"Berawal dari luka, Berakhir juga dengan luka."
❄️❄️❄️
3 hari terakhir, sebelum kedatangan Suga...
Hari kelima
Mengubah jadwal seharusnya. Tidak pergi ke kantor. Melakukan di belakang layar saja. Sistem kontrol tetap di tangan Roseanne. Di ujung sana, memperhatikan semua kegiatan yang Wendy ajarkan pada Andy. Anak laki-laki itu responsif, tidak ada kenakalan yang ia ciptakan. Sangat tenang dan penurut. Layaknya sedang menonton film, Rose asik mengunyah kudapan kering dari stok yang ia miliki di dalam lemari khusus. Betah berlama-lama untuk sekedar memperhatikan. Tidak juga sih, ada selingan yakni ketika harus memberikan makan siang pada ketiga kucingnya
Wendy pamit pulang pada pukul 14.00 siang, setelah mereka bertiga selesai makan siang. Dalam proses belajar-mengajar, Rose tidak akan ikut campur dan mengganggu atau berusaha muncul di antara Wendy dan Andy. Karena itu menjadi kesepakatan antar kedua wanita ini.
15 menit lalu, Rose masuk ke kamarnya. Sampai tidak menyadari sesuatu atau memperhatikan di sekitarnya karena begitu asiknya bekerja sendirian. Ada kebahagian, ketika membuat berantakan meja kerjanya. Terlebih lagi, tidak menyediakan ruang kosong untuk meletakkan barang selain berkas penting, map, kertas-kertas bekas, gelas minumnya. Andy muncul, berdiri di dekat meja dengan seyuman aneh. Rose terkejut hampir terjungkal dari kursinya.
"Astaga, kamu kapan masuk. Tante gak liat."
"Aku udah selesai belajar. Papa ada telepon gak?"
Rose menarik mundur ponselnya yang ia gunakan sebagai pemberat untuk membedakan kertas data yang benar dan kertas sampah. Memeriksa pesan masuk. Biasanya, sebelum menghubungi, Suga akan mengirim pesan terlebih dahulu dan bertanya apakah Rose bisa ditelepon atau tidak. "Belum ada sayang, mungkin banyak yang papamu kerjakan. Kita tunggu sampai nanti malam. Kalau gak ada. Berarti memang gak bisa diganggu."
Diam, tidak berniat bicara atau bertanya lebih banyak lagi. Andy mengubah atensinya. Menundukkan kepala saja. Wanita ini sadar jika perubahan yang terjadi karena jawaban yang ia berikan. Segera menonaktifkan komputernya, menutup layarnya. "Jeleknya kalau cemberut, tante punya cerita. Coba denger sebentar ya ?"
Rose mengangkat tubuh Andy untuk duduk di atas pangkuannya. "Jadi ada suatu kota kecil, dulunya beberapa keluarga tinggal disana, gak banyak. Tetapi suatu malam ada kejadian yang membuat semuanya berubah, ada sekelompok pencuri, datang dengan senjata api dan senjata tajam (pistol, senapan, pisau), membuat orang yang tinggal disana takut setelah harta mereka diambil semua. Kota itu ditinggalkan oleh warganya. Jadilah sekarang disebut dengan kota hantu. Maksudnya disana kosong gak berpenghuni. Suatu hari ada seorang wanita yang pergi dari tempat asalnya, dia lagi bersedih, patah semangat. Isi pikirannya mau bunuh diri aja. Gak sengaja lewat ke kota itu, niatnya mau mampir itu pun karena pas liat semua tempat disana kok kosong. Tapi bukannya takut dan memilih untuk pergi. Wanita itu malah memutuskan buat tinggal disana sampai sekarang dia tinggal disana, gak ada siapapun. Cuman ada satu anjing. Kalau kebutuhan air dan segalanya, ada temen nya yang bantu antar kesana setiap seminggu sekali. Wanita itu bilang, "saya lebih tenang disini, karena tempat ini menerima saya apa adanya." Padahal gak ada yang mau tinggal disana. Tapi kenyataannya sekarang disana aman aja. Jadi intinya kesendirian itu gak selamanya menyakitkan. Dan membuat hati hancur atau sakit. Bisa jadi itu sebagai obat buat luka, kesedihan. Jadi anak yang ganteng ini yang lagi cemberut. Jangan sedih ya. Masih banyak hidup orang yang jauh di bawah Andy. Banyak anak-anak yang makan dari sisa-sisa orang di jalanan. Masih banyak yang gak punya rumah karena mereka gak punya uang, dan korban bencana alam. Mereka harus kehilangan tempat tinggal, kehilangan keluarga, harus tinggal di kemah penampungan. Ayo lebih banyak bersyukur. Biar Tuhan gak marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shirui Lily || Yoonrosé [𝐄𝐍𝐃]
Fanfiction[C O M P L E T E D] "Something that stay in your mind will someday spring up in your life." Suga merasa jika segala sesuatu berjalan sesuai dengan kemauannya. Termasuk sangat yakin jika putranya seperti anak pada umumnya. Tetapi kenyataan tidak sesu...