❝We're in a very weird and strange relationship.❞
Bae Joohyun bersaksi, bahwa kisahnya dengan Kim Taehyung sudah berakhir dan tidak ada lagi yang dapat membuat simpul benang merah mereka kembali terjalin.
Akan tetapi, kehamilan Joohyun mengubah sega...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi kau benar-benar akan menikahinya? Minggu depan?"
Joohyun hanya dapat mengangguk kecil seraya menyeruput kembali coklat panasnya. Selesai itu, ia kembali menatap Seulgi seraya menyodorkan dua undangannya di atas meja. "Ini undanganmu dan Jimin. Cecunguk itu menyuruhku untuk tetap memberikan dua kartu undangan pada kalian karena katanya kau adalah temanku, makanya kau mendapat undangan sendiri." wanita itu mendesis, "Padahal kau satu rumah dengan Jimin. Kenapa dia hobi sekali buang-buang uang, sih?"
Seulgi, wanita dengan rambut yang diikat tinggi itu menggeleng cepat. Ia kembali mendekatkan tubuhnya pada meja, "Tapi kau benar masalah..." ucap Seulgi menggantung lalu melirik pada perut Joohyun yang tertutup baju rajut hangat berwarna coklat.
"Ya, aku benar hamil anaknya."
"Dan dia tidak menginginkan anak darimu?" anggukan dari Joohyun berhasil membuat kedua belah bibir Seulgi yang terlapisi lipstik terbuka lebar. "Bagaimana kau tahu itu?"
"Dia meninggalkan pill KB untukku dan mengungkit masalah pill KB saat penandatanganan kontrak. Kurasa itu sudah cukup jelas untuk menjabarkan semuanya."
Joohyun dapat melihat tarikan nafas kawannya yang tergesah-gesah. Pipi bundar wanita itu merona dan Joohyun tahu sekali bahwa itu bukanlah akibat blush on yang ia kenakan tadi sesaat touch up. Ohoho, tentu saja. Performa si Kim cecunguk itu memang jauh lebih baik dari blush on merek apapun di seluruh dunia.
Seulgi mendenguskan napasnya, "Jika kau berniat membakar tubuh Taehyung di malam pertama kalian nanti, aku akan siap menunggu di depan hotel membawakan minyak tanah dan korek api untukmu."
"Jangan sebut nama cecunguk itu di depanku. Itu membuat jiwa psikopatku muncul." cibir Joohyun. "Tapi aku sangat suka dengan tawaranmu, Seul. Akan aku hubungi kau di mana hotel kumenginap nanti."
Wanita itu kembali menegak coklat panasnya hingga habis, lalu mengedarkan pandangannya pada suasana luar jendela yang tampak semakin sepi semenjak hari semakin larut. Tidak ada apapun yang melintas dalam benaknya. Hanya kosong, namun Joohyun dapat merasakan peningkatan rasa emosional di dadanya.
Ah, apa mungkin ini karena kehamilannya?
"Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah bercerai dengannya?" tanya Seulgi yang mengundang wanita itu kembali menepatkan maniknya pada sepasang mata segaris itu.
Ia tersenyum, "Pergi jauh-jauh dari Korea dan melahirkan anakku seorang diri di sana."
"Kau benar tidak berniat memberitahu dia soal anak yang dikandungmu?" tanya Seulgi hati-hati yang dibalas anggukan cepat oleh Joohyun.
"Tidak."
"Kau yakin?" tanya Seulgi meyakinkan, membuat Joohyun kembali mengangguk.
Gelagat Joohyun sangatlah tenang. Wanita itu hanya menatap sisi gelasnya yang terlihat kontras noda lipstik merah muda miliknya sembari sesekali tersenyum kecil. Sangat berbanding terbalik dengan Seulgi yang kini menyender pada punggung kursi dengan nafas yang tampak terengah-engah. Netra kucingnya itu menyapu ke setiap sudut ruangan, berusaha-sebisa mungkin-untuk tidak mengabsen nama-nama hewan kebun binatang khusus untuk lelaki bernama Kim Taehyung itu.