~~°°SELAMAT MEMBACA°°~~
Edgar menatap Alice dengan tatapan dingin pria itu seperti biasanya diam dengan di penuhi pertanyaan yang ingin di lontarkan padanya.
Ia memalingkan wajahnya dari Alice lalu berjalan menaruh kotak obat dan kembali berjalan ke arah Alice.
Pria itu melirik pintu yang masih terbuka dan beralih menatap Alice dengan tatapan dingin. "Apa maksudmu?sudah jelaskan kan."
"Bahkan aku tidak mengenalmu Tn.Edgar..."Edgar menatap ia bertanya-tanya kenapa wanita itu berhenti berbicara lalu seketika ia mengerti.
"Edgar saja."
Alice memutar bola matanya malas ia berdiri lalu menyilangkan tangannya di dada. "Oke Tn.Edgar bisa kah saya di pulang kan besok?! Saya sebentar lagi akan menikah!!"
Rasa yang sama saat Gilbert memberi tahukan bahwa Alice adalah tunangan nya. Wanita itu berjalan tampa memaling kan wajahnya ke belakang lagi membuat Edgar kesal.
'Kenapa dia tidak menatapku!' -batin Edgar.
Lengan Edgar menarik Alice ke pelukannya mereka bersamaan jatuh ke kasur empuk Edgar.
Pria itu memeluk Alice dengan erat bahkan saat Alice meronta-meronta ia tak terlepaskan Edgar menatap lekat Alice entah mengapa ia sangat marah kepada wanita yang ada di depannya ini dan tidak tau alasannya kenapa demikian. "Lepaskan saya Tuan!!"
Tatapan mereka menjadi satu hening yang melanda hanya terdengar suara detak jantung yang berdengang di telinga. Alice berdiri dan bergegas keluar dari kamar Edgar
Edgar diam tak menghentikan kepergian Alice namun pria itu melangkah ke samping tempat tidur ia mendapati buku hitam dengan segel elang yang menjepit di bukunya dan tertulis nama Alice di sana.
"Bukannya ini bukunya??..mungkin terjatuh"
◇◇◇
Debaran di dada Alice masih terasa wanita itu berdiri dengan memengang dadanya di balik belakang pintu kamarnya.Pelayan yang bertugas untuk menjaga dan melayani kebutuhan Alice bingung melihat tingkah wanita itu. "Anda butuh sesuatu Nn.Lucia..?"
"Alice."sangkal Alice kesal sudah beberapa hari orang lain memanggil namanya Lucia.
Wajah ketakutan di kedua pelayan membuatnya menatap bingung Alice mendekati keduanya tapi mereka malah berlutut sambil memengang jenjang kaki Alice.
Sontak Alice mundur lalu membangun kan keduanya. "Kenapa kalian berlutut berdirilah"
Mendengar ucapan Alice keduanya memandang satu sama lain tapi tangan gemetar mereka tak bisa menutupi bahwa mereka memang takut kepadanya.
"Hei..kalian kenapa??"
Dua ingsan yang sedang berdiri di hadapan Alice hanya diam mereka tidak tau harus berbuat apa.
"Oh yah nama kalian siapa?"tanya Alice lagi sudah tiga hari Alice tinggal di sini tapi ia belum mengetahui kedua nama yang selalu mengurus nya saat di mansion ini.
"A-aku fanny austin ini adikku faniya austin bu-bukannya anda mengetahui nama kami.."
Faniya langsung menutup mulut Fanny dan menatapnya. "Maafkan kakakku lancang sekali kepada anda Nn.Lucia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unknown Husband
Romance❌🔞WARNING🔞❌ Kesalahpahaman berujung cinta dan terikat hubungan?! "Pria gila!!!siapa dia? Bahkan aku tak mengenalnya! Aku tidak akan berlutut di hadapannya!" -Aliceville grenadine. "Akan ku buat ia berlutut di hadapanku dan mendesah di bawahku" -E...