27

281 29 0
                                    


Beberapa tahun yang lalu ...

Di sebuah rumah yang cukup besar dan ramah lingkungan terdapat dua orang adik kakak yang tinggal bersama. Segala sesuatu mereka lakukan bersama, mulai dari membersihkan rumah, mengerjakan tugas dan lainnya.

Halaman rumah itu di tumbuhi bunga hias dengan dua warna yang berbeda, putih dan biru. Kakak adik yang saling menyayangi tersebut sangat menyukai bunga nan cantik tersebut, setiap hari jika petang tiba mereka akan menyirami bunga hias itu.

Arkana Sagara, seorang laki-laki dewasa yang sengaja tinggal berpisah dengan kedua orangtuanya karena letak kampusnya yang cukup jauh dari rumah sebelumnya.

Ya dari awal nya hanya Gara sendiri lah yang akan pindah dan meninggalkan rumah kedua orangtuanya, namun adik perempuan Gara memohon kepadanya agar di izinkan untuk ikut tinggal bersama Gara juga.

Mengingat ketidak akuran Luna dan Marvel, dan lagi kedua orangtuanya yang begitu sibuk dengan pekerjaan mereka, Gara pun akhirnya menyetujui dan meminta izin kepada orang tuanya, bahwa nanti ia tak pergi sendiri melainkan dengan Luna juga.

Setelah mendapat persetujuan, Gara dan Luna pun pindah dan tinggal di rumah yang di bangun dengan uang Gara dan Luna.

Rumah yang jauh dari keramaian kota, jauh juga dari gedung-gedung yang menjulang tinggi, keadaan sekitar masih sangat asri. Gara suka dengan lokasi rumah mereka, begitu juga dengan adiknya, Luna.

Semua berjalan baik, dari awal mereka pindah semuanya berjalan baik-baik saja. Bahkan sangat baik. Tak hanya tinggal, bagi Luna selama ia tinggal berdua dengan Gara, ia jadi banyak belajar.

Gara adalah mahasiswa yang mengambil jurusan kesenian, ia pandai melukis, memotret, mendekor dan banyak lagi. Di mata Luna Gara adalah kakak terbaik untuk saat-saat sulit. Ia bersyukur di beri kakak sebaik dan secerdik Gara.

Gara mengajarkan banyak hal kepada Luna, dan yang paling Luna suka adalah melukis. Jika ada waktu, Gara selalu melukis dan menjadikan Luna sebagai objeknya.

Bukan hanya tinggal, Luna pun bersekolah di daerah sekitaran rumahnya, yang mungkin bisa dikatakan cukup jauh. Ia selalu di antar oleh Gara, dan pulang bersama Alvian.

Alvian adalah tetangga sebelah rumah Luna dan Gara, anak laki-laki yang tak lagi memiliki kedua orang tua itu sudah di anggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Luna yang sesekali singgah.

Alvian adalah anak ke empat bersaudara, ia memiliki tiga kakak perempuan yang tak kalah baiknya seperti Alvian. Bila Gara harus pulang terlambat karena tugas nya di kampus, Alvian pasti akan selalu setia menemani Luna.

Selama tinggal bersama Gara, Luna merasa sangat bahagia. Hari-harinya yang dulu begitu suram, kini penuh warna. Ia tak pernah sendirian, baik Gaga maupun Alvian selalu ada di sisi Luna.

Kala itu, saat sedang libur kuliah, Gara mengajak Luna pergi liburan ke sebuah vila yang sudah pasti adalah milik Gara. Vila yang terletak di sebuah desa yang terletak tak jauh dari gunung.

Dalam perjalan menuju tempat vila yang dikatakan Gara tak begitu jauh, jika perjalanan di tempuh dari rumah Luna dan Gara. Pemandangan selama di jalan begitu indah, sampai-sampai Luna tak berhenti memperhatikan pepohonan dan tumbuhan yang ada di samping kiri dan kanan jalan.

Sesampainya mereka di vila tersebut Luna langsung di buat terkesima akan keindahan tempat dan sekitaran vila tersebut.

Warna putih yang mendominasi rumah nan megah itu menciptakan senyuman di bibir Luna, bunga-bunga hias yang sangat di sukai oleh Gara dan Luna pun ada di vila itu. Namun hanya warna putih, warna kesukaan Gara dan Luna.

Luka Lara Luna || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang