NOMOR TELEPON

58 6 1
                                    

Seorang laki-laki menggunakan jaket denim dan sepatu converse hitam selalu berhasil menyita perhatian seluruh siswa-siswi yang ada di koridor sekolah. Laki-laki yang memiliki perawakkan tinggi dan putih itu dengan santainya berjalan menyusuri koridor menuju kelas XI IPA 2 di ikuti dua temannya yang berjalan di belakang sambil menyunggingkan senyum tebar pesona.

"Ehh Lio, Lio." Panggil Jeri berteriak dan berjalan menghampiri.

"apaan sih lo. Gak usah teriak-teriak." Jawab Lio, dengan raut wajah tak suka.

"lo disuruh ke ruang Bu Mirna." Kata Jeri, yang hanya mendapat respon anggukan dari Lio.

Angkasa Aprilio, laki-laki yang kerap disapa Lio itu berjalan menuju kelasnya, tanpa berniat pergi ke ruangan Bu Mirna, selaku guru BK SMA Trisakti.

"selamat pagi dunia." Ucap Yusuf, berteriak, dan tak lupa merentangkan kedua tangannya ke atas saat tiba di dalam kelas.

"ngapain sih lo buldog." Kata Dimas sambil melemparkan topi ke arah Yusuf.

Yusuf Geovani dan Dimas Gustavo, dua laki-laki yang terkenal usil dan ramai jika di dalam kelas, teman seperblangsakan Lio mulai dari awal MOS.

"udalah, masih pagi gak usah teriak-teriak, gak guna. Mending, nih, kerjain pr lo pada keburu bel masuk." Kata Lio sambil mengambil buku catatan milik Asel.

"gue pinjem buku lo dulu ya Sel. Hari ini lo cantik, deh." Ucap Lio di depan meja Asel, sembari mengambil bukunya dan memberinya gombalan sedikit.

"gak usah sok ngerayu gue, lo." Jawab Asel, sinis.

Aselia Queena. Perempuan dengan perawakan sedikit pendek, memiliki wajah cabi, tetapi sayangnya memiliki sikap yang terkenal dingin diantara teman-temannya.

Lio hanya tersenyum mendengar respon Asel yang tetap sama setiap harinya. Ia berjalan meninggalkan meja Asel menuju mejanya yang berada di belakang. Di mejanya, sudah ada dua temannya yang siap untuk menyalin catatan milik Asel.

"nih buat lo lo pada, gue tau kalian butuh." Ujar Lio sembari melempar buku diatas meja.

Sudah 20 menit bel tanda masuk berbunyi, tetapi guru pengajar belum juga masuk ke kelas XI IPA 2 yang mengakibatkan kegaduhan di dalam kelas.

"Fix, ini kosong nih, gak ada pelajaran." Kata Karina, menghadap Asel, teman sebangku dan juga sahabat baiknya.

"semoga aja iya. Udah, ah, jangan di omongin, nanti gurunya nongol lagi." Jawab Asel.

"Sel, lo mau bantu gue nggak?" tanya Karina, sembari menghadap Asel.

Asel tersenyum, "enggak." Jawabnya, singkat, dan jelas.

"yeu, belum juga ngomong mau minta bantuan apa, udah langsung jawab enggak aja,lo. Nggak seru nih." Oceh Karina.

"mau minta bantuan apa sih, Na? Kalau macem-macem awas aja." Ujar Asel dengan malas.

"kayaknya gue suka deh ke Lio, mintain nomornya, dong. Lo kan kayak akrab gitu sama genknya Lio."

"Usaha sendiri sana jangan libatin gue." Jawab Asel, yang tak mau melibatkan diri untuk urusan seperti itu.

"yolah, apa salahnya lo bantu teman sendiri, lagian jadwal piket lo kan, sama kayak Lio." Ujar Karina dengan tampang memohon andalannya.

"yaudah, iya. Bawel, lo." Jawab Asel.

Asel pun bangkit dari tempat duduknya, menuju ke meja belakang tempat Lio dan teman lelaki satu kelasnya yang sedang asik memakan snack dan bernyanyi sembari berjoget tak tau malu.

"Lio, minta nomor telepon, lo." Ujar Asel, tanpa embel basa-basi yang sontak membuat kaget teman-temannya.

"buat apa?" Tanya Lio, tanpa menatap Asel, karena masih sibuk membuka snacknya yang tak kunjung terbuka.

"wowww, jangan bilang lo mau deketin Lio ya?" Saut Dimas, tanpa berpikir panjang.

"ngaku Sel, kalau suka. Lagian lo berdua kayaknya cocok." Saut Yusuf, sambil cekikikan, tak jelas.

"mana mau gw sama cewek judes macem dia. Ngeri yang iya." Kata Lio, sembari melirik ke arah Asel.

"gw juga gak mau sama elo, geblek. Cepet tulis." Jawab Asel ketus, dan menyodorkan kertas beserta pulpen ke hadapan Lio.

Lio meraih kertas yang di sodorkan Asel, lalu mulai mencatat nomornya dengan cepat. "nomor orang ganteng. Awas lo sebar-sebar." Ucapnya, sembari memberikan kertas ke Asel.

"sok kecakepan, lo. Masih juga cakepan bias gue, Jimin." Ujar Asel sambil melenggang pergi dari hadapan Lio dan teman-temannya.

Lio mentap kepergian Asel dengan tampang sinisnya, dan berfikir bagaimana bisa ada cewek galak dan berani seperti Asel.

"ucap makasih, kek." Teriak Lio, yang sayangnya tak mendapat respon dari Asel.

Asel pun memasukkan nomor telepon Lio kedalam Handphonenya. Tak lupa juga, ia memberikan kertas itu ke Karina yang sedang tersenyum sembari memasukkan nomor telepon Lio ke handphonenya, lalu mengoper kertas itu ke teman-temannya yang lain.

"woyy, Na, jangan di oper-oper tuh kertas, kata Lio gak boleh di sebar. Nanti gue yang kenak amuk Lio, lo mau belain?" ujar Asel sambil memasang wajah kesal.

"aelah, ayolah Sel, apa salahnya coba kita bagi-bagi rezeki ke yang lain, dapet pahala jugakan kitanya." Jawab Karina enteng.

"woyy semuanya, berhubung kelas kita lagi kosong gue selaku laki-laki paling ganteng akan menghibur kalian semua, mulai dari bangku pojok kiri, pojok kanan, bangku tengah ayo berdiri, gue disini akan bawain lagu yang paling spesial untuk Asel dan juga Lio." teriakan Dimas membuat semua murid kelas menjadi terfokus kepadanya.

"ngapain lo bawa-bawa nama gue?!" Ceplos Asel tak lupa menghadap ke arah Dimas dengan penuh kekesalan dan kemudian beralih menatap Lio yang hanya menyunggingkan senyum tanpa merasa risih karena perkataan Dimas.

Tanpa memperdulikan ocehan kekesalan dari Asel, dengan santainya Dimas berteriak, "party time, musik!!!" Sambil memegang gagang sapu, dan juga menunjuk Yusuf yang sudah siap menyalakan musik di speaker bluetooth.

Musik mengalun begitu keras diiringi dengan suara cempreng khas Dimas dan Yusuf yang mengakibatkan gelak tawa seisi kelas.

"cendol cendol dawet seger, piro? Limaratusan nggak pakek ketan ji, ro, lu, pat, limo, enem, pitu, wolu, tatak getak joss joss, goyang semuanya." Oceh yusuf disela nyanyiannya, sambil menggoyangkan pinggul kekanan dan kekiri, tak lupa juga mengangkat kedua jempolnya ke atas.

"diem dong, jangan terlalu ramai, nanti di marahin guru." Tegur Karina berusaha menenangkan situasi kelas.

"lanjut terus, sampai subuh." Seru Lio sambil sedikit berteriak.

"kok lo malah minta lanjut sih, kelas kita udah ganggu kelas sebelah yang lagi fokus buat belajar." ujar Asel sambil mengernyitkan kedua aliasya.

"kok lo sinis mulu sih, Sel? Senyum dikit napa." Ujar Lio sambil tertawa, menggoda.

"apaan sih, lo." Ketus Asel.

"lo senyum pun, kadar ke imutan lo nggak bakal berkurang." Jawab Lio gombal.

"cieeee cieee." ujar teman-teman satu kelas.

Sambil memasang wajah risih sekaligus kesal Asel hanya bisa menggerutu tanpa ada niatan untuk membalas ucapan Lio dan kembali menenggelamkan kepalanya di atas tas ranselnya sambil memejamkan mata.

****

HALLO PEMBACA <3

SELAMAT DATANG DI TULISAN PERTAMAKU, MAAF JIKA BANYAK TYPO DAN KESALAHAN DALAM PENGEJAAN.

JANGAN LUPA UNTUK VOTE, KOMEN DAN BANTU SHERE YAA, HEHEHE ^^

Tolong tunggu part selanjutnya, dan TERIMAKASIH untuk yang sudah membaca karya pertamaku.

Semoga kalian selalu bahagia di tahun 2020 ini ^^

09 Januari 2020

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang