Kebencian

5.8K 166 34
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

“Seburuk-buruk penyakit yaitu penyakit hati.”

💐💐

Bruakkkk

Suara pecahan cangkir itu menggema di dalam ruangan berukuran kecil yang hanya di huni oleh seorang wanita berusia dua puluh dua tahun.

Perempuan itu memegangi kepalanya yang terasa sakit, menjerit dan menghancurkan barang adalah salah satu caranya melampiaskan emosi.

“Kenapa kutukan ini terus menempel dalam hidupku. Tuhan.... Engkau berlaku adil terhadap manusia? Jika memang Engkau ada, kenapa Kau biarkan hamba-Mu menderita? Apa itu yang di maksud dengan keadilan, Tuhan...!”

Amanda Prasetya. Begitulah nama yang tertera di tanda pengenalnya dengan status agama yang tertuliskan ‘Islam’. Tapi, hingga detik ini dia tak tahu apa itu Islam dan baginya semua agama itu sama. Sama-sama menyusahkan penganutnya dan membuat penganutnya menderita. Ya, seperti itulah pandangan Amanda terhadap agama.

Sejak kecil yatim piatu membuat Amanda benar-benar tak terdidik. Bahkan bisa membaca dan menghitung saja sudah sangat di syukuri, mengingat latar belakang gadis itu yang malang.

Tak ada manusia di dunia ini ingin lahir sebagai yatim piatu, tak memiliki keluarga yang peduli padanya atau seseorang yang menyayanginya membuat hati Amanda semakin keras. Tak mau menerima nasihat dan melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.

Tak mempercayai Tuhan? Ya, itulah yang ada pada diri Amanda. Baginya, jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ya harus dengan usaha sendiri tanpa mengharapkan apa-apa dari orang lain. Walau terkadang usaha tak mendapatkan hasil yang baik namun bagi Amanda tetaplah usaha untuk dia bisa bertahan hidup dengan tak berbekal apa pun.

Hidup di dunia bagi gadis itu adalah sebuah kutukan dari Tuhan, baginya terlahir ke dunia adalah beban sekaligus cobaan. Amanda mencoba berkali-kali untuk menyakiti dirinya, namun kematian tak kunjung dia dapatkan. Hampa... Gelisah... Tak ada ketenangan yang membuatnya nyaman selama puluhan tahun hidup di dunia.

“Brengsek!” umpatnya penuh kebencian.

💐💐

Drtttt

Malem ini gue jemput loh, kita senang-senang lagi, jam 7 loh sudah siap, oke.

Isi pesan yang membuat wajah kusut Amanda tiba-tiba berubah menjadi senyuman indah. Badan yang awalnya lelah dan tak bersemangat tiba-tiba kembali fit dan ingin segera bersiap.

“Begini kan enak.” Monolognya sambil tersenyum sumbang.

Allahuakbar....

Allahuakbar....

Suara azan magrib menggema di mana setiap masjid bersahut-sahutan menandakan waktu salat magrib telah tiba. Semua umat muslim berlomba-lomba untuk menunaikan ibadah wajib dan meninggalkan semua urusan dunia yang fana.

Berbeda dengan wanita satu ini, dia segera bergegas mandi dengan air secukupnya, karena rumah berbentuk petak kecil itu tak mempunyai air akibat si pemilik rumah tak membayar uang PDAM selama tiga bulan. Namun, itu bukanlah beban bagi Amanda, dia tak terlalu memikirkan itu, toh dia bisa menumpang mandi di rumah temannya—Devi.

Hijrah Terindah (Sudah Terbit dan Akan Difilmkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang