🌻Reiner Lucio Oh🌻

54 19 15
                                    

🌻🌻🌻
Between 'every thing is possible' and 'impossible is nothing' are same moral value, but in different words.

We just need to understand. It's same if we have any problems in our live.

God will give us the solution, no matter through anyone

🌻🌻🌻

Pria ini berkerja di sebuah kampus. Ya, dia adalah seorang dosen. Mengajar di mata kuliah Bahasa Perancis.

Bonjour ! ”

Entah sudah berapa ribu kali ia mengucapkan kata itu. Malas rasanya, jika saja bukan karena ketampanan dosen muda ini, pasti para mahasiswa di sana memilih angkat kaki atau paling tidak pindah jurusan.

Usianya 25 tahun.

Terbilang sangat muda bukan? Reiner memilih melarikan diri ke London, menghindari tanggung jawabnya untuk menjadi penerus perusahaan Ayahnya. Sejak masih Senior High School ia sudah dilimpahi saham sebesar 35% dan saat ia lulus kuliah bertambah 15%. Jadilah setengah perusahaan sudah ada di tangannya.

Sir, seseorang mencari mu,” sebuah kepala menyembul dari balik pintu kelas.

Reiner melangkah keluar, kelas langsung heboh seperti biasa. Di depan perpustakaan nampak seseorang duduk membelakanginya. Tubuh semampai itu tampak fokus menatap layar ponsel.

“Sudah ku bilang bukan? Jangan datang ketika aku sedang mengajar,” kata Reiner kemudian ikut bergabung dengan perempuan berambut panjang yang sudah terlebih dahulu mengisi tempat duduk itu.

“Jika kau membentakku lagi, ku pastikan aku akan pulang ke Madrid malam ini juga,” ancam si gadis.

“Pulanglah, lagi pula itu juga hakmu. Aku bukan siapa siapa sampai berani mengatur hidupmu,” ujar Reiner menohok.

Perkenalkan, dia Reiner Lucio Oh. Pria yang kata orang orang dingin dan beku, tapi aku ingin tau, apa ia juga punya kesan yang sama dengan kalian?

🌻🌻🌻

“Aku lelah sekali hari ini.”

Reiner menggamit ponselnya dengan bahu. Tangannya sibuk memainkan pulpen di atas kertas tugas para mahasiswanya.

Istirahatlah. Jangan bekerja terlalu keras, kau sudah cukup kaya, Tuan Oh.”

Suara seorang perempuan menyahuti ucapannya dari seberang sana. Sore itu, Reiner sengaja memperlama kegiatannya di ruang kerjanya.

Ia memilih pusing dengan tulisan tulisan tangan para mahasiswanya dibanding pusing memikirkan cara mengelak dari wanita yang selama ini selalu membuntutinya kemana pun ia pergi.

“Aku bukan apa apa jika di banding Bill Gates atau Mark Zuckerberg.”

Bukannya marah dengan jawaban Reiner, wanita yang sedang menggenggam gadgetnya di sambungan itu malah tertawa.

Rein, andai kau bisa sekaya Kim Suho, aku akan langsung menikahimu. Tanpa syarat.”

Reiner tersenyum tipis. Sayangnya tidak ada orang yang menyaksikan fenomena tersebut karena hanya ada ia sendiri di dalam sana. Mungkin para makhluk astral sedang menatapinya dengan pandangan terpana saat ini.

Baiklah kalau itu maumu. Suho bukan tandingan yang berat untukku.” Reiner mengembalikan pulpen ke tempatnya setelah selesai meneliti ejaan dan jawaban di kertas terakhir.

“Aku akan pulang sekarang karena pekerjaanku sudah selesai. Sampai jumpa di lain waktu.”

Begitukah? Ah, baiklah. Hati hati di jalan. Aku menyayangimu, Rein!”

°★♪'•Π•'♪★°

Kalopsia punya Sehun yaa^^
Hope you enjoy this work guys!
Don't forget to smile!

🌻🌻🌻

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang