(GS) - Part 1 of π [Pi]

856 95 33
                                    

Note : Cerita ini mengandung beberapa math-meme pick-up line, aku coba buat make yang sederhana dan ga bikin pusing. Aku juga ngeletakin penjelasan memenya kok. Ada di akhir chapter. So, don't worry fellas~

.

.

.

Soonyoung tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya sama sekali. Ruangan tempatnya bekerja memiliki ac yang menyala dengan suhu terendah, tapi ia masih saja merasakan gerah. Kacamata yang sejak beberapa jam lalu ia kenakan membuat kepalanya sedikit pusing, mungkin juga karena ia sudah terlalu lama menatap layar komputernya tanpa jeda. Soonyoung melepaskan benda itu, melipat gagangnya dan menyimpannya kembali ke dalam kotak. Kemudian, kedua tangannya merambat ke kepalanya sendiri, menjambak rambut yang diwarnai abu-abu kebiruan. Kepalanya sakit. Semuanya gara-gara wanita itu. Soonyoung keluar dari balik mejanya dan menjatuhkan tubuhnya sendiri di atas sofa dalam keadaan menelungkup. Untuk beberapa detik dia hanya diam tak bergerak, tapi tiba-tiba kakinya berayun dengan cepat secara bergantian menghantam sofa dengan penuh kefrustrasian.

"Argh! Siapa sebenarnya wanita itu?!"

.

[Beberapa saat sebelumnya...]

Jam tujuh pagi adalah salah satu jam paling sibuk di Seoul. Soonyoung berjalan kaki menyusuri trotoar menuju ke sekolah tempatnya mengajar. Percaya tidak percaya, Kwon Soonyoung merupakan salah satu guru matematika terbaik di salah satu sekolah privat elit Gangnam. Sekolah tersebut berisikan murid-murid yang dipilih secara khusus mulai dari prestasi akademik, non-akademik sampai latar belakang keuangan keluarga mereka. Setiap angkatan hanya berisikan maksimal 75 orang siswa dan lulusan sekolah ini biasanya menjadi alumnus universitas ternama di dalam maupun luar negeri, selain itu para lulusan tersebut juga akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Klise. Soonyoung selalu tertawa setiap mendengar gambaran sekolah mereka. Anak-anak itu bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka mau karena ada dukungan dana lain dari orang tua mereka. Hidup tidak selalu semudah itu, apalagi zaman sekarang. Pintar saja tidak cukup, kau harus punya banyak faktor pendukung lainnya.

Soonyoung mengenakan setelan semi formal di tubuhnya. Celana berwarna hitam, kemeja abu-abu, blazer hitam, pantofel hitam dan sebuah scarf berwarna gelap dengan pola abstrak estetis berwarna biru tua yang menggantung mengelilingi bahunya. Sebuah tas berisikan berkas-berkas yang berhubungan dengan sekolah ia jinjing di tangan kirinya.

Biasanya dia menggunakan mobil ke sekolah, tapi berhubung mobilnya sedang berada di bengkel, ia memutuskan untuk berjalan kaki dan menaiki kendaraan umum saja untuk hari ini. Dia hanya perlu berbelok kanan di persimpangan depan untuk sampai ke halte bus. Tapi, atensinya tergugah karena suara berisik dari arah belakang. Ketika ia mencoba untuk menoleh, dirinya terdorong ke dalam sebuah gang yang terletak di antara dua buah toko sampai punggungnya menghantam dinding.

Belum sempat dia memproses apa yang sedang terjadi, orang yang mendorongnya tadi menarik scarfnya dan memakainya untuk menutupi bagian leher dan setengah wajahnya. Soonyoung bisa melihat mata cokelat tua dengan kelopak ganda yang tersembunyi sedang menatap ke arahnya, hidung bangir orang tersebut tertutupi sebagian dengan scarfnya. Rambut hitam yang panjangnya sedikit melewati bahu dibiarkan tergerai dan terperangkap jeratan scarf. Soonyoung tidak tahu apa maksud wanita yang tiba-tiba memojokkannya di gang sepagi itu. Tapi, ketika ia ingin berbicara, wanita itu langsung membekap mulutnya.

[SoonHoon] Raining SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang