.
.
.Suara samar dari dentingan jam mulai terdengar, jendela kamar yang tirainya lupa di tutup mempertontonkan jatuhnya hujan di luar sana, selimut sudah jatuh ke kaki tanpa di sadari, saat ia membuka mata gelas kosong di atas laci adalah hal pertama yang ia lihat, lalu ada jam weker kecil berbentuk kura kura disana, memberi tahunya Waktu saat oksigen sempurna memasuki otaknya
Jam 2 dini hari
Tubuh tingginya di bawa bangun saat mata itu berkelana pada sekeliling ruangan yang gelap, mencoba mencari seseorang yang sebelumnya mengisi posisi bantal guling di antara kedua lengannya, tapi tidak ada siapapun, kecuali kenyataan pintu kamar yang sedikit terbuka, membuat sebuah cela untuk cahaya di luar sana masuk dalam bentuk garis lurus
Seungwoo menggosok wajahnya dengan telapak tangan, mencoba mengusir kantuk yang sepertinya tidak terpuaskan, lantai kamarnya dingin saat kedua kakinya dibawa berjalan ke arah jendela, menutup gorden yang sudah terbuka sejak pagi hari sebelumnya
Gelas kosong di atas laci ia bawa saat pintu kamar di buka perlahan tanpa menimbulkan bunyi decitan, kamar kamar yang ia lewati masih dengan pintu tertutup, sama seperti terakhir kali ia lihat sebelum pergi tidur, yang berbeda adalah ruang tengah yang lampunya menyala meski ia ingat sekali sudah mematikannya
Dan ia jelas tahu siapa pelakunya, saat dilihat punggung sempit yang amat ia kenali sedang duduk di sofa panjang sambil menatap ke luar jendela, kedua lututnya di peluk sementara kepalanya bersandar disana dengan posisi miring, sweater berwarna pink soft yang anak itu gunakan mengingatkan Seungwoo pada permen kapas yang amat di sukai Dongpyo
Arah kakinya lantas berbelok menuju dapur, meletakkan gelas kosong di atas meja tanpa orang lain sadari, menggantinya dengan dua mug berwarna biru dan kuning bergambar dua anak bebek, tiga sendok bubuk coklat masuk ke setiap gelas sebelum diseduh, suara hujan tidak terdengar begitu jelas tapi dinginnya terasa setiap ia bernafas
Ketika dia kembali posisi anak itu masih sama, hanya badannya yang kadang di goyangkan maju mundur, seperti mainan pinguin yang di jual di pinggir jalan, mungkin kedinginan
Saat kedua mug di letakkan di atas meja kaca refleks anak itu menoleh, wajahnya terkejut sejenak tapi kembali seperti biasa dengan cepat, ia bergeser sedikit memberi jarak ketika yang lebih tua duduk disampingnya, kakinya di ubah duduk bersila di atas sofa abu abu
ada senyum kecil saat tangannya yang kurus menggapai coklat panas yang baru diseduh, tanpa sapaan atau ucapan terima kasih, Seungwoo hanya menatapnya saat cairan kental itu di tiup di bibir mug, sebelum disambut lidah kecil yang warnanya sama seperti permen kapas yang tadi diingat Seungwoo
"Kenapa duduk disini saat jam tidur?"
Itu pertanyaan pertama Seungwoo setelah beberapa saat, kakinya di silang sementara ia ikut menikmati minumannya sendiri, juga pemandangan di luar jendela kaca yang rendah, angin malam dengan hujan deras dan sesekali kilat membuat di luar terang sesaat, menjelaskan bayangan pohon di kaca jendela
"Aku terbangun, tidak bisa tidur lagi" jawabnya masih dengan mug coklat di depan bibir, nafasnya saat bicara membuat uap coklat yang hangat mampir ke pipinya yang putih, ia terlihat nyaman
Seungwoo mengangguk tanda paham, minumannya kembali di letakkan di atas meja, kepalanya bertumpu pada telapak tangan di sandaran sofa, masih menatap anak dengan celana pendek yang sepertinya benar-benar kedinginan, sisa hangat dari telapak tangan yang memegang mug di gosokkan ke kaki yang terbuka, Seungwoo berdiri sekedar menggapai kain di laci tv yang sempat di tinggalkan wooseok, lalu menyelimuti tubuh bagian bawah anak itu yang terbuka, yang muda tersenyum kecil sebagai ucapan terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
baby pyo || Seungpyo
أدب المراهقين"seungwoo sayang semua orang" kata seungwoo "dongpyo satu satunya yang seungwoo sayang" kata semua orang . . . BxB