"Lia, aku lapar!"
Untuk ketiga kalinya aku menggerutu kesal meminta makan saat cacing-cacing dalam perut menjerit keras meminta makanan. Lia, pelayan pribadi yang sejak setengah jam yang lalu masih belum selsai saja memakaikan gaun padaku.
"Tolong tunggu sebentar lagi, nona." Jawab Lia ketiga kalinya juga di tengah-tengah mengikatkan tali gaun dipunggungku.
Sejak setengah jam yang lalu aku berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan dan akan kena pukul Lia jika ketahuan bergerak. Ini merepotkan! Siapa yang berani menciptakan gaun untuk wanita sih?
Aku ingin pakai celana!!
Namaku Charlotte Albrecht, seorang putri dari Duke sekaligus seorang Perdana Mentri dari Kekaisaran. Sejak dilahirkan kembali kedunia ini, aku lahir dengan membawa ingatan seorang gadis berusia 19 tahun dari dunia lain.
Sebelum bisa menggerakkan tubuh dengan lebih leluasa seperti sekarang, aku menyadari dan menemukan fakta bahwa diriku terlahir kembali ke dalam dunia game yang sedang populer dikalangan para remaja saat itu.
Bukan menjadi tokoh utama wanita atau antagonis di kebanyakan komik atau novel, aku bereinkarnasi menjadi seorang gadis figuran yang bertugas untuk membuat salah satu pemeran utama pria terlihat menonjol. Tentunya pria itu tak lain adalah adik tiriku sendiri.
Mati dibunuh adik tiri sendiri karna kurangnya perhatian yang didapat hingga menimbulkan kecemburuan yang berlebih membuatnya berani bertindak nekat dengan memberi racun pada minuman kakak tirinya yang tak lain putri kandung dari ayah angkatnya. Diriku sendiri.
"Sudah selsai,"
Lia berucap dengan nada tinggi sambil menatap tubuhku bangga karna telah berhasil memasangkan gaun yang sebegitu rumitnya pada tubuhku. Benar-benar deh, aku sudah hampir seperti mannequin pakaian miliknya saja.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku langsung berlari keluar dari kamar menuju meja makan yang berada di lantai bawah berniat untuk membungkam semua cacing imut yang sudah kelaparan setengah mati di dalam perutku.
Salah satu pelayan yang berdiri disamping pintu kamar langsung membukakan pintu berwarna coklat keemasan yang menjulang tinggi di depan membuatku yang tengah berlari langsung jatuh terpental kebelakang.
Sesaat dapat kudengar pekikkan kecil Lia dibelakangku karna schock melihat gaun yang susah payah dirinya pakaikan jadi rusak dalam sekejap. Dia malah menghawatirkan gaun yang aku pakai kusut dan rusak bukannya keadaanku.
Dasar pelayan biadab!!
"Kau tak apa-apa, Callie?"
Saat pintu kamar terbuka, terlihat seorang pria tinggi tengah berdiri di depan pintu membuatku yang tengah berlari langsung menubruk tubuhnya dan langsung terpental jatuh kebelakang dengan pantat mendarat lebih dulu.
Carlson Albrecht adalah namanya. Yup, ayahku. Melihat putri kesayangannya yang jatuh dan meringis kesakitan membuat Carlson panik tak karuan dan langsung menghampiriku cepat. Dia mengucapkan maaf berulang kali sambil membantu berdiri dan menanyakan dibagian mana tubuhku yang sakit.
"Perut!"
Carlson terdiam, menaikkan sebelah alisnya dan mencoba mencerna apa yang baru saja mulutku katakan dengan otak bodohnya itu.
"H-hah?"
Aku menggerutu kesal, "Ish! Aku lapar ayah! Perutku sakit, aku mau makan!!"
Lagi-lagi Carlson terdiam sebentar sebelum gelak tawa yang menggelegar miliknya menyusul, mengisi ruangan hingga menggema. Dasar, anaknya tengah kelaparan malah ditertawakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was Reincarnated Into A Game.
Teen FictionAku bereinkarnasi menjadi putri dari seorang Adipati dalam sebuah otome game dan berperan menjadi gadis figuran yang dibunuh adik tiriku sendiri dengan racun. Aku tidak mau berakhir mati dengan cara menyedihkan seperti itu! Bagaimanapun caranya aku...