6 || What Happens to Us

7K 1.4K 168
                                    

Ketika seseorang memutuskan untuk melarikan diri, sebenarnya ada setitik harap bagi mereka untuk dikejar, untuk ditahan dan juga untuk di tarik kembali, demi meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja meski tetap ditempat. 

.
.
.

Ada begitu banyak yang Hyunjin ceritakan pada langit yang tengah ia tatap. Dan bahasa yang ia gunakan untuk bercerita hanya tertuang dalam manik bening yang berkedip beberapa kali sambil menengadah keatas. Hyunjin ingin lelahnya didengar, setidaknya oleh objek-objek dunia seperti bintang dan cakrawala. Beribu pertanyaan yang belum terjawab. Tapi Hyunjin hanyalah tipe anak yang tidak suka bertanya dan membiarkan seluruh pertanyaan itu tak memiliki jawaban sampai ia mati.

Seperti saat ini, ketika netranya bertemu dengan sosok bernama Han yang tengah mengaduk mie instan dengan tatapan kosong. Seorang pria memakinya—masih karena insiden tenda yang nyaris ia bakar—namun Han tak menjawab dan terlihat tidak tertarik sama sekali.

"Dia seperti robot," monolog Hyunjin pelan.

Hyunjin ingin bertanya. Mengapa Han seperti itu. Hyunjin juga orang yang acuh mengenai tanggapan orang lain terhadapnya, tapi Jisung berbeda. Dia benar-benar kosong seakan-akan tak ada roh yang mengisi raganya. Namun lagi-lagi, pertanyaan tersebut hanya ia simpan untuknya sendiri. Terkadang mengetahui banyak hal juga tidak terlalu bagus.

"Kemana perginya si Lino dan si pendek itu?" Chan mengambil tempat di samping Hyunjin sambil menyerahkan sebuah cup mie instan. Pemuda bernama Chsn ini adalah pemuda dengan gaya paling norak yang pernah Hyunjin temui. Hyunjin cepat-cepat menaruh salah satu kardus untuk menutupi Ryujin yang tengah tertidur. Semata-mata agar Chan tidak menggoda gadis itu lagi seperti yang ia lakukan beberapa waktu belakangan ini.

"Pakaianmu," ujar Hyunjin sambil mengaduk mie tersebut. "Apa tidak ada yang lain?"

"Kenapa memangnya?" Tanya Chan balik.

Hyunjin memandang sekujur tubuh Chan dengan tatapan miris. Jaket kulit berwarna merah menyala dengan dalaman kaos super ketat yang sudah robek sana sini. "Kau seperti akan pergi ke Club malam."

"Ya aku memang berniat kesana sebelum insiden ini terjadi."

Hyunjin sudah tidak terkejut lagi. Dari caranya menggoda Ryujin tadi saja dia sudah tau Chan adalah manusia yang sudah biasa dikelilingi wanita. Bahkan Hyunjin bisa membayangkan pemuda dihadapannya ini meliuk-liuk di dalam ruang remang penuh orang-orang mabuk dan lampu disko yang memusingkan kepala.

"Sejak kapan kau narkolepsi?" Tanya Chan hati-hati. Namun bukannya jawaban, yang Chan terima hanyalah senyap. Mungkin ia sudah salah bertanya.

Keadaan terlalu kacau balau untuk memikirkan hal yang pelik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan terlalu kacau balau untuk memikirkan hal yang pelik. Namun sudah berjam-jam Woojin termenung mengingat pergerakan air yang ia ciptakan sendiri tanpa sadar beberapa jam lalu. Ia membuyarkan lamunannya tatkala sang ibu mencoba untuk bangun. Woojin pun bergerak membantu.

stray society ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang