(GS) - Sudden

1K 126 27
                                    

"Lee Jihoon, aku suka padamu."

"Ha?"

"Aku suka padamu," ulangnya, masih dengan senyuman yang sama. "Tapi, kau tidak perlu membalasnya. Aku hanya ingin mengatakan itu saja." Tangannya terulur untuk mengacak-acak pelan rambut panjang Jihoon yang tergerai bebas. "Aku pergi, ya." Lalu, dia berbalik dan berjalan menjauh.

Awalnya, Jihoon pikir dia akan melupakan pernyataan tersebut dalam semalam. Tapi, menerima ungkapan suka dari seseorang untuk pertama kalinya merupakan hal baru untuk Jihoon. Jadi, dia tidak bisa berhenti memikirkan hal tersebut bahkan hingga seminggu kemudian.

Mereka satu fakultas, post modern art. Mau tak mau, dalam satu hari, Jihoon akan sekali dua kali berpapasan dengan Soonyoung. Setiap kali dia beradu tatap dengan pemuda itu, wajahnya akan merona secara mendadak sehingga dia harus menunduk. Seperti saat ini. Sebelum Soonyoung sempat menoleh ke arahnya, Jihoon buru-buru menunduk dan putar balik. Sialnya, dia malah menabrak temannya yang tepat berada di belakangnya sampai keduanya terjatuh.

Soonyoung sontak menoleh kala mendengar suara berisik di dekatnya. Dia melihat Jihoon yang sedang meringis di sela tawanya sambil dibantu berdiri oleh temannya yang juga terjatuh tadi. Jihoon terlihat membungkuk singkat dan meminta maaf lalu segera berlalu dari lorong. Soonyoung tersenyum melihatnya. "Lucu sekali…," gumamnya.

.

Belum selesai dengan urusan hatinya karena pernyataan Soonyoung tempo hari, kali ini, di sabtu pagi yang cerah, Jihoon kembali dikejutkan oleh sebuah telepon dari Soonyoung.

"Halo?"

"Hai, Ji… Apa kau baru bangun tidur?"

"Y-ya… M-maksudku, tidak! Aku sudah bangun sejak tadi," Jihoon merutuki dirinya yang mendadak gugup untuk sebab yang tak jelas. Oh, salah… sebabnya jelas, karena Kwon Soonyoung.

Terdengar kekehan pelan di seberang sambungan. "Apa hari ini kau ada rencana untuk keluar atau harus melakukan sesuatu?"

Jihoon mencoba mengingat-ingat apakah dia memiliki janji hari ini atau tidak, kemudian menjawab. "Tidak ada. Aku hanya di rumah seharian ini."

"Oh!" Soonyoung berseru dengan antusias. "Kalau begitu, bisa kau kirimkan alamat rumahmu?"

Jihoon melotot kaget. "U-untuk apa?" Dan dia kembali tergagap.

Soonyoung mau ke rumahnya? Untuk apa? Mau menjemputnya? Mengajaknya kencan?

"Kirimkan saja. Aku tunggu. Kirimkan sekarang juga, ya…"

Lalu, sambungan telepon pun terputus. Dengan ragu, Jihoon mengetikkan alamat rumahnya pada ruang obrolan mereka dan mengirimkannya pada Soonyoung. Tepat setelahnya, pesan tersebut dibaca dan Soonyoung langsung membalasnya.

"Ternyata cukup dekat. Aku akan tiba dalam 20 menit."

Jihoon langsung melemparkan ponselnya sembarangan ke ranjang, lalu memandang pantulan dirinya di cermin. Piyama bergambar pikachu, rambut singa, wajah bantalnya, semuanya terpampang nyata di cermin. Buru-buru Jihoon keluar dari kamar, menyambar handuk dan mandi secepat kilat.

"Mengerikan! Penampakan pagi harimu mengerikan, Lee Jihoon…," gumamnya sepanjang acara mandinya.

.

Jihoon menghela napas untuk yang ketiga kalinya. Dia bosan. Dia pikir hari ini dia akan kencan romantis bersama Soonyoung. Tapi, kenyataannya, pemuda Kwon itu malah sibuk sendiri dengan layar laptop di hadapannya. Jihoon menaruh kepalanya dalam posisi menyamping, membuat pipi tembamnya seolah tergencet oleh bagian meja dan berat sisi wajah lainnya. Kemudian, tanpa dia sadari, tangannya terulur dan telunjuknya menusuk pipi Soonyoung yang sama tembamnya.

[SoonHoon] Raining SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang