Chapter 3

70 13 6
                                    

"hei gadis manis!
Keberuntungan ada ditanganku! Hahaha!"
"bag.. Bagaimana kalian bisa ada di sini?" jawab Rose gelagapan.

"itu tidak urusanmu! Sekarang ayo ikut kami!" ucap salah satu pria dan langsung menarik tangan Rose yang segera diikuti Setta, untuk turun dari bis, dan tidak lupa ia membawa lagi barang² yang sudah diletakkan ditempat peletakan barang.

Susah payah mereka turun dengan beban juga ditarik paksa oleh bodyguard² kejam tadi.

"kalian pikir kalian bisa kabur dari kami? Hoh tidak semudah itu sayang!" ucapnya membuat kedua gadis itu merinding.

Mereka ditarik sampai ke sebuah gudang tak jauh dari terminal. Mereka didudukan di kursi sambil diikat dengan tali. Mereka tak bisa melepaskan diri karna ikatan dari pria itu terlalu kuat.

"aduh! Sakit! Lepaskan kami!" akhirnya Setta sanggup berteriak.
"lepaskan katamu?! Bawa sini uang untuk membayar hutangmu gadis manis. Atau salah satu dari kalian akan ku jadikan selir bosku. Hahaha!" ucap salah satu pria, sambil mencolek dagu Setta.

"cih!" ucap Setta mangalihkan pandangan.

Tak lama, terdengar suara sepatu berjalan kearah mereka. Sangat creepy.

"akhirnya aku mendapatkan kalian gadis-gadis" ucap pria sangar yang datang kerumah semalam sambil mengembangkan senyum smirknya.

"kami tidak akan menyakiti kalian. Tapi detik ini juga kalian harus memberiku 950euro dengan bunganya. Jadi kau harus membayar 1425 euro." ucapnya seditail itu seperti moneylover.

'jika aku berikan sertifikat tanah kebun, maka setta akan mendapatkan uang saku dari mana? Jika aku memberikan sertifikat rumah, maka nanti jika kami balik ke desa, akan tidur dimana?' Rose berpikir keras.

"hei?! Apa kau masih berpikir?! Bukankah aku sudah memberikan waktu dari semalam?!" teriak pria itu membuatnya panik.

"sudah ku bilang bukan? Aku tidak suka menunggu! Dasar gadis murahan!" ucapnya keras menampar pipi Rose.

"kakak!" teriak Setta, tak bisa membantu karna tangannya yang juga terikat tali.

"hei manis, bagaimana kalau kau ikut dengan kami? Kau akan tinggal dirumah mewah, diberikan fasilitas mewah. Itu akan mengasyikan sayang." ucap salah satu bodyguard seperti kurang belaian yang selalu memanggilnya sayang.

Rose hanya meringis.

"kau masih tidak memberikannya?! Baiklah kalau begitu ikut dengan ku kerumah bos! Hahaha!" ucapnya makin lantang.

Ditariknya Rose dengan kuat.
"awh! Sakit!" rintih Rose kemudian
"tu..tunggu dulu" ucap Rose pada salah satu bodyguard yang menariknya. "baik baik! Kau bisa membawaku. Tapi biarkan aku bicara sesuatu dengan adikku sebentar" ucap Rose tegas.

Rose pun dibiarkan berjalan kearah Setta tanpa melepaskan ikatannya.
"kakaak.." ucap Setta sambil menangis. Rose dengan sulitnya meraih wajah Setta yang sudah sembab karna menangis.

"setta dengarkan kakak. Kamu harus tetap hidup, bagaimanapun caranya.. Kamu harus tetap sampai di universitas tanpa kakak, kamu harus terus belajar.. Ambil saja jatah uang saku kakak dari hasil perkebunan. Jadilah wanita yang tangguh, berteman, dan berkencan seperti yang lainnya.. Kakak pasti akan menemukanmu sayang, jangan menangis lagi. Kakak sudah membayarnya. Kakak menyangimu setta.." ucap Rose terisak sambil mencium kening sang adik.

"kakak.. Aku tak ingin berpisah denganmu" isak Setta.
"aku yakin kamu bisa sayang.. Adik kakak kuat kan?" tatap Rose lekat pada Setta.

Tak sempat Setta menjawab Setta- "aah!! Kalian lama sekali! Aku seperti menonton drama saat ini! Sudah ayo pergi!" ucap bodyguard yang tadi mengantarnya pada Setta.

"baik kita pergi. Tapi bukakan dulu tali yang mengikat adikku." tegas Rose padanya.

"hadehh, dasar! Menyusahkanku saja" umpatnya sambil membukakan tali yang mengikat kaki dan tangan Setta.

Rose yang sudah dibawa oleh bodyguard lainnya dan keluar dari gudang. "kakak..!" Setta langsung saja berlari mengejar kakaknya. "kakak jangan pergii..!" teriak Setta dari dalam gudang.

Tentu saja tak terkejar karna mereka sudah pergi dengan mobil yang berlalu sangat cepat. Meninggalkan Setta dengan sangat berantakan terjatuh meratapi kepergian kakaknya.

Hiks
'bagaimana aku akan melaluinya?'
'bagaimana rose tega pergi meninggalkanku?'
'ah, tidak pasti dia memiliki alasan mengorbankan dirinya untukku'

Hiks

Batin Setta tak berhenti berkata-kata. Selalu meratap dan juga menguatkan.

'ya aku harus bisa hidup seperti biasa. Aku akan mengabulkan permintaan mom, dad, dan rose'
.
.
.

---------------------------------------------
Tetep stay, dan tinggalkan jejak kalian di story ku ini~
Trimakasii 💕

Rose & Setta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang