"Siapa lagi yang mau ikut lomba berburu harta karun?" tanya Souma sebagai ketua kelas tengah berbicara di depan kelas.
"Berapa orang yang dibutuhkan per kelas?" tanya balik Jun.
"Disini tertulis 2 orang, ada yang berminat?"
"Kanzaki, aku..." seru Koga sambil mengangkat tangannya.
"Oh kamu-"
"...ga tertarik ikut," lanjut Koga.
"AWOAKWOAK!" Kelas seketika ramai dengan gelak tawa para murid yang menertawakan sang ketua.
'TRAK'
"Mampus!"
Souma mengeluarkan katana-nya, lalu menyodorkannya dihadapan kelas, "AdA yaNG MaU dIteBaS?" serunya.
"AMPUN KANJENG RATU!!!"
Mao yang mendengar keributan di kelasnya segera menengahinya dengan mengalihkan perhatian, "Kanzaki, aku ikut!" Ucapnya lantang.
"Oh... ah, Iya!" Souma cengo mendengar suara Mao yang penuh dengan penekanan. Namun segera ia hiraukan dengan menulis namanya dipapan tulis.
Besok merupakan hari Sports Festival. Yaitu lomba yang diadakan sekolah dengan bertemakan olahraga, dengan melombakan perwakilan antar kelas.
"Kalau begitu aku juga ikut!"
"Eh, Hidaka-dono... Baiklah!"
"Teman-teman semua! Dengan begini seluruh formasi lomba kita sudah terisi! Bagi yang besok tidak melakukan lomba sekalipun, dimohon untuk tetap datang dan mendukung kelas! Kita harus tunjukkan pada kelas lainnya, kalau kita tak akan kalah dalam kehadiran! Kita harus See more..."
Dari ujung kelas diam-diam, [Name] dan Yuuki mengobrol berdua, "Pak ketu mulai deh pidatonya, bikin ngantuk... HOAAM..." seru Yuuki.
"..."
"Lah [Name], kok diem sih diajak ngobrol..."
"Zzz..."
"Yeu! Malah tidur duluan!! Siapa yang ngantuk, siapa yang tidur!" Ucap Yuuki seraya menggoyang-goyangkan badan [Name] untuk bangun.
"Ishh, apa sih... Ngantuk tau..."
"Itu Isara-kun senyum ke kamu!!"
[Name] terlonjak kaget dan bangun dari posisi tidurnya, "Mana senyum?!"
"Uso dakedo... Pfft- Wah wah... Ternyata ada yang gamon ya~" ucap Yuuki seraya menggoda [Name].
"E-eh?! Di-diam ah!!" Muka [Name] berubah menjadi merah padam. Yuuki tertawa puas. Sedangkan Mao yang melihatnya dari samping bangku hanya kebingungan.
'KRIIINGGGG!!!'
"Yatta! Pulaaaang!!!"
Para murid bergegas bangkit dari bangkunya dan keluar kelas dengan teratur. Sedangkan Souma yang sebenarnya masih ingin melanjutkan pidatonya, harus terpaksa berhenti karena temannya sudah sebagian pulang.
"Gua do'ain kelas ini kalah aja dah ah! Cape!" Terdengar suara keputusasaan dari sang ketua kelas.
"Sabar ya, Kanzaki... Emang kelas jahanam ini..." Balas Ibara menepuk-nepuk bahunya. Dan diakhiri dengan ketawa mereka berdua yang memecah samudra.
❈❈❈❈❈
Tak terasa matahari sudah bersiap untuk terbenam. Hari ini rasanya cepat sekali berlalu. Apalagi aku hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa.
Hari ini tidak ada pelajaran. Semuanya sibuk mempersiapkan diri untuk kelangsungan lomba esok hari. Namun karena aku tak terdaftar menjadi peserta, jadi aku hanya bermalas-malasan saja di kelas.
Paling juga aku hanya bertugas menjadi penyemangat tim kelas untuk esok.
❈❈❈❈❈
'KRIIINGGGG!!'
Bel sekolah telah berbunyi, [Name] segera membereskan barang-barangnya dan beranjak pergi dari kelasnya. Ia terpaksa pulang sendirian, karena Yuuki sedang sibuk mengurus keperluan esok, tentu saja karena ia termasuk penanggung jawabnya.
Tepat saat [Name] keluar dari gedung, ia melihat sepintas ada Hokuto yang tengah berdiam diri ditengah taman sekolahnya sambil duduk.
Merasa penasaran, [Name] segera menghampiri pria bersurai hitam-kebiruan itu. "Hei, sedang apa?" tanya sang gadis.
"..."
"Heyyy! Hokuto Hidaka-kun!"
Terlihat sang pria yang terkejut, ia segera menolehkan kepalanya ke sumber suara. "Ah, maaf..."
"Ada apa? Gugup untuk esok?" tanya [Name] lagi.
"Tak ada, hanya sedang bimbang karena suatu hal..." lanjut Hokuto.
"Apa itu? Kalau mau cerita saja," balas [Name], "Siapa tau aku bisa membantu..."
Hokuto menghembuskan nafas panjang, "Kalau begitu duduk saja dulu," tanpa perlu mengatakannya lagi, [Name] segera duduk disebelahnya.
"Um, begini... Bagaimana menurutmu kalau kamu menyukai seseorang namun dia malah cinta dengan sahabat dekatmu?" tanya Hokuto.
Sekilas [Name] berpikir, "Cinta ya... Seumur hidupku, cinta itu adalah hal yang paling rumit, yang paling susah dijelaskan, sekaligus hal yang aku benci."
"Karena cinta, hatiku dibuat senang, karena cinta juga hatiku dibuat sedih. Benar-benar hal yang paling menyebalkan... Rasanya lebih baik aku tak pernah merasakan rasa ini," balas [Name].
"Namun dalam kasus Hokuto-kun, sepertinya aku tak bisa memberi nasihat atau pun solusi. Ikutilah kata hatimu, kau memilih perempuan yang kau sukai, ataukah pertemanan kalian."
Hening sejenak, hingga Hokuto mengeluarkan suaranya lagi.
"Hey, bagaimana menurutmu bila aku menyatakan perasaanku padanya, setidaknya aku ingin dia tahu perasaanku..." balas Hokuto.
[Name] cengo, "Waah! Hokuto-kun kau sangat gentle, hebat!! Kalau bagimu itu tak masalah, mungkin itu lebih baik."
"Baiklah, aku akan mencobanya... [Name]-san, aku ingin bicara sesuatu padamu." Seru sang pria.
[Name] bingung, "Eh? Bukannya dari tadi kita sudah berbicara?" tanyanya.
"Yang ini serius."
"Eh baiklah..."
Hokuto mensejajarkan tubuhnya dengan sang wanita, ia lalu berkata, "[Name]-san, aku menyukaimu. Apa kamu mau menjadi pacarku?" tanya Hokuto berusaha setenang mungkin.
[Name] mengerjap, jadi yang sedari tadi dibicarakannya adalah [Name]? Seorang [Full Name]? Tidak mungkin...
"Ja-jadi, maksud-mu... A-aku.."
Hening, tak ada jawaban dari kedua pihak selama kurang lebih 1 menit.
"Ma-maaf... Tapi aku..."
"Isara ya?"
"Eh?"
"Karena Isara bukan? Kau menyukainya kan?" Tanya Hokuto lagi.
[Name] bingung harus menjawab apa, ia hanya mengangguk singkat.
"Kenapa?" ucap sang pria.
"Apanya yang kenapa?"
"Kenapa kamu masih menyukainya, sedangkan dirinya hanya terus-menerus menyakitimu..." lanjut Hokuto menatap nanar kepada [Name].
"Entahlah, sudah kukatakan bukan. Alasannya hanyalah satu, karena ini adalah 'cinta', aku sendiri tidak mengerti kenapa aku masih berusaha mempertahankan rasa ini..." balas [Name].
Hokuto hanya tersenyum melihat kalimat yang keluar dari bibir sang gadis, ia menepuk singkat pucuk kepalanya.
"Baiklah, aku mengerti perasaanmu... Tapi kamu harus tahu, [Name]. Perasaanku ini bukan main-main, aku hanya enggan melihatmu yang terus-menerus menampakkan muka sedihmu hanya karena seorang lelaki. [Name], aku akan menerima kamu apa adanya. Jadi mulai saat ini, tolong jangan segan padaku, aku akan selalu terbuka buat kamu," tuturnya dengan senyuman singkat.
_______________
![](https://img.wattpad.com/cover/208869011-288-k819147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
『 Error ▪ Isara Mao 』
Roman d'amourHari demi hari telah terlewat dengan cepatnya, hingga tak terasa bahwa 10 tahun tak dapat kita lewati bersama. Kamu bukanlah orang yang dulu pernah kukenal, jarak antar kita semakin jauh... Tapi, mengapa aku masih harus memiliki perasaan yang sama...