau kuberitahu sesuatu?”

“Apa? Aku tidak bodoh yaa, eh?”

“Kau itu pintar dan bodoh secara bersamaan tau! Oiya, Jangan mudah percaya orang lain. Itu saran dariku. Aku sudah selesai, pergi dulu, bye!” ia berdiri dari bangku dan melenggang pergi. Ia misterius, sudahlah Vi, lupakan orang itu. Fokuslah bekerja mulai sekarang! Segera kuselesaikan makanku. Selesai makan, aku menuju ruangan pak Sam. Kuketuk tiga kali lalu kubuka pintu ruangan itu.

“Kerja bagus, kututup teleponnya.”tutupnya melihat kehadiranku. “Ada apa?”

“Tuan, saya ingin meminta cuti untuk beberapa hari.”

“Kenapa? Tidak biasanya?”

“Saya hanya rindu keluarga. Sudah lama aku tidak kesana.”

“Hmm, melihat kerjamu bagus, aku ijinkan. Tapi hanya tiga hari. Tidak lebih!”sembari tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

light in the darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang