Kesan Aneh

111 10 0
                                    

"Silahkan ketua kelompok menyiapkan barisan kelompoknya"

Mulai maju ketua masing-masing kelompok untuk menyiapkan barisan anggotanya. Ada enam kelompok dengan ciri khas yang berbeda. Bisa dilihat dari warna nametag mereka yang beragam. Dari kelompok satu sampai enam berwarna pink, biru, hijau, kuning, merah dan oranye.

Mungkin bukanlah menjadi kebiasaan yang bagus, tapi aku sering memikirkan hal-hal yang tak begitu penting. Contohnya tentang warna pink dan kelompok satu.

Dari saat aku MPLS(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dulu hingga sekarang berganti nama menjadi PLS, kelompok satu menjadi langganan pemakai warna pink untuk warna kelompok mereka. Padahal sudah memakai sistem undian. Seakan sudah menjadi pasangan serasi antara angka satu dan warna pink. Bagi mayoritas orang, mereka tak tertarik akan hal semacam ini. Tapi entah kenapa aku tertarik.

Semua barisan sudah siap. Apel pagi hari itu pun dimulai. Pertama berdoa. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza.

Bukannya bermaksud sombong atau apapun itu, tapi 'berkat' tinggi badanku yang terakhir aku cek sekitar seratus delapan puluh sentimeter, aku bisa melihat sebagian besar wajah siswa.

Tampang mereka samar-samar terlihat masih mengantuk. Masih normal memang karna apel pagi ini dimulai jam enam lebih dua puluh menit. Tak jarang beberapa dari mereka ada yang menguap.

Aku sendiri juga masih mengantuk dan kepalaku sedikit pusing karna tadi pagi aku bangun mendadak karna terkejut sudah kesiangan. Walaupun ya aku sudah bermain ponsel selama hampir satu jam, itu tak begitu membantuku untuk lebih segar mengawali hari. Malahan mataku mulai berkedut-kedut dengan sendirinya ketika melihat layar ponsel secara terus menerus.

Akan menjadi hal wajar kalau perhatian mereka tertuju pada dirigen yang menggerakkan tangan naik-turun dan kesamping secara berulang yang entah apa maksudnya. Tapi terlihat beberapa dari mereka masih acuh pada kegiatan pagi ini dan mengobrol menjadi kegiatan yang lebih menarik bagi mereka. Cukup mengesalkan memang, tapi ini hari pertama mereka, aku hanya bisa memberi peringatan.

'Hiduplah Indonesia Raya~'

Mereka serempak menyerukan lirik terakhir, dengan ini menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza pun selesai. Aku mengambil alih mic dari Diandra.

"Selamat pagi adik-adik"

"Selamat pagi~" mereka serempak

"Sebelum kita lanjut ke kegiatan selanjutnya, kak mau nanya, perlengkapan yang udah diminta dibawa sekarang udah dibawa nggak?"

Dan dijawab sudah walaupun hanya seperempat dari mereka yang menjawab, itupun suaranya samar-samar.

"Udah dibawa nggak? "

Sekarang naik menjadi setengah dari mereka mau menjawab dengan suara yang jelas

"Untuk kakak-kakak osis minta tolong di cek kelengkapan adik-adiknya, sesuai dengan kelompok yang di tugaskan. Saya kasi waktu sepuluh menit. Tolong cepat. Komando saya ambil alih, sluruhnya tanpa penghormatan, balik kanan bubar jalan!"

Sesuai perintah, mereka langsung bergerak dengan cekatan. Membagi tugas supaya cepat selesai.

Perlengkapan yang diminta dibawa itu seperti alat kerja(sapu untuk

"Oh ya satu lagi, bagi yang merasa terlambat silahkan memisahkan diri menuju ke panggung dan yang melanggar silahkan naik ke panggung"

Dua menit sudah berlalu, tapi seperempat dari mereka sudah memisahkan diri menuju ke panggung.

Di aula ini digunakan untuk beberapa hal contohnya untuk lapangan bulu tangkis, tempat apel pagi atau siang kalau situasi tidak mendukung, sebagai tempat acara puncak sekolah dan yang lainnya. Aula ini cukup luas, cukup untuk menampung seluruh siswa sma. Kondisinya memang bisa dikatakan kalah saing dengan sma-sma lain. Ini karna kurang perawatan saja. Tapi sudah patut disyukuri sma kami mempunyai aula.

Dear Someone...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang