Will you?

1.1K 86 46
                                    

"MIN YOONGI, BANGUN!"

Yoongi semakin merapatkan selimutnya saat teriakan Hoseok semakin mendekat. Tak lama selimut disingkirkan dari tubuhnya. Hawa dingin dengan cepat memeluk Yoongi yang masih memaksakan diri menutup mata.

"Bangun!" seru Hoseok yang tak kenal lelah. Ia membuang selimut Yoongi ke lantai dan mengguncang tubuh sahabatnya itu. "Hey, kau bilang kau ada interview pagi ini. Bangun!"

Yoongi menggeliat malas. "Lima menit lagi!"

"Lima menit lagi? Oh God, kau tahu ini jam berapa?"

Dengan terpaksa Yoongi membuka mata untuk melihat Hoseok yang sudah berkacak pinggang di samping ranjangnya.

"Jam sembilan, Bodoh!"

"WHAT?"

***

Dengan tergesa-gesa Yoongi berlari memasuki gedung berlantai duapuluh yang pagi ini memintanya datang untuk melakukan wawancara kerja. Setelah berbasa-basi di meja resepsionis, Yoongi segera menuju lift dan menekan tombol sepuluh pada panel yang ada di sana. Kini ia harus menunggu dengan sabar sampai pintu lift terbuka untuk membawanya naik.

Tak lama seorang pria tinggi berbusana casual datang dan berdiri di sampingnya. Yoongi melirik sekilas. "Kau mau ke lantai berapa?"

Pria tampan itu menatap Yoongi cukup serius dari atas hingga bawah. "Ke lantai yang sama denganmu," jawabnya tersenyum aneh. Ia merasa sangat tertarik pada pria manis tersebut. "Aku tak pernah melihatmu. Kau pegawai baru?"

"Aku datang untuk interview."

"Benarkah? Tapi kudengar interview-nya sudah selesai beberapa menit yang lalu." Pria itu menyeringai lalu mengulurkan tangan. "Namaku Kim Taehyung."

Alih-alih peduli dengan Taehyung yang memperkenalkan diri, Yoongi justru terkejut dengan fakta yang didengarnya--interview sudah berakhir. Yoongi mengutuk kebodohannya sendiri yang lupa memasang alarm dan mengharuskannya bangun terlambat. Waktu menunjukkan hampir jam setengah sebelas. Satu setengah jam sejak janji wawancara yang telah ditetapkan.

Sial sekali hidupku!

"Hey!" Taehyung menyadarkan Yoongi dari kemalangannya. "Namaku Kim Taehyung. Siapa namamu?"

Yoongi menepis tangan Taehyung dengan kesal. "Jangan berbicara padaku! Aku sedang kesal. Kau tak ingin aku memakanmu hidup-hidup, 'kan?" ujarnya yang melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya pada Taehyung.

Taehyung melihat tangannya yang sempat ditepis Yoongi dengan tatapan tak percaya. Seumur hidup baru kali ini Taehyung diperlakukan secara tidak manusiawi.

Merasa tak ada kesempatan, Yoongi memutuskan pergi. Langkahnya lunglai dan tak bersemangat. Taehyung pun hanya mampu tersenyum kecil melihatnya.

***

Hoseok menyerah.

Berbagai cara telah dilakukannya untuk mengembalikan semangat Yoongi, tapi tak ada satu pun yang berhasil.

Hoseok mendudukkan diri di depan Yoongi yang sibuk menghitung lembaran uang di atas meja. Mereka baru saja menyantap sarapan yang terlambat--hanya ramen dan kimchi. Makanan itulah yang bisa mereka andalkan di saat uang simpanan memasuki fase kritis.

FOREVER TAEGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang