7 || Nine People

6K 1.4K 284
                                    

Kesendirian adalah hukuman dari ketidakpercayaan terhadap orang lain.

.
.
.

Felix hanya bisa tidur sekitar dua jam. Dari pukul sembilan sampai ia terjaga lagi dan melirik jam di ponselnya ternyata masih pukul sebelas. Bahkan ini belum sampai tengah malam--tapi Felix sudah kehilangan selera untuk kembali terlelap. Apalagi Felix sangat sensitif akan suara ketika ia tidur. Dan disini keadaannya masih ribut. Suara bayi yang menangis dari tenda sebelah, keributan para petugas keamanan dan dengkuran di sana sini.

Felix menyapu pandangnya ke sekitar. Semua yang berada ditenda yang sama dengannya sudah terbang ke alam mimpi masing-masing dan tidak berkutik sedikit pun.

“Mereka tidur atau mati?” Decih Felix.

Normalnya orang-orang saat ini sangat kelelahan dan membutuhkan tidur untuk mengisi kembali energi mereka. Tapi Lee Felix butuh minum jika ia tak bisa tidur. Biasanya ia akan mabuk sampai tidak sadarkan diri. Tapi kemana ia harus cari bir maupun alkohol di situasi seperti ini?

Ia pun berisiatif keluar dari tenda untuk mencari hal yang paling dibutuhkannya tersebut. Tadinya ia berniat mengambil salah satu minuman dari minimarket yang sudah setengah hancur tak jauh dari situ. Tapi saat ia ingin masuk sejumlah petugas keamanan melarangnya. Dengan alasan bangunan tersebut bisa runtuh lagi.

Felix mendecak kesal.

“Kau mau minum? Setidaknya aku punya soju.” Suara itu sukses membuat Felix berbalik badan.

Maniknya bertemu dengan seorang pemuda yang tengah memegang dua botol soju di tangannya.

“Felix adalah nama yang keren,” ujar pemuda itu sambil meneguk soju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Felix adalah nama yang keren,” ujar pemuda itu sambil meneguk soju.

Felix tak menjawab. Tadi pemuda ini lebih dulu yang memperkenalkan diri. Ia bilang namanya Jeongin. Sebenarnya Felix tak begitu peduli. Tapi Jeongin menanyakan namanya, mau tak mau Felix memberitahu Jeongin.

“Kau sendiri?” Tanya Jeongin lagi.

Felix mengangguk. Anggap saja begitu--batinnya. Padahal ada Chan serta yang lain bersamanya, ia hanya malas bicara.

“Aku bersama temanku Chaeryoung. Sekarang dia sedang tidur,” ungkap Jeongin lagi.

Namun Felix tak kunjung menanggapi. Membuat Jeongin merasa seperti sedang bicara seorang diri. Kepalanya mulai pusing padahal dia baru minum dua teguk. Sementara Felix sama sekali tidak terlihat mabuk sedikit pun. Jeongin pikir mungkin Felix sudah biasa minum. Berbeda dengannya.

Baru saja Felix ingin meneguk minumannya lagi, suara kepakan burung yang bergemuruh menghentikan pergerakannya. Ia melihat ke langit yang gelap--meskipun samar, bisa ia lihat segerombol hewan bersayap itu terbang dengan cepat ke arah berlawanan.

stray society ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang