"Tidak ada yang tau kepada siapa akhirnya hati kita di labuhkan, yang kita tahu hanya berusaha menjaga agar yang kita cintai bisa menjadi akhir pelabuhan"
"Ra, telepon Angkasa gih " rengek seorang gadis yang tengah duduk disamping Andira sambil bergelayut memasang muka memelas, tak lain adalah Alya yang begitu tergila-gila oleh Angkasa.
"Ngga ah, gua lagi baca buku. Males nelpon dia ntar ngomelin gua kaya elo " jawab Andira yang masih serius dengan buku yang tengah di bacanya, sambil sesekali membenarkan letak kacamatanya. Alya pun hanya bisa pasrah karena kali ini Andira tidak mengabulkan permintaan nya. Ia pun lebih memilih tidur dengan melipatkan kedua tangannya di atas meja kantin.
Lembar demi lembar buku Arah langkah dari Fiersa Besari telah berhasil Andira rampungkan dalam dua hari, ia berhasil di buat penasaran oleh kelanjutan perjalanan sang penulis ke Indonesia bagian timur. Yah. Buku yang ia baca merupakan buku berseri yang artinya masih ada kelanjutan dari buku pertama. Kalau melihat dari tweet sang penulis dari akun Twitter nya buku kelanjutan perjalanan nya sudah terbit di seluruh Gramedia. Tapak jejak. Tapi yah begitulah, kehidupan mahasiswa di tanah rantau, untuk bisa membeli buku-buku terbaru terkadang Andira harus menabung berbulan-bulan atau jika berbaik hati terkadang Alya atau Angkasa lah yang membelikannya, maklum mereka berdua orang kehong jika di bandingkan dengan Andira yang kere.
Andira pov
Hari ini bener-bener hari yang paling menyebalkan selama gua hidup. Bayangin aja, gua udah telat bangun karena semalam gua begadang buat baca buku, pas mau mandi eh malah yang antri panjang gila di kamar mandi kosan ke tambah lagi ada mba Karin si centil yang terkenal lama parah kalau mandi, yang ada gua karatan kalau nungguin dia mah. Dan akhirnya gua putusin untuk ngga mandi, masa bodoh lah yang penting wangi, ngga ada yang tau juga gua mandi atau ngga. Dengan kecepatan kilat gua cepetan naik angkot mang Dadang langganan gua kalau angkasa ngga jemput. Dan tau ngga, Jakarta oh Jakarta bukan Jakarta namanya kalau ngga macet, dan ini sumpah angkot mang Dadang sampai ngga bisa gerak sama sekali. Tambah stress lah gua, masa baru awal semester gua udah telat.
Jakarta, selain macet yang bisa gua simpulin dari kota ini yaitu kota dengan polusi terburuk di Indonesia, Asap kendaraan saling bercumbu di udara menciptakan gesekan yang mengakibatkan oksigen yang gua hirup jadi ngga sehat. Padahal ini ibu kota negara yang seharusnya bisa jauh lebih di perhatikan karena secara ngga langsung pasti banyak kan turis yang datang kesini. Ngga kebayang kalau mereka datang dengan polusi udara yang parah seperti ini pasti citra negara juga jadi buruk. Udahlah jauh banget gua ngomongnya. Sekarang gua mau mikir kira-kira siapa yang bisa nganterin gua ke kampus dengan cepat. Tiba-tiba terlintas satu nama di pikiran gua. Tapi gua ngga yakin dia udah di Jakarta.tapi Coba aja lah.
Angkasa Bima Sentana, laki-laki paling baik yang pernah gua kenal. Gua kenal sama dia sejak awal kuliah ketika masa pra ospek. satu tim gitu sama dia. Tau ngga karena apa ? Karena kita sama-sama suka buah jeruk. Ngga masuk akal benar menurut gua, tapi ya emang gitu.
Berbicara Angkasa, gua sefakultas sama dia tapi beda jurusan. Gua di IT Sedangkan dia Di Arsitek, gua sama dia itu Aslinya kebalikan. Kenapa?
Karena gua orangnya bar-bar dan pecicilan padahal gua cewek nih. Dan Angkasa taulah. Most Wonted gitu di fakultas, dia itu dewa banget di kalangan ciwi-ciwi , katanya sih udah ganteng, baik , pinter lagi. Tapi satu dia itu dingin banget. Kalau sama cewek lain sih, kalau sama gua dia luluh kok. Hehe dia adalah laki-laki yang selalu ada buat gua, entah itu pas gua lagi bahagia , susah ataupun apalah. Dia ngga pernah ninggalin gua. Yang kadang gua mikir, ntar kalau dia udah punya pacar dia bakal tetap di samping gua atau bakal ninggalin gua. Jujur gua takut. Bahkan lebih takut daripada di putusin pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
RomanceAndira Maharani dengan sepenggal cerita hidup yang menguras emosi. " Gua ini ngga pantes buat lo, lo sempurna sedangkan gua sampah " Andira dalam tangisnya sambil memukul-mukul dada laki-laki itu " Gua ngga perduli, Lo itu mimpi gua dari dulu " lela...