TIGA

12 0 0
                                    

Setelah sekian lama berperang dengan pelajar kimia akhirnya bell sekolah berbunyi pertanda kelas sudah berakhir murid murid pun membereskan semua alat tulis kedalam tasnya masing masing berbeda dengan Aurel hanya menatap kosong kedepan.

" Hehh rel are you okay" Aurel pun langsung dengan wajah kaget dia
" Dir lo mah gue kaget kan "
" Lagian salah lo sendiri kenapa bengong ajah padahal gue nimpuk lo pelan deh, elu nya ajah yang ngelamun"
" Iyaa lo pikirin apa sih rel" tambah Uci" Gpp kok gue, yaudah gue duluan yaa"pamit meninggalkan Dira dan Uci yang menatapnya aneh
" Dia kenapa sih dir, kerasukan hantu sekolah?" tanya Uci
" Lo ngomong sembarang banget sih, yaudah gue cabut duluan kayanya udah dijemput juga"
"Yaudah gue juga ngeri dirrr lo mah gak nungguin gue"

***

Sesampai dirumah Aurel pun langsung ke kamar dan membaringkan tubuhnya dikasur berukuran lumayan sedang dan membuka pintu balkon kamarnya yang ditempati sekarang , langit sudah gelap dan hanya ada bintang, Aurel pun berdiri dibalkon kamarnya dan menghirup udara malam ini. 

Sebenarnya Aurel rindu kota kelahirannya yang asri dan sejuk berbeda dengan kota ini yang tidak pernah tidur, Aurel pun menghela nafas dan duduk dibangku yang ada disana menghirup udara malam hari. Tanpa sadar air mata keluar dari kelopak matanya tanpa diminta ingin dia menangis, tapi rasa sakit ini yang ditopang oleh dadanya begitu besar.

" Far—kenapa ? kenapa lo harus lo yang lakuin itu salah gue apa far sampai lo tega ngekhianatin gue far kenapa lo sahabat gue far gue sayang sama lo tapi gue kecewa kenapa harus lo far kenapa,kenapa gak orang lain" lirih Aurel tangis Aurel pun semakin pecah dan menggigit bawah bibirnya berharap isakan tangisnya tidak keluar lagi.
" Gue kecewa far –" gumam Aurel dengan bibir bergetar

Krekkk...

Aurel tersentak saat dia mendengar seseorang membuka pintu kamarnya dia dengan sigap menghapus air matanya dan menormalkan wajahnya seperti biasa. Aurel menoleh dan mendapatkan kakaknya yang berdiri diambang pintu ,  menatap nya dengan sorotan yang santai.

" Bisa gak ketok dulu kalau mau masuk kak" Suara Aurel yang menghentikan langkah Tama yang akan beranjak pergi Tama kembali menoleh, matanya kembali menatap mata adiknya
" Kamunya ajah yang keasikan ngelamun sampai gak denger kakak ngetok pintu kamu" jawab Tama

Aurel menghela nafasnya pelan lalu kembali mengalihkan pandangannya Tama memperhatikan gerak gerik adiknya dari belakang, sebelum akhirnya menutup kamar, memilih untuk tidak ambil pusing tapi dihati kecilnya dia tidak tega melihat adiknya selalu dihantui dengan masa lalu kelamnya

" Loh Tam adek kamu mana, kan bunda udah nyuruh kamu untuk panggil" tegur Reanita
" Katanya sebentar bun bentar lagi juga turun kok bun"
Tak lama Aurel pun turun dan menghampiri keluarganya yang sedang menunggu dia
" Sayang kamu mau apa biar bunda sedia in" Masih diam dan memperhatikan makanan di depannya. Entah kenapa sejak tadi pagi, dia kehilangan selera makannya.

Walaupun makanan yang disajikan justru makanan kesukaannya semua tanpa Aurel sadar, Reanita sedari tadi memperhatikan Aurel tidak menyentuh makanan. Dia menatap khawatir kepada anaknya pasalnya dari tadi pagi belum ada asupan makanan yang masuk ke perut anaknya wajah Aurel terlihat pucat pasi dan tanpa tenaga.Ada apa dengan anaknya.
" Bunda suapin kamu yaa " Reanita merubah posisi menjadi duduk disamping anak perempuannya Aurel mengangkat mulutnya secara perlahan dan menerima suapan bundanya.

***

" Nah semua mengerti? "
" Ngerti buu !!"
" Bagus ! sekarang silahkan kalian buat latihan dibuku cetak halaman 203 dan dikumpulkan sekarang" Bu Ira memperhatikan Aurel sedari tadi muridnya itu hanya ngelamun tanpa mau ngerjakan apa yang disuruh olehnya sampai bell pun berbunyi Aurel tidak merubah posisinya. 

VINRELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang