Chapter 5

14 0 0
                                    

Ryandrey Morel

Rose POV
Semuanya tampak gelap, ikatan itu menutup pemandangan mata Rose, tubuhnya sudah tak sanggup melawan. Jangankan berteriak, meluruskan kaki saja tidak kuat. Perjalanan terasa begitu panjang, Rose pun tertidur.

Dengan mata tertutup, terdengar suara-suara berat, tertawa kencang yang memberikan kesan seram. Menahan rasa takut, Rose pun memutuskan untuk tetap pura-pura tertidur.

Mobil itu mengerem kencang, tanda berhenti total. "bawa dia turun!" perintah seseorang dari luar mobil. "baik!" jawab pria yang berada disampingnya.
Rose hanya diam, tak berni melawan. Hatinya berharap semuanya akan baik-baik saja atau seseorang akan datang untuk membantunya.

Dentuman musik yang kencang, membuat Rose dapat menebak dimana dirinya berada. Yap, bar.
Masih dengan tangan terikat, mulut di plaster dan mata ditutup ia didudukkan di kursi yang terasa empuk dan merasakan ada seseorang yang duduk di samping kirinya.

Rose kebingungan dengan apa yang sedang terjadi diluar pemandangannya saat ini. Dan sesorang pun berbisik sambil membuka ikatan pada mulut dan tangan Rose, tetapi tidak matanya.
"aku mengerti posisimu, nikmati saja atau kau akan mati" terdengar bisikan seorang wanita disebelah kirinya.
Rasa ingin tahunya pun bertambah, yang masih ia rasakan hanyalah demtuman musik yang kencang.

Mencerna perkataan wanita tadi yang dia mengerti posisi Rose, ia merasakan kalau wanita yang menemaninya ini bukanlah orang jahat. ia pun akhirnya memberanikan diri untuk melepaskan penutup mata yang selama ini menghalangi pemandangannya.
Dan benar saja ia sedang berada di salah satu ruangan khusus sebuah bar yang ia sendiri tak tau lokasinya.

Memutuskan untuk membunuh rasa penasarannya ia pun bertanya "umm, apa kau sama denganku?" -Rose
"yah, seperti itulah lebih kurangnya" jawab wanita itu kurang ramah.
"aku akan diapakan?" balas Rose berani.
"kau akan diperlihatkan pada pemilik bar dan akan dijadikan 'pekerja wanita' sepertiku." ucapnya enteng sambil berdiri menarik tangan Rose masuk kedalam sebuah ruangan yang ada disebelah ruangan yang mereka tempati sebelumnya.
"pakai ini" perintah wanita itu kepada Rose.

Ia menerima saja dan kesulitan , karna belum pernah mengenakan pakaian yang sangat terbuka seperti ini sebelumnya.

Bar semakin terasa dingin, ia mengusap bahu dengan kedua tanganya. Rose pun dituntun berjalan ke ruangan yang tadi, tetapi wanita tadi langsung berlalu begitu saja
"hey, kau akan kemana?" tanya Rose menahan tangan wanita tadi dengan sedikit gemetaran.
"aku akan meninggalkanmu disini, semoga kau mendapatkan klien yang baik, karna aku tau kau orang yang baik juga" balasnya tersenyum lembut sambil mengusap tangan Rose yang menarik tangannya tadi.

Tak mengerti apa yang terjadi, Rose hanya terdiam dan membiarkan wanita tadi pergi dan menutup pintu. Rose sempat mencoba untuk mengejar, tapi ditahan oleh bodyguard berbadan kekar yang mungkin sengaja diutus untuk menjaganya agar tak kabur. Rose pun pasrah dan kembali masuk ke dalam.
.
Tak lama kemudian masuk dua orang bodyguard lagi dengan membawa sebuah nampan berisikan sandwich dan segelas minuman yang tampak seperti soda lemon.

Rose tetap mencoba melawan, " hey akan kalian apakan aku?" ucapnya sedikit meninggikan nada, saat berdiri dan berjalan cepat menghampiri mereka.
"tenanglah sayang, kau pasti akan menikmati ini" ucap salah satu dari mereka sambil memegang dagu Rose yang langsung ditapisnya dengan kesal.

Mereka tersenyum smirk "makanlah ini sayang, kau pasti lapar" balas salah seorangnya lagi sambil meletakkan nampan tadi diatas meja. Yang pasti tidak akan di gubris oleh Rose. Melanjutkan cerita yang sepertinya belum habis, kedua orang berbadan tegap tadi pergi meninggalkan ruangan.
.
Gelisah karna terlalu menahan diri, muncul ide di benaknya. Rose membuka pintu dan menghampiri penjaga pintu yang sangat sangar tadi.
"hey, aku ingin buang air, tolong antar aku ke toilet!" ucapnya percaya diri.
"didalam ada toilet, kau tak perlu keluar" balasnya singkat. Yang membuat Rose tambah berdecak kesal. Lalu kembali masuk sambil menghentak-hentakkan kaki.

"ck! Aku harus bagaimana?! dimana-mana ada pria kekar, jika aku berusaha kabur, maka akan memperkeruh keadaan" pikirnya mengomel.
.
.
Setengah jam berlalu, Rose pun merasa semakin lelah dan meringis.

'tuhan.. apa ini? Aku ingin belajar, bukan jadi pelacur! Mengapa kau beri aku hal-hal bodoh seperti ini? Bagaimana keadaan Setta? Apa dia akan baik-baik saja tanpaku? Jujur dia satu-satunya yang kumiliki tuhan! Kumohon jaga dia..'

Ucap lantang batin Rose, dan mulai jatuh tetes demi tetes airmata yang sedaritadi tertahan di kelopak mata. Ia memeluk tubuhnya dan terus menangis hingga tertidur.
.
.
.
Disisi lain
Terlihat sebuah ruangan yang gelap dan didominasi merah itu menjadi sorotan.
"bos, dia masih belum memakan makanan itu, kita harus bagaimana?" ucap salah satu bodyguard.
"biarkan saja, nanti juga menyerah" gema suara berat itu terdengar seperti serigala yang mencium aroma mangsanya.

Buncit, pria paruh baya, rambutnya yang hitam mulai bercampur dengan putih, tidak lupa topi bulat dan sepatu kulit ciri khasnya. Duduk melipat kaki dan menyunggingkan bibir.
" berikan wanita itu pada Ryan" tambahnya sambil tersenyum puas.
"baik bos" balas anak buahnya sigap.
.
.
.
.
Haus, tanpa disadari saat terbangun Rose meminum soda yang ada didepannya. Dan benar saja seperti ada sesuatu didalamnya, setelah beberapa saat Rose merasakan ada yang aneh, tubuhnya terasa bergetar dan... panas.
.
.
.

Ryan POV
Sudah masuk tahun kedua ia kehilangan Fenny, wanita yang meninggalkannya demi seorang anak yang mereka dambakan. Ryan selalu menyempatkan berkunjung ke makam sekali sebulan, lalu menghibur diri dengan bermain bersama miras.

Bukan untuk pertama kali ia diminta untuk bermain bersama "mereka" juga. Ryan adalah pria yang baik, ia tidak akan melewati batas dengan seorang wanita yang tidak ia cintai.
.
Ryan memarkirkan mobil sport mewahnya didepan bar yang kini dikelola oleh ayahnya. Berjalan masuk dan segera diantar ke ruangan yang telah disiapkan. Saat memasuki ruangan tersebut, Ryan dikagetkan saat wanita yang ada didalam ruangan tersebut berjalan kearahnya dengan sempoyongan dan menabraknya dengan wajah yang merah padam
"ahh, ma-maafkan aku tuan," ucapnya terbata-bata.
"apa kau mabuk sebelum aku hm?" goda Ryan
"maaf tuan aku tidak mabuk" jawab wanita itu dan segera kembali duduk dan menutup wajah dengan kedua tangannya.

Ryan pun ikut duduk dan mulai meminum cocktail yang sudah disiapkan pelayan yang masuk sebelum dia datang. memejamkan mata menikmati dinginnya ruangan, dan terbesit perkataan bodoh oleh dirinya sendiri
'ehh, kenapa dia berbeda dengan yang sebelumnya?' batin Ryan ikut berargumen.

'ahh, tidak-tidak Ryan.. lihatlah dia, terlihat masih sangat muda' balas batinnya yang satu lagi.

'hey, apa masalah usia bagimu sangat rumit?' tantang batinnya yang satu lagi

'lalu apa kau tertarik dengan wanita lain selain Fenny?' sesaat itu pula Ryan merasa aneh, panas dan keinginan lebih untuk terus meminum cocktailnya.
Dan
.
.
.

Rose POV
'hey itu dia pria yang akan menyelamatkan mu!' seperti sesuatu yang berbisik di telinga Rose.

Ia segera bangkit dari ketidaksadarannya dan menabrak seseorang karna ketidakseimbangan tubuhnya.

'aaarrghh, malunya akuuu' batin Rose berteriak saat pria itu menjawab seperti godaan yang memalukan.

'kenapa sangat panassssh?' batinnya menggebu

"shhh angghhh.." keluar ucapan aneh dari mulut Rose yang mengejutkan pria disebelahnya itu.

"uhm, apa kau baik-baik saja? Kenapa wajahmu begitu merah? Apa kau sakit?" tanya lembut pria disebelahnya.

Entah aliran mana yang mengalir di darah Rose saat itu, Pandangan pria ini membuatnya jatuh, terpana akan dalamnya tatapan itu.

Tanpa sadar, sebuah tangan mendarat di keningnya, membuatnya terkejut dan semakin bergetar, perasaan apa ini? 'Terus sentuh aku ku mohon..' batinnya menggebu lebih dari yang sebelumnya.

Dan seolah mengerti apa yang diisyaratkan mata Rose, terasa sesuatu yang besar memegang tengkuknya dan sesuatu yang kenyal mendarat dibibirnya.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose & Setta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang