Permulaan

240 12 0
                                    

Tiiitttt.... Tiiittt.... Tiiittt.... Tiiiitttt.... Tiiiitttt.....

Lagu pagiku, oleh si alarm.

Sebuah kebiasaan kalau tanpanya, bukan tak mungkin tengah hari baru aku bangun.
Mataku berat, tak nyaman didada, kakiku dingin karna tak berselimut dan entah kenapa hanya kolor saja yang masih setia menutupi tubuhku. Padahal waktu aku mau tidur kemarin, aku memakai baju dan trening.

Hei kenalin, namaku Dhion Novario atau biasa dipanggil Dhion. Tujuh belas tahun. Sudah kelas dua belas. Secara penampilan bisa dibilang lumayan. Kulit putih dipadu dua lesung pipi, kumis tipis beralis tebal di bentuk kepala yang agak oval. Kalau karna aku mengatakan tentang diriku seperti ini terkesan narsis, kurasa ada benarnya juga, walaupun memang beberapa orang ada yang mengatakan seperti ini juga.

Hampir setiap hari aku berdoa semoga hari ini libur, jadi bisa tidur lagi. Tapi tak mungkin terjadi kecuali hari sabtu dan minggu.

Pagi ini aku harus bangun lebih awal karna kegiatan itu akan segera dimulai. Mendengar bunyi dering alarm ponsel membangunkanku dari mimpi yang bisa kubilang cukup menarik. Karna ini aku jadi setengah sadar. Terlalu unik mimpi jadi nyata kan?

Suasana kamar yang gelap membuatku meraba kesana sini mencari ponselku yang berbunyi samar-samar. Walaupun sebenarnya aku takut gelap, kalau lampu kamar masih menyala akan lama tubuh ini mau istirahat. Aneh kan?

Kugerakkan tanganku hampir ke semua area kasur, tak ketemu-ketemu. Dan akhirnya dapat. Ditindih bantal rupanya. Nampak pada layar gambar, ternyata sudah jam lima lebih. Kuhidupkan data seluler dan mulai muncul pesan whatsapp yang menggunung.

Kalau ini hari biasa, tidur lagi adalah pilihanku, tapi karna ada kegiatan itu aku pun harus masuk. Daripada kusebut tidur lagi, mungkin lebih tepatnya rebahan terus, karna kalau sudah bangun pasti susah tidur lagi. Kalopun bisa sampai ketiduran, jatuhnya akan lebih ke bolos kelas karna bangun lewat tengah hari.

Entah kenapa terpikir olehku bahwa hari demi hari sudah mulai terasa aneh. Setiap aku mau bangun dari kasur, tubuhku rasanya terlalu berat, dadaku seperti ditusuk, terasa tertindih sesuatu tapi bukan. Entah perasaanku saja atau kasur ini terlalu posesif padaku? Tapi mana mungkin kan? Daripada aku mengatakan kasurku posesif, terasa lebih tepat kalau aku bilang aku malas bangun, betul? Iya lah wkwkwkw.

Sedari awal aku membicarakan tentang hari ini. Apakah hari ini spesial? Bukan kok. Atau hari yang bersejarah? Juga bukan. Lalu? Hari apa?

Daripada itu, aku masih ngantuk, tapi harus bersiap-siap. Karna baru setengah sadar, aku lebih memilih mulai membaca pesan whatsapp itu satu-persatu. Walaupun ya ada sepuluh pengirim pesan, tapi jumlah pesannya dua ribuan, padahal terakhir aku aktif jam sepuluh lebih. Kalau chat ini adalah novel genre misteri thriller akan kubaca satu persatu. Nyatanya tidak. Aku jadi malas membacanya. Langsung kuscroll ke bawah. Persetan dengan isi chatnya lagipula tak ada yang menandaiku. Ada delapan grup yang ributnya bukan main dan dua pesan pribadi. Dari Risa dan Saka.

Kalau Risa curhat lagi tentang prilaku Panji, kekasihnya. Sedangkan Saka, masih melanjutkan percakapan tak jelas kemarin.

Dan ya, mereka adalah sahabatku, tapi bukan berarti kami seperkumpulan

Bosan dengan whattsap, kubuka instagramku. Isinya hanya itu-itu saja. Meme, berita umum, makanan, game dan anime. Mayoritas adalah anime. Sialnya kebanyakan postingannya berisi spoiler dari manga/komik atau dari novelnya.

