Chapter 5

2.6K 254 9
                                    

Secretum

Baekhyun memandang lurus menatap pemandangan di balik jendela kaca di pagi yang berbeda ini. Gadis bermata bulan sabit itu sama sekali tak menyangka jika dirinya benar-benar berakhir dengan berada di tempat sejauh ini dari jangkauan ibunya.

Setidaknya Jepang merupakan negara yang cukup baik untuk suasana hatinya saat ini. segelas cokelat panas menjadi temannya pagi ini. Sisa-sisa musim dingin masih terasa meskipun kelopak bunga sakura telah mengubah suasana.

Sebenarnya, Baekhyun sudah tidak ingin lagi untuk meratapi nasib. Dia bukan seorang yang mudah mengeluh akan apapun masalah yang sedang ia hadapi. Lebih kepada kebiasaannya untuk tak suka berbagi masalah dengan orang lain. Karena menurutnya sebuah kepedihan tidak akan selayak sebuah senyuman untuk ia bagikan kepada orang-orang yang ia kenal.

"Menikmati pagimu?" Sapaan hangat dari bariton milik seseorang yang sudah cukup tidak asing untuknya membuyarkan lamunan paginya. Gadis itu tersenyum hangat menyambut seorang pria berperawakan tinggi dengan pakaian formalnya yang secara tidak langsung mengatakan jika pemiliknya bukanlah orang sembarangan. Secangkir cafein berada di tangannya.

"Selamat pagi Ahjussi" Baekhyun sama sekali tidak tau jika sapaan paginya lengkap dengan seulas senyum hangat miliknya nyatanya mampu membangkitkan semangat pria itu setelah sebelumnya beberapa kali pria tersebut sempat mengeluh akan rencana paginya yang terganggu oleh beberapa agenda meeting khas orang dewasa.

"Selamat pagi Baekhyunie" Adalah Chanyeol. Seorang pria yang beberapa waktu terakhir telah terdaftar pada list orang-prang terdekat Baekhyun. Pria itu pula lah yang menjadi alasan si mungil bisa berada di negeri sakura ini.

"Kurasa cafein di pagi hari tidak cukup bagus untuk kesehatan lambung anda tuan" Chanyeol terkekeh sebelum menyesap cafein pekat miliknya meskipun kalimat peringatan dari si kecil telah terlontar.

"Siapa yang mengajarkanmu kalimat menggemaskan seperti itu?" Menariknya dua manusia berbeda jenis itu sudah tak secanggung dari waktu-waktu sebelumnya.

Baekhyun membalasnya dengan lengkungan cantik di kedua maniknya akibat sang pemilik yang mengulas senyum lebar. "Baekhyunie baru saja menghubungi Mommy" Lantas gadis itu terdiam. "Maksud Baekhyun.. Eomma"

"Itu bagus" Baekhyun terdiam ketika Chanyeol mengusak puncak kepalanya. Kemudian matanya terfokus pada pahatan sempurna paras pria yang diam-diam begitu ia kagumi tersebut. Memperhatikan bagaimana mata indah itu sibuk mengamati bait per bait tulisan yang tercetak pada koran di tangan, serta kerutan pada kening yang sesekali terlihat dan justru membuat pemiliknya terlihat lebih menawan.

Chanyeol bukan tipe seorang pria yang tidak sadar pada sekitar ketika ia terfokus pada satu hal. Ia tau ada seseorang yang memperhatikan dirinya, lantas ketika ia memutuskan untuk menolehkan kepala pada si mungil, raut terkejutnya cukup menghibur.

Tangannya kembali tergerak untuk memberikan usakan lembut pada pucuk kepala gadis itu. Dan kerjapan polos yang menjadi respon atas tindakannya nyatanya mampu membuat desiran halus yang sejak lama ia rasakan semakin terasa. "Sore ini setelah Ahjussi menyelesaikan pekerjaan Ahjussi di sini, kita akan berpindah ke Tokyo. Kau boleh berjalan-jalan di sekitar sini selagi menunggu Ahjussi kembali. Biar Yuta yang menemanimu" Baekhyun hanya tersenyum dan mengangguk. Sejujurnya dalam hati ia merasa tidak enak pada pria dewasa di depannya ini. Chanyeol ke Jepang untuk urusan pekerjaan, tetapi pria itu justru harus kerepotan sebab membawanya ikut ke negeri sakura ini.

"Apa ahjussi akan berangkat setelah ini?" Chanyeol mengangguk, melanjutkan kegiatannya untuk menyesap secangkir kopi di temani dengan koran pagi berada di genggamannya.

"Lantas kenapa hanya minum kopi?" saat ini mereka sedang berada di cafe yang terletak di lantai dasar Hotel yang mereka tempati. Gadis itu tak lagi menunggu respon dari yang lebih dewasa untuk segera bangkit menuju stand makanan yang ada disana. Beruntung cafe disana menyediakan semuanya secara lengkap dan siap saji sehingga ia tak perlu memesan terlebih dahulu. Si mungil itu dengan telaten menyusun beberapa lingkar pancake dan menuangkan madu di atasnya. Setelahnya ia kembali berkutan dengan beberapa buah segar siap santap yang ia susun rapi di atas piring.

SecretumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang