“apa kabar kek?”
Sapaan pria tersebut di balas senyuman yang begitu tulus rasanya seperti menyambut sesuatu yang baik. Pria berjas dokter tersebut mengantongi tanganya ke dalam jasnya berjalan mendekat kearah berangkar kasur yang berisi pria paruh baya dengan infus di tanganya.
“kakek sehat?”
Yang di Tanya hanya mengangguk tanpa membuka mulut sekalipun.
“saya gak bisa lama, mungkin nanti jam makan siang saya jenguk. Kalo bukan saya yang dateng kakek jangan usir, kan itu kerja mereka”
Senyum kecut tercetak di bibir pria paruh baya tersebut, sedangkan pria yang berdiri di sampingnya tersenyum lebar mengeleng pelan melihat tingkah manja pria paruh baya di hadapanya.
“saya pamit”
Pria dokter tersebut keluar kamar pasien VIP. Baru saja dirinya menutup pintu ruangan seorang suster datang membawa senampan sarapan dan obat yang di perlukan.
“pagi dok!”
Sapaan lembut tersebut membuat sang dokter tersenyum tipis. Dirinya memang terkenal ramah pada pasien tapi bagai dinding di depan rekan kerja. Mungkin hanya orang terdekat yang bisa lihat senyuman bodohnya.
Perkenalakan dokter spesialis jantung kita Taehyung Anggara. Masih dalam masa belajar tapi punya posisi di rumah sakit ternama. Bukan hubungan darah cuman hasil dari pekerjaan yang selalu tuntas. Angga itu asli dari kota kembang tapi keluarga lama tinggal di ibukota Negara. Soal tampang dokter kita satu ini gak nangung bisa di masukin kriteria sempurna, proposi antara mata, hidung, bibir bener kontras di tambah kulit tan yang dipunya doi bikin kesan seksi tersendiri.##
Lelaki berkulit pucat tengah meremas kotak jengkel. Dirinya baru saja ingin pulang tapi teman lama datang titip sekotak paket yang harus diberikan dengan segera ke anak fakultas kedokteran. Hatinya terus mengumpat dalam dalam siapa yang gak kesel saat baru selesai praktek tiba tiba dititip amanah dan yang nitip main langsung pergi tanpa denger kata persetujuan.
Dengan pasrah kaki jejang milik Yoongi Adhira melangkah menuju fakultas kedokteran buat nuntasin urusanya dan cepet pulang rebahan. Sampe gedung anak kedokteran yoongi baru keinget dia cuman tau nama si pemilik paket. Si teman lama gak ngejelasin dimana posisi pastinya si pemilik paket. Berakhirlah Adhira linglung di kantin.
“Dhira!”Reflek aja Adhira putar badan dan nemuin perempuan dengan senyum ramah pemilik hidung manggir yang dipinginin semua orang.
“ohalah… aku kira siapa ka”
“ngapain disini celingak celiguk?”
“ini ka cari senior namanya taehyung kenal gak ka?”
“taehyung? harusnya dia udah sampe kantin sih… mau di bantu cari gak?”
“mau dong kak, soalnya saya juga gak kenal sama orangnya”
“bentar chat dia dulu”
Yang di panggil ka sama Adhira ngeluarin hp dari saku celananya dan mulai gerakin jari dengan lihai di atas layar hpnya. Gak lama dari itu si cewek ngajak yoongi buat jajan dulu dan nunggu di kantin sambil gobrol ringan. Sekitar lima menit cowok berkulit tan dateng menyapa si cewek yang duduk bareng yoongi.
“hani!”“eh dateng dia, ini ga ada yang nyari”
Yang dipanggil hani mempersilahkan si pria yang diperkirakan yoongi adalah orang yang dicari kenalan sama Adhira.
“Taehyung Anggara”Taehyung julurin tangan ke arah yoongi sebagai sapaan perkenalan pertama dan yoongi membalas dengan senyum ramah yang dia punya.
“Yoongi Adhira”
Si Angga mendudukan diri di sebelah Hani.“Dhira kaka tinggal ya, nga duluan itu kopi buat lo di minum.” Hani buru buru narik tasnya dan pamit pergi.
“kenapa cari saya?”
“ini ada titipan dari ka Alatas”
Adhira nyodorin kotak yang tadi dia bawa ke taehyung dan di terima dengan senang hati.
“makasih loh… kamu anak sini?”
“iya ka”
Alasan Adhira panggil Angga kaka adalah soalnya Alatas lebih tua dari dia dan posisinya Angga temen dari Alatas yah… filing Adira sih mereka pasti seumuran atau bahkan lebih tua dari Alatas.
“anak fakultas apa kamu?”
“anak bahasa ka”
“udah lama kenal Alatas?”
“dari kecil”
“temen lama ya? Rumah dimana?”
Sebenernya Adhira kaget begitu Angga nanya rumah dimana, masalahnya mereka baru banget ketemu dan kenal lo. Menurut dia terlalu jauh sih pertanyaan dari Angga.
“Cibubur”
“mau bareng? Mau pulangkan? Mumpung searah”
Adhira nundukin kepala mikir sejenak dan akhirnya ngikut tawaran dari Angga. Mereka langsung cabut dari kantin dan menuju parkiran dimana mobil Angga di parkir. Setelahnya buru mereka jalan pulang. Mobil hening cangung buat Adhira buka pembicaraan.
“kaget gak saya tawarin pulang bareng? Kamu keliatan kayak mau buru buru pulang, sayanya risih liat kamu yang kayak gitu”
Mata Adhira melirik sejenak ke arah Angga sebelum dikulum bibirnya malu.
“jadi gak enak sayanya”
“gakpapa, kali aja kamu butuh tumpangan bole kok calling saya”
Kekehan keluar dari mulut Angga, yang di sebelahnya cuman tersipu malu. Adhira ngerasain hangatnya seorang Angga setelah melihat sisi dingin Angga dikantin tadi.
Bersambung.......