Hati Bagai Batu

1.2K 91 3
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

“Andai kata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia tak akan sampai hati untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa.” -Bisyir-

💐💐

“Tambah lagi,” ucap Amanda sambil tertawa puas. Minuman yang sudah membuat separuh kesadarannya teralih membuatnya semakin kecanduan.

“Jangan terlalu banyak, Nda. Nanti Loh enggak sadar.” Tegur Devi. Sedari tadi Devi hanya minum sedikit, biasanya Devi sama seperti Amanda, tak jauh beda untuk urusan minum-minuman seperti ini.

“Devi, masalah Gue itu banyak banget. Gue pusing jika mikirin semua masalah itu. Makanya ini salah satu solusi Gue untuk lupain semua masalah. So, Gue mau senang-senang dulu malam ini.” ucap Amanda dengan suara yang sudah serak.

“Sudah jam dua belas. Lima menit lagi kita pulang.” titah Devi. Amanda tak menanggapi, dia mulai berjalan sempoyongan untuk menikmati musik yang semakin malam semakin menggelegar dan membuat manusia di dalamnya lupa diri.

Amanda mulai melenggokkan tubuhnya mengikuti irama musik, di sisi lain Devi sudah sangat mengantuk dan ingin tidur. “Manda, Gue ke toilet dulu.” Instruksi Devi. Amanda hanya mengangguk sebentar sebelum dia melanjutkan kembali aktivitasnya.

Irama musik terus menggelegar, setiap orang berpasang-pasangan menari dengan keadaan yang setengah sadar. Amanda mendapatkan seorang lelaki yang menurutnya lumayan tampan.
“Dancing with me?” tawarnya.

Amanda mengangguk, dan kemudian meletakkan tangannya di bahu lelaki bertubuh jangkung itu. Amanda sesekali menyunggingkan senyum saat lelaki itu meliriknya penuh arti. Namun, Amanda merasa risi saat tangan lelaki itu perlahan memegang tubuhnya, dengan separuh kesadaran Amanda melepaskan tangannya dari bahu lelaki jangkung itu.

“Bisa enggak kamu enggak usah meraba-raba.” Bentak Amanda setengah emosi. Menurutnya lelaki itu jika di biarkan akan kurang ajar dan Amanda sangat membenci lelaki yang berani kurang ajar padanya.
Lelaki itu berdecap pelan dengan senyuman yang menjijikkan bagi Amanda.

“Berapa harganya?” tanya lelaki itu.

Amanda menaikkan kedua alisnya, dia memang setengah sadar, tapi bukan berarti dia tak bisa paham maksud lelaki itu. “Gue bukan wanita murahan!” tegas Amanda.

Lelaki itu tertawa mengejek, dia menangkupkan kedua tangannya di wajah Amanda, “Hei, beybeh. Semua wanita di sini adalah wanita murahan. Wanita jalang yang butuh belaian, bukankah kau juga sama seperti itu, Cantik?!” ucapnya di akhiri dengan penekanan.

Amanda bukan main emosinya, lelaki ini telah melecehkan harga dirinya. Memang Amanda menyukai tempat itu, tapi dari dulu dia tak pernah mau jika untuk melakukan hubungan yang lebih. Bagi Amanda itu menjijikkan, dia tahu tentang harga diri walau tanpa dia sa masalahmu dari dia sendiri juga telah merendahkan harga dirinya dengan cara berpakaian yang tak sopan dan dengan ucapan yang tak beradab.

“Ayolah, sebutkan saja berapa rupiah yang harus saya keluarkan untuk bersamamu. Tidak lama, satu malam saja. Kita nikmati malam ini bersama-sama dan lupakan semua masalahmu, Sayang….” ucapnya dengan tertawa puas.

Plakkk

Amanda berhasil memberikan tamparan pedas pada lelaki itu. Baru kali ini dia di lecehkan begitu hinanya oleh seseorang yang tak dia kenali sama sekali, bahkan Amanda baru bertemu lelaki itu beberapa menit yang lalu.

Hijrah Terindah (Sudah Terbit dan Akan Difilmkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang