DUA

8.9K 130 3
                                    

~~°°SELAMAT MEMBACA°°~~


Wanita yang tertidur di atas kasur dengan menatap kedua pria yang kini berbincang Padanya. "Oke lucia kau tidur saja"

"Nama ku bukan Lucia! Tapi Aliceville Grenadine."bantah Alice.

Brams meremas wajahnya. Menghembuskan napas nya dengan kasar. "Oke Alice..kami akan tau jika kau berbohong besok"

Pria itu pergi meninggalkan Edgar dan Alice di satu ruangan. Saling menatap Alice menatap Edgar dengan tatapan Tajam begitu juga Edgar menatap Alice dengan tatapan remeh.

'Kenapa tubuhnya menggairahkan. Sialan aku ingin dia' -batin Edgar.

Secara perlahan Edgar mendekati Alice menghampiri wanita itu. Menatap lekat bibir mungil Alice yang lembab nan membuat Edgar ingin sekali melumat habis bibir mungil itu.

"Jangan mendekat!"Alice menatap Edgar dengan tatapan mengancam.

"Tapi aku butuh itu sekarang"suara serak Edgar yang berusaha menahan nafsunya.

Edgar menarik lengan Alice dan melihat habis bibirnya. Menurunkan risleting gaun belakang Alice.

Ia memutar tubuh Alice yang memperlihatkan tubuh belakang Alice yang telanjang. Edgar mengecup tengkuk Alice dan sesekali membuat Karya merah di sana. "Ja-jangan!"

Tinggal Bra dan Celana dalam yang menghalangi tubuh Alice. Edgar menarik paksa bra yang terkait di antara dua gunung kembar.

Mendorong tubuh Alice ke kasur dan menindih tubuh Wanita tersebut. Menarik tali pinggang yang Edgar kenakan lalu mengaitkan ke lengan Alice. "Jangan ku peringatkan kau tuan!"

Baru kali ini Edgar mendengar Lucia memperingatkan nya biasanya malah wanita itu yang merangkak memohon untuk di masukan.

Lucia memang pelacur pribadinya wanita itu yang memuaskan nafsu Edgar yang membara, edgar memberikan Mansion pribadi untuk Lucia dan mobil sport yang Lucia inginkan. Edgar memang banyak membuang uang untuk Lucia tapi tiga bulan ini Lucia hilang tampa kabar

Edgar menyuruh orang andalannya untuk mencari wanita itu ia pun menemukannya tapi herannya kenapa Lucia tinggal di Mansion yang lebih megah dari yang pernah di berikan dan juga penampilan lacur Lucia kini berubah menjadi natural tapi tetap mempesona.

"Tu-tuan.. Jangan.."

Tubuh kedua insang sudah tak terbalut kain. Terpampang penis Edgar yang panjang dan berurat berdiri tegang di depan Alice. "Tidak tidak!itu tak kan muat"

Mendengar itu Edgar menarik senyum khasnya. "Oh ini akan muat sayang"

Dengan sekali dorongan Edgar memasuki liang vagina Alice yang sempit.

"Kenapa se-sempit ini..uhh"

Alice mengigit bawah bibirnya menahan sakit yang di berikan di selangkangannya dengan memekakkan matanya.

"Kenapa kau menutup matamu"gumam Edgar melihat Alice.

Alice tak menjawab membuat Edgar kesal dan marah baru kali ini ada orang yang tak menghormatinya seperti ini.

Edgar memaju-mundurkan kejantanannya menekukan kaki Alice membuat wanita itu mencapai puncaknya.

Alice sudah mencapai dua kali klimaks nya dan tiba-tiba badannya mulai gemetar lagi. "Tunggu" erang Edgar.

Dengan sekali hentakan mereka mengeluarkan Cairan kenikmatan itu bersamaan.

Edgar ambruk di sebelah Alice ia melepaskan kaitan tali pinggang yang di lengan lalu menarik selimut untuk menyelimuti tubuhnya.

My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang