nadhifa menahan tawanya saat melihat kedua orang itu saling diem-dieman saat makan bersama. kemudian ia pun meneguk minumnya dan menggebrak meja makan.
"ngobrol dong! makan diem-diem, pulang bareng diem-diem. ntar besok jadian diem-diem awas aja," kata nadhifa.
membuat keduanya terlunjak dan menatap nadhifa dengan kesal.
"kak! gue hampir keselek tulang ayam anjir!" marah ergie sambil melempar tulang ayam yang hampir merenggut nyawanya, kearah nadhifa.
"ergie sembrono! dah sana lo berdua ngobrol," teriak nadhifa sambil mengambil tulang ayam yang ergie lemparkan. kemudian pergi meninggalkan ruang makan.
membuat kedua anak adam dan hawa tersebut canggung dalam kesunyian.
"woi," panggil ergie setelah menyelesaikan makannya.
andyra terdiam. "woi gue manggil lo," panggil ergie lagi.
andyra menatap bocah itu dengan tatapan malas. "apaan sih?"
"kak nadhifa tadi cerita ke gue pas di sekolah. katanya lo ngeluh gue kagak sopan ama lo," ucap ergie.
andyra mengangkat bahunya.
"anjir, apaan sih sok dingin banget lo," balas ergie sambil menoyor dahi andyra.
"TUH KAN GAK SOPAN! TAR JIDAT GUE TUMBUH JERAWAT GARA-GARA DITOYOR LO GIMANA!?"
gantian ergie yang mengangkat bahunya.
"ya mana gue peduli? emang urusan gue? orang bukan muka gue."
andyra menoyor jidat ergie dengan keras sehingga kursi yang ergie duduki pun terjatuh. termasuk orang yang mendudukinya tentunya.
"ALLAHUAKBAR!"
GEDUBRAK!!
andyra terdiam kemudian tertawa kencang. "woi bantuin napa? sakit anjir, pala gue kayaknya benjol dah," omel ergie sambil mengelus-elus kepalanya.
nadhifa yang mendengar suara dari ruang makannya pun datang. "anjir lo berdua jangan kdrt dong. mana dirumah orang pula," cerocos nadhifa sambil membantu ergie bangun.
"ya sorry kak, ini nih temen loㅡ"
nadhifa menatap keduanya lalu berkata, "udah sana-sana. gue yang beresin. gie, lo ke kamar gue sono. obatin tuh pala, tar gue kena marah tante."
"gimana caranya, kak? kan gue kagak tau lukanya dimana?" tanya ergie polos. nadhifa menghela nafasnya.
"itu sebelah lo kan ada manusia. ya lo ajak dia ke kamar gue lah, bodoh. dyr, lo bantuin ergie obatin palanya noh. lagian kan lo juga yang bikin dia begitu," omel nadhifa sambil membetulkan kursi yang terjatuh akibat ulah keduanya.
kedua anak adam dan hawa itu saling berpandangan.
"udah lah, dyr. ayo, daripada nyai nadhifa ngomel lagi kayak ibu kos," ujar ergie sambil menarik lengan andyra menuju kamar nadhifa.
andyra terdiam. entah mengapa rasanya berbeda saat ergie menarik lengannya. padahal ia sering diperlakukan begitu dengan teman-teman lelakinya, tapi yang kali ini berbeda.
andyra feels the whole zoo when she's with ergie.
KAMU SEDANG MEMBACA
lokàtraya : [2] seirama ✔
Fanfictionbenarkah kata tak terucap adalah sisa masa lalu?