Hamparan rumput luas membentang didepan seorang gadis. Rumput hijau nan asri membuat siapa saja ingin terus melihatnya. Tak luput pula terbenamnya matahari ikut menyertakan keindahan pemandangan didepan gadis itu.
Gadis berambut coklat tua itu berdiri di tengah hamparan rumput dan menatap datar sembari merasakan hembusan angin yang makin lama makin kencang menerpa dirinya. Lama kelamaan, hembusan angin itu menghantarkan awan kelabu yang mendekat dari arah barat. Matahari yang semula memberikan keindahannya pun seketika tertelan gelapnya langit yang semakin lama semakin mencekam. Gadis itu mundur beberapa langkah saat terpaan angin nyaris menghempas dirinya.
Titik-titik air seakan seperti peluru yang tengah menghujaninya didalam kegelapan. Ia menyeka wajahnya yang basah. Ia tersontak kaget saat air yang ia seka ternyata berbau amis menyengat dan berwarna merah segar.
Ya, itu darah. Gadis itu lalu menoleh kearah depan lagi untuk memastikan dari mana darah itu berasal. Ia terkejut lagi, tak ada hamparan rumput yang hijau didepannya. Tak ada awan hujan kelabu atau angin yang menerpanya. Ia kini tengah berada di basement sebuah gedung tua yang sepertinya sudah lama ditinggalkan.
Ditengah kebingungan, gadis itu mendengar langkah kaki yang seperti orang berlari dari arah kiri. Dengan cepat ia berlari kearah sumber suara itu dan bersembunyi dibalik tiang penyangga basement . Ia melihat segerombol pria dewasa berlari ke arah tangga yang terdapat disisi gedung. Salah satu dari mereka digotong karena berlumuran darah dan salah satunya ada yang menggengam pistol.
Gadis berambut coklat tua itu terdiam heran dengan apa yang dilihatnya. Tiba-tiba ia mendengar suara erangan. Suara erangan itu seperti menahan rasa sakit dan berasal dari ujung basement . Ia berjingkat kearah sumber suara itu. Dan dibelokkan ia menoleh kearah sudut yang cukup tersembunyi diujung basement .
Bukan kaget lagi, ia terkejut setengah mati saat melihat seorang laki-laki terkapar berlumuran darah didepannya. Laki-laki itu berpakaian kaus hitam dan celana panjang abu-abu. Ia seperti tengah mengenggam sebuah benda berwarna silver berbentuk persegi panjang yang ia genggam dengan erat di tangannya.Gadis itu panik, ia mencoba untuk menolong. Saat sudah dekat, gadis itu menghentikan langkah dan berjalan perlahan mendekati laki-laki itu. Ia melongok, mencoba melihat wajah laki-laki yang terkapar berlumuran darah didepannya. Nihil. Wajahnya tertutup topi hitam dan poninya menutupi sebagian matanya. Gadis itu berjongkok mencoba menyentuh laki-laki itu namun tiba-tiba ada yang memegang pundaknya. Ia menoleh tersentak dan mendapati salah seorang pria yang tengah berlari ke ujung tangga tadi berdiri tepat dibelakangnya. Pria itu berpakaian rapi dengan jas, sama seperti semua pria yang tadi dilihatnya.
Gadis itu ketakutan dan jantungnya nyaris berhenti berdetak karena pria itu mengeluarkan pistol dari sakunya. Matanya memang tertutup poni, tapi dari balik poni itu gadis itu seakan dapat melihat tatapan tajam yang diberikan pria itu untuknya. Dan...
DOR
~~~"VAN! LO TIDUR LAGI!" Vana tersentak kaget. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan mendapati Mira tengah berdiri di samping mejanya sambil berkacak pinggang. "Makanya malem tuh tidur!"
"Berisik nih!" Vana menarik tasnya yang sebelumnya ia gunakan sebagai bantal, lalu menaruh kepalanya lagi diatasnya.
Ia menarik nafas perlahan. Lagi-lagi mimpi itu. Sudah sejak kejadian satu minggu yang lalu itu ia terus dihatuin oleh mimpi yang sama. Kejadian saat ia pulang dari rumah Mira yang sebagian besar tak lagi berada dalam ingatannya.
Leon dan Key bilang, ia tertabrak oleh pengemudi mobil saat tengah mencari taksi. Pengemudi itu mengantuk dan tak melihat Vana berada nyaris ketengah jalan untuk menghindari genangan air yang cukup besar dari trotoar yang agak rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? [ᴡ.ᴀ.ʏ]
Roman pour AdolescentsSEDANG DI REVISI ... Tak ada yang menyangka kehidupan seorang gadis biasa bisa berubah drastis karena satu orang. Seseorang yang datang begitu saja membawa sebuah fakta tentang kehidupan masa lalu yang tak pernah diketahuinya. Bisakah ia mengungkap...