Chapter 3

1 0 0
                                    

Kita tidak bisa memaksa Takdir untuk berkata kita harus bersama hingga menua.

Tapi takdir memilih kita berpisah dalam waktu yang menurutku begitu panjang.

-pitymycute-
-

-

-

***

Dia tersenyum dan Begitupun denganku.

17 januari 2016

6 hari kemudian.

07:24 AM
Suara kicau burung yang membangunkan seorang gadis cantik yang sedang tertidur lelap.

Seperti biasa di hari minggu untuk anak sekolah pasti saja sibuk dengan mencuci seragam dan tak lupa juga dengan sepatu.

"Akhirnya selesai juga" gumamku sambil mengusap kepalaku yang sedikit pusing.

"Liliy"panggil nenekku

"Iya eyang"

Kami semua memanggil kakek dan nenek kami dengan sebutan eyang.aku juga tidak tau bagaimana alasannya tapi panggilan itu menyenangkan buat cucu cucunya.

"Handphone mu berdering"

"oh iya ka??" secepat kilat aku langsung saja masuk ke kamarku yang berada tepat di ruang Tv.

0823********

Nomor tidak di kenal.

"Halo Assalamualaikum"

"Waalaikumssalam ini liliy?"

"Iya liliy ini siapa?"

"Hai liliy aku rizky yang beberapa hari kemarin bersama dengan kakakmu"

"Kamu ingat aku kan?"

"Iya aku ingat"
"Kenapa kak?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu apakah kamu sudah memiliki seorang pacar?"

Aku kaget dengan pertanyaan kak Rizky yang sangat tibat tiba itu.dan itu membuat aku salah tingkah sendiri di depan cermin lemariku.

"Tidak kak sama sekali tidak karena aku tidak di perbolehkan untuk pacaran dengan kedua orangtua ku"

"oh yasudah baiklah"

"Tapi kenapa kak bertanya hal itu?"

"kaka hanya pastikan saja apakah kaka punya saingan atau tidak.tapi nampaknya tidak ada dan semoga secepatnya kita bisa Bersama"

"Maksdunya kak?"

"Nanty juga kamu mengerti liliy"

Tutttt..
Panggilan kami terputus sepihak dari kak Rizky dan itu membuat diriku bingung.

Ada apa?
Apa yang kak rizky maksudkan?

Night 20:49 PM

Seharusya anak sekolah jam begini sudah tidur karena besok adalah hari senin.

Tapi aku malah memikirkan perkataan kak Rizky.

Tiba tiba Handphone ku berbunyi dan seseorang yang aku pikirkan sejak tadi pagi itulah yang menelponku.

Rizky Muhammad

"Halo Assalamualaikum kenapa kak?"

"Halo liliy Waalaikumssalam"

"Ngapain telpon kak"?

"Emang tidak bisa iya ya?"

"Bukan begitu kak tapi ini sudah malam dan waktunya buat istrahat"

"Tapi kaka ingin mengatakan sesuatu hal penting padamu liliy"

"Hal penting?"

"Iya liliy"

"Ok bilang saja aku akan mendengarkan baik-baik"

"......kaka... "

"Ha maksdunya?"
Aku Begitu terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh kak rizky dan sungguh itu betul di luar dari apa yang aku bayangkan.

"Bagaimana liliy?"

"Hmm biarkan besok aku menjawabnya kak"

"Assalamualaikum"
Belum sempat kak rizky membalas salamku tapi aku langsung saja menekan tombol merah.

Apakah kak rizky betul betul mengatakan itu.ah aku begitu gila malam ini memikirkan hal yang sepantasnya tidak harus aku pikirkan.

23 Januari 2016.

.
.
.
Hai guys selamat menikmati Karya abal abalku 💙










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meyakinkan Hati Yang Ke 3 KalinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang