Mie goreng dari Pangeran

21 2 0
                                    

" Pagiii..rhea si bawel " ucapku dengan nada tinggi sambil mencubit gemas pipinya.

" Aww..sakit shill,kebiasaan nih bocah " balasnya sambil meringis kesakitan.

" Hahaha..sorry "

" Haii " sapa putri dengan wajah sumringah.

" Hayfa tumben belum datang ? " tanyaku sambil membersihkan kelas kebetulan saja hari ini jadwal piket ku.

                       ****

Kebiasaan sekali jadwal piket selalu saja di abaikan bahkan tidak berjalan dengan teratur,akhirnya masih banyak sampah – sampah yang berserakan baik itu di bawah meja murid maupun di meja guru. Dengan banyak nya jumlah murid yang ada di kelas ini,jarang sekali ada yang mempunyai kesadaran tinggi untuk ikut membersihkan kelas tanpa harus disuruh ataupun lagi dalam acara bersih – bersih sekolah yang biasanya dilaksanakan setiap hari jumat pagi.

" Woyy..yang piket kemarin!! tolong banget kalian ngebersihin itu bahkan gak sampe bersih tahu,jadinya kan kami yang piket hari ini kerjaaannya malah numpuk " omelku dengan suara lantang.

" Yah,bersihin aja kali susah banget kan emang seharusnya gitu " sahut reva dengan wajah angkuhnya. Reva adalah siswi paling sombong dikelas kami,dengar - dengar orang tuanya adalah pemilik tambang batubara sukses yang cukup terkenal akan hartanya,mungkin jadi itu yang membuatnya bersikap sombong dan angkuh seolah tuan puteri yang harus dilayani dengan para pembantunya. Sebut kami semua yang tidak suka pada sikapnya,hahaha.

" Udah shill,nggak usah diladenin " ucap hayfa menenangkan ku yang Ingin saja sapu yang kupegang ini kulemparkan ke muka angkuhnya itu,ucapku dalam hati.

" Iyaa untung gue sabar ngehadapin tuh anaknya nenek sihir " ucapku sinis yang membuat rhea tertawa.

                       ****

Kejadian tadi rupanya menjadi tontonan semua teman – teman ku yang sudah datang disekolah sejak tadi, malu gue ( pikirku dalam hati jadi tontonan pagi – pagi begini ). Aku yang sudah selesai mengerjakan piket sedang membereskan peralatan – peralatan yang ku gunakan tadi untuk ditaruh ke tempat semula. Sehabis ku meletakkan sapu dan para saudaranya aku pun berjalan kembali menuju ke meja ku. Namun rupanya kulihat ada salah satu anak cowok yang menatapku seolah ada yang ingin disampaikannya,begitu yang kulihat dari sorot matanya.

" Woyy,shillaa.. " ucap satu cowok sambil berbisik dengan suaranya yang lantang ditelinga ku.

Lo bener – bener yah,ngagetin tahu! balasku sambil memukul badan cowok itu.

" Ehh, kok gue dipukulin sih,yaudah ampun – ampun " pintanya sambil menutupi wajahnya seolah memegangi tanganku agar aku berhenti untuk memukulinya.

" Nih,dari nenek gue! " ucapnya zeydan sambil memberikan padaku kantong kresek berwarna transparan.

" Hah,apaan tuh? " balasku heran

" Ooh ini daun sereh,kata nenek gue mamah lo nitip buat masak kan banyak banget dirumah nenek jadinya mamah lo minta " jelas nya

" Ooh,yaudah thanks ya zey "

Cowok tadi Namanya zeydan. Zeydan febrio runangga,sama seperti ku dia adalah anak tunggal yang sangat manja,apapun yang sedang diinginkan nya pasti akan selalu dikabulkan orang tuanya. Saking manja nya di itu sekolah masih diantar jemput bahkan ditunggu oleh neneknya, yah mungkin karena neneknya sayang sama cucu nya bisa juga. Aku mengenalnya sejak kelas satu dan tentunya satu kelas denganku dari dulu hingga sekarang,dia juga asyik orang nya bisa dijadikan teman yang bisa ngejagain atau diajak main dan cerita – cerita,yah walaupun kalau cerita sama dia harus hati – hati juga bisa disebarkan sama dia,ya begitulah kadang orangnya ngeselin tapi baik. Keluarganya berteman akrab dengan kedua orang tua ku,jadi tidak canggung untuk kami berdua yang kelihatannya selalu bersama selain dengan para sahabatku yang lain.

Antara Cinta dan PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang