"Maafkan aku, Yah"
"membunuh ibumu, hampir membunuh kakakmu, kau pikir masih bisa penghargaan semacam ini membuatku senang? tidak berguna"
"aku minta maaf Ayah, aku tidak bisa menjadi sempurna di mata Ayah"
"Kita semua tau, gak ada manusia yang semp...
Tubuh Jaemin limbung saat mendapat tamparan yang kali ini tak main-main. Sudut bibir Jaemin hingga menampilkan darah akibat tamparan itu.
"Untuk apa kau ikut lomba gak berguna itu?! Kau itu ikut yang sedikit lebih berguna tau?! Lihat Renjun!! Jaemin!! Mendongak!!"
Jaemin yang tadinya menunduk takut ia paksakan untuk mendongak sesuai perintah ayahnya. Ayahnya menunjukkan banyak piala olimpiade Renjun, dimulai dari bidang matematika tingkat sd, smp, sampai sma, jangan lupakan olimpiade bahasa yang juga didapatkannya selama tingkat sd, smp, sma.
Kalau dipikir-pikir, memang Renjun terasa sangat sempurna di mata semua orang. Termasuk Jongsuk dan Jaemin, "sudah lihat? Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa seperti kakakmu. Kadang aku menyesal membesarkan anak pembawa sial sepertimu"
Jaemin kembali menunduk, takut dan marah menjalar di hatinya. Ia marah pada dirinya sendiri, kenapa harus ia terlalu bodoh untuk ayahnya? Kenapa ia harus dilahirkan di keluarga ini?
Air matanya perlahan menetes, tapi segera ia hapus, ayahnya tak perlu soal dirinya yang rapuh---ah....bukan ayahnya akan semakin benci padanya yang rapuh dan lemah.
"Pergi kau dari hadapanku" dingin Jongsuk.
Jaemin masih diam, hingga dia menunduk hormat pada ayahnya. Kemudian pergi dari ruangan yang kini baginya adalah neraka. Jaemin terlalu takut untuk kembali masuk kesana.
Deg!
"Ah....Na, maaf aku--" belum selesai kalimat Mirae berlanjut, Jaemin sudah pergi meninggalkannya, tak peduli lagi pada apa yang akan dikatakan Mirae.
Gadis itu cukup gugup tadi, setelah mendengar semua perbincangan Jongsuk dan Jaemin. Mirae penasaran saat Seungyoun memberi tahu bahwa Jaemin akan ikut lomba bakat tingkat kota.
Mirae memutuskan untuk mengejar Jaemin. Namun, belum sempat mengejarnya dengan baik, Mirae menemukan sebuah kertas jatuh di dekat pintu rumah. Mirae membuka gumpalan kertas itu, itu surat izin untuk lomba itu, untuk orang tua.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Eomma....tolong ya....kasihan Na--eh Jaemin" mohon Mirae mengikuti langkah ibunya yang sedang mencuci piring di dapur.
"Bantuin itu cuci piring! Kamu itu" celetuk Hyojoo malah menitah anaknya yang tengah berusaha membantu temannya. "Rae, dengerin Eomma, Jaemin gak diizinin pasti ada alasannya"
Iya, sepuluh menit lalu Mirae meminta ibunya yang menandatangani surat itu tanpa sepengetahuan Jongsuk. "Bukan lah Eomma....Jaemin itu jago nyanyi, Eomma....tolong....kasihan Jaemin pasti sangat butuh juara itu"