TIGA

7.1K 97 1
                                    

~~°°SELAMAT MEMBACA°°~~


Pria dengan setelan baju casualnya ia memasuki mansion dengan di ikuti pria lainnya yang membawa tablet du tangannya. Melihat sekeliling merasa ada yang tidak beres ia panik dengan membuka semua pintu-pintu bahkan pria itu mencari seseorang yang ia cari di kamar mandi tapi hasilnya nihil."Alice"panggil Gilbert.

"Di mana dia.."gumam Gilbert pria itu duduk di sofa sambil menyentuh kepalanya yang tidak pusing. "Cari dia sekarang!"

"Baik tuan"

'Kamu di mana alice...'-batin Gilbert.

◇◇◇

Alice yang berdiri di depan jendela dengan menatap hujan yang turun dengan derasnya. Sudah dua hari ia tinggal dengan pria yang tak ia kenali sama sekali.

Banyak pertanyaan di benak Alice saat ini kenapa ia disini saat ini dan kenapa pria itu mengatakan ia Lucia...

"Nona saatnya sarapan"

Alice hanya mengangguk. Ia berjalan mengikuti dua pelayan di belakangnya.
Menuruni anak tangga mendapati Edgar yang duduk di meja makan di temani Brams bersamannya.

Alice duduk di depan Brams yang bersebelahan dengan Edgar. "Pagi Lucia.."

"Alice."sangkal Alice mendengar Brams lagi-lagi memanggilnya Lucia.

"Ah ya.. Alice"kikuk Brams. Lalu pria itu melirik Edgar yang dari tadi diam menatap fokus makanannya. "Ed. Kudengar kau sudah mendapatkan informasinya"

Seketika gerakan Edgar terhenti ia memang sudah mendapatkan kabar bahwa wanita yang mengaku dirinya Aliceville grenadine itu benar nyatanya. "Belum"ujar Edgar berbohong.

"Mau aku saja yang cari?"usul Brams dengan menaikan kedua alisnya bergantian. "Orangku cekatan"

"Tidak perlu"

Alice hanya diam ia tak bisa berbuat apa-apa memikirkan kabur dari sini pun itu hal yang tidak mungkin dengan penjagaan yang ketat dan kedua pelayan yang selalu mengikutinya.

Ia pun pernah berfikir untuk mengakhiri hidupnya tapi itu adalah hal bodoh jika ia lakukan mengingat bahwa ia mempunyai ayah yang sangat Alice sayangi dan tunangan nya yang sangat ia cintai.

"Bagaimana? Kau sudah memikirkannya ed?"tanya Brams. Edgar mengangguk membuat Brams menyungingkan senyum sinisnya.

Seusai sarapan Edgar dan Brams pergi entah kemana Alice kembali di suruh memasuki kamarnya diam dengan menggambar untuk menghilangkan rasa jenuh yang memikat.

◇◇◇

Malam yang memuncak dengan pesta yang megah Edgar dan Brams pergi untuk menghadiri pesta tersebut.

Ramainya orang yang berbincang dan banyaknya kumpulan pasangan yang berdansa.

Seseorang wanita dengan Gaun merah gemerlap menghampiri Edgar merangkul lengan kokoh pria itu.

"Kenapa kau baru muncul tampan"dengan nada yang membuat orang menatap rendah ia memanyunkan bibirnya.

Brams yang mengerti sifat Edgar ia tersenyum ke wanita yang ada di samping Edgar. "Dia sibuk"bukannya Edgar yang menjawab malah Brams yang membalasnya.

My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang