'PLAK!'
"Cewek sialan!! Berani-beraninya kamu deketin Pangeran kelas kita!"
"Dasar cabe!"
"Bisanya mainin hati cowok ya ternyata..."
"Kelakuan kayak ulet, dasar cewek jalang!"
'BRAK!'
Badanku lemas... Rasanya ingin pingsan, mau sampai kapan mereka menyiksaku?
Salah satu anak berdiri di depanku, ia menjambak rambut dan menampar pipiku hingga lebam.
'Sakit... Rasanya sakit...'
"Hei, wanita penggoda! Dengar baik-baik perkataanku! Jangan sekali-kali kau berani mendekati pangeran kami! Wanita ampas kayak kamu nggak pantes bersanding sama pangeran!"
"... Tapi kalau kamu bersikeras mendekati mereka... Tangan ini, tak segan-segan untuk menghabisimu asal kau tahu..." lanjutnya dengan tatapan mengintimidasi.
Wanita di depanku sudah bersiap untuk kembali menampar pipiku, namun tangan itu berhenti bergerak karena ditahan oleh sesuatu dari belakangnya.
Ia kesal dan segera memutar kepalanya agar dapat melihat orang yang menghentikannya. Namun setelahnya ia terlihat terkejut.
"Iie, dia tak akan menjauh dari kami... Karena dia JAUH lebih berharga daripada kalian semua"
Raut wajah mereka ketakutan, warnanya terlihat pucat.
Aku tak dapat melihat dengan jelas, tapi aku mendengar suaranya... Itu Mao-kun... Dia menyelamatkan aku?
"I-isara-kun?!"
"A-ano! Biar kami jelaskan!!"
Mao-kun mendekatiku, menggendongku dengan kedua tangannya, lalu ia berkata, "Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi"
"Camkan ini baik-baik, aku benar-benar kecewa dengan teman sekelas yang memiliki perilaku seperti itu dengan teman lainnya. Kalian lebih busuk dari sampah. Keegoisan kalian hanya akan membawa petaka. Jadi aku mohon, tolong perbaikilah sifat kalian... Permisi," ucapnya tegas.
Setidaknya itu yang terakhir kudengar dari Mao-kun, karena setelahnya aku sudah tak sadarkan diri.
❈❈❈❈❈
"Dimana ini?"
'Ugh, kenapa kepala ini rasanya sakit...'
"[Name]-san!! Kau sudah sadar?" tiba-tiba Akehoshi-kun berada di sampingku.
"Ah... Akehoshi-kun, aku ada dimana?" tanyaku kebingungan.
"Ini di UKS, tadi kau luka-luka dan tak sadarkan diri. Jadi kami membawamu kesini," balas Hidaka-kun.
"Luka-lukamu juga sudah diobati oleh Hokke" lanjut Akehoshi-kun.
Ah iya, aku ingat sekarang... Tadi pagi sepertinya aku dilabrak oleh teman sekelas ku yang merupakan fans fanatik para Pangeran kelas.
"Terima kasih banyak, Hidaka-kun! Akehoshi-kun!"
Mereka berdua hanya membalasnya dengan anggukan kecil, namun masih terlihat bahwa mereka mengkhawatirkan aku.
"Nee, Hidaka-kun... Mao-kun dimana?"
Mereka berdua terdiam, saling memandang satu sama lain. Seperti tak ingin memberitahu diriku perihal mengenainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
『 Error ▪ Isara Mao 』
RomanceHari demi hari telah terlewat dengan cepatnya, hingga tak terasa bahwa 10 tahun tak dapat kita lewati bersama. Kamu bukanlah orang yang dulu pernah kukenal, jarak antar kita semakin jauh... Tapi, mengapa aku masih harus memiliki perasaan yang sama...