Sekedar mengingatkan agar kalian tidak lupa untuk Vote cerita ini. Harapannya semoga kalian suka yah;'))
HappyReading^^
***
"Mama, Kak Leo, Papa, Lea jalan dulu yah. Assalamualaikum Ma." teriak Lea seraya keluar dari rumah dan menghampiri Alan yang sudah duduk anteng di atas motor ninja hitam dengan stiker fire . Benar-benar keren."Kebiasaan banget sih. Lo teriak-teriak dari dalem rumah. Sampe kedengeran tau gak oleh tetangga."ujar Alan kepada Lea yang telah berdiri disamping motor nya.
Lea manyun mendengarkan kata Alan barusan. Apakah benar dia teriak terlalu keras sampe kedengeran !?.
"Masa sih!?" tanya Lea
"Hehe, gak kok. Canda doang." jawab Alan.Tapi boong, suara cempreng gitu masa gak berisik sih.lanjut nya dalam batin.
Takut-takut kalo Lea mengetahui apa yang dia katakan dalam batin nya. Bisa-bisa rambut nya botak tak tersisa , karena di ja mbak-jambak oleh tangan cantik Lea.
"Nih, pake cepetan . Entar keburu sore." ucap Alan sambil menyerahkan helm kepada Lea. Lea memakainya dan langsung naik ke jok belakang motor Alan.
Motor Alan melaju menuju ke tempat yang mereka ingin singgahi. Semilir angin membelai wajah Lea , meski telah menggunakan helm. Hanya keheningan yang ada dalam perjalanan tersebut. Mereka sibuk masing-masing. Alan fokus menyetir. Dan Lea, sibuk dengan pikiran nya. Wahana apa saja yang akan dia coba pertama? .Itulah yang ada dipikirannya.
Mereka berangkat ke Dufan ,saat se pulang sekolah. Kalau pagi, pasti nunggu hari minggu lagi. Kan hari Senin ke Minggu lama.
Motor Alan telah tiba di area parkiran. Setelah memarkirkan motor nya. Alan dan Lea masuk ke area taman bermain tersebut. Meski bukan hari libur. Tapi, taman bermain ini tetap ramai. Banyak pasangan muda-mudi disini. Ada juga anak-anak.
Mata Lea bersinar, saat memasuki kawasan ini. Lea sangat semangat, sampai-sampai Alan kelelahan , saat Lea menarik tangannya , menaiki ini dan itu.
Setelah mencoba semua permainan yang ada di taman bermain ini. Lea dan Alan menuju ke cafe terdekat untuk mengisi perut mereka masing-masing.
Cafe Lovamor
Kata itu yang ada di atas pintu cafe tersebut. Alan dan Lea memasuki cafe tersebut dan memilih duduk di pojok dekat jendela.
"Selamat datang di cafe kami. Ada yang bisa saya bantu.? Ehh salah, maksudnya kalian mau pesan apa?" tanya pelayan wanita tersebut dengan ramah.Meski ada kesalahan kata .
"Gue mau pesen..ehmm menu spesial aja yah." ucap Alan sambil melihat-lihat di atas menu tersebut.
"Tunggu ..10 menit lagi yah. Mas, Mbak" ucap sang pelayan dan melenggang pergi.
"Apa!? Mas , Mbak. Hahaha" ujar Lea sambil ketawa terbahak-bahak.
"Haish, gak boleh gitu. Emangnya lo mau apa dipanggil , nenek?.Mau?" omel Alan.
"Nenek? Awas aja kalo manggil gue kayak gitu. Gak liat apa , gue itu cantik gak keriput, Masa cewek secantik gue di bilangi nenek, no way , mereka aja yang buta." ujar Lea dengan menggerutu kesal dengan kata nenek.
"Makanya ,jangan ngetawain orang lagi. Ntar kena karma, mau?" Ucap Alan lagi.
Lea hanya membawa dengan gelengan dan senyum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Absurd (REVISI)
Teen FictionDon't Plagiator for My Story *** Persahabatan berbeda jenis kelamin itu yang bermula sedari mereka kecil. Membuat salah satu perasaan dari mereka berdua , menyukai bahkan mungkin sudah berubah menjadi cinta seiring berjalannya waktu. Rasa itu muncul...