Melihat foto dan video dari atas kebawah malah membuatku mengantuk. Dengan mata yang masih setengah terbuka kulihat jam, ternyata sudah jam enam lebih sepuluh menit!!!!. Terkejut karna sudah kesiangan aku pun langsung bergegas ke bersiap berangkat sekolah dengan tergesa-gesa sampai-sampai terjatuh ke bawah kasur.

••●••

"Aduh aduh... Ketua panitia kok telat sih?"

"Biarin. Yang penting udah masuk juga, weeekkk" balasku sambil menjulurkan lidah

"Ngeles aja terus kak"

"Hehe"

Yang menyambutku barusan namanya Dyndrha. Dyndrha Saskhira tepatnya. Dia baru keluar dari ruang bk waktu meledekku. Di depan ruang bk ada sebuah parkiran motor yang biasanya dipakai guru, tapi aku malah parkir disana, karna dekat dengan lokasi kegiatan, hehe.

"Bukannya udah jam ya Drha? Kok belum apel pagi?"

"Belum, masih lagi dua menitan"

"Ohh. Tapi kok yang dateng baru dikit? Udah mau apel juga. Engga disiplin waktu banget. Eh tapi biarin lah, banyak entar yang gua hukum, wkwkwkwkwk"

"Sendirinya bilang disiplin waktu tapi lambat juga, harus dihukum ini"

"Yang penting ini kan belum apel, jadinya kak belum lambat"

"Iyain aja"

Dyndrha pun pergi sambil memeluk tumpukan kertas yang entah apa isinya ke lab fisika yang berada di lantai dua sebelah ruang guru. Lokasinya tak begitu jauh dari lokasi parkir ini.

Kulihat dari parkir motor Angga, Meto, Gilang dan Putra asik bercanda di aula sambil menyiapkan sound sistem untuk apel pagi. Sedangkan yang lainnya sibuk membersihkan ruang OSIS.

Kutaruh helm di spion kiri motor lalu merapikan rambut sebentar walaupun sebenarnya hanya merapikan bagian depannya.

"Pagi kak" sapa adik kelas, agak mengagetkanku

"Oh... E.. Pagi" sambil tersenyum aku menjawab

Dia pun berlalu, bergabung dengan teman-temannya sambil tersenyum mengarah kepadaku.

Tapi seperti ada yang menjanggal. Aku seperti pernah melihat dia, tapi dimana? Rambutnya agak kriting, kulitnya putih, sedikit lebih putih dari warna kulitku, matanya sedikit sipit, hidung dan mulutnya mungil. Kalau kau bandingkan boneka dengannya, mungkin mereka bersaudara. Bodo ah, kulanjutkan merapikan rambutku ini.

Aku pun berjalan menuju aula dengan santainya, walaupun sudah terlambat. Ditambah Meto dan Gilang meledekku karna terlambat dengan kesan mengintimidasi walaupun aku tau itu hanya bercanda.

Dari aula kulihat, tampak ada yang menyapu sampah daun yang banyak bersama sambil mengobrol tentang persiapan selanjutnya. Ada juga yang mengambil sampah-sampah itu lalu dimasukkan ke ember kecil mereka. Dan sudah tentu pasti ada yang bersantai-santai padahal teman mereka sedang bekerja, karna iseng, kuhampiri mereka, dengan sigap mereka baru mau bekerja.

Di salah satu sudut aula ada kumpulan siswa yang berdiskusi, bisa ditebak dari gerak geriknya, mereka sedang melakukan persiapan.

••●••

"Mohon perhatian pada peserta didik baru"

Mereka terdiam, lalu menoleh ke aula dan menghentikan kegiatan mereka.

"Mohon perhatian pada peserta didik baru harap segera berkumpul di aula"

Perlahan tapi pasti mereka pun mulai berkumpul sambil membawa perlengkapan mereka. Mereka berpakaian almamater hari senin, membawa alat kebersihan, masih ada beberapa yang membawa tas ditambah nametag dengan desain yang sudah diberikan panitia berwarna sesuai kelompok mereka.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, apel pagi akan dilakukan. Tapi kegiatan apa? Kegiatannya yaitu PLS.

Dan inilah kegiatan yang kumaksud. Yaitu PLS atau Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar pada peserta didik baru tentang hal apa saja yang ada di sekolah.

Sekaligus, ada sebuah kisah kecilku pada saat PLS ini...

Bersambung...

Review
Ini cerita? Kok absurd banget ya😂?
Mungkin ceritanya kurang jelas
Tapi kalau kalian ada kritik ataupun saran, silahkan tulis di kolom komentar

Dear Someone...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang