🤓 | 2

3.1K 450 38
                                    

"Mereka mengerjaimu lagi?"

Hueningkai membersihkan bekas kotoran yang menempel di wajah kekasihnya itu pelan. Ya, baru saja Soobin mendapat jatah makan siangnya. Apalagi kalau bukan telur busuk.

"Seperti yang kau lihat... Si cupu ini baru memakan makan siangnya." Jawabnya acuh sambil sesekali membenarkan kacamatanya.

"Cih, kau ini memang bodoh. Kenapa tidak melawan?" Hueningkai terfokus pada kedua mata Soobin yang kini menatapnya dalam. Entah mengapa, masih menjadi pertanyaan mengapa mata Soobin begitu indah.

"Sudah sepantasnya si cupu ini tidak melawan, mereka membenci karna si cupu ini memacari pangeran sekolah yang sempurna..."

Plak

Tamparan yang bisa dibilang tidak terlalu keras itu mengenai pipi Soobin yang baru saja sembuh dari jerawat.

"Berhenti merendahkan dirimu sendiri tuan muda." Ucap Hueningkai penuh penekanan. Lalu mengakhiri kegiatan bersih - bersihnya. Soobin hanya bisa tersenyum samar.

"Baiklah, ayo masuk ke kelas. Berikan tanganmu!" Hueningkai mengulurkan tangannya. Soobin yang memahaminya tersebut langsung menyambar uluran tangan Hueningkai.

"Ahhh kau semakin berat, gendut." Ucap Hueningkai setelah membantu Soobin berdiri. Ia tahu, kekasihnya itu sulit berdiri karena kelebihan berat badan.

"Hehe, terimakasih..."

Lalu mereka berjalan menuju ruang kelas. Jika kalian membayangkan seperti apa Soobin dan Hueningkai, jawabannya adalah seperti angka 10.

Cupu ; SOOKAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang