Frensis dan Wildan mulai berjalan dengan memandang sudut sudut kota. Frensis tak hilang dari pegangan kamera kesayangannya, sedangkan Wildan sibuk menyantap makan di jalan dan terkadang menjadi model potretan Frensis. Tapi..........
Di tengah perjalanan mereka merasa lupa sesuatu.hmmm kira kira apa yaa?kok bisa ada yang mereka lupa?
"Arya," ucap mereka serentak saling berhadapan.
"Woy....," terdengar dua suara teriakan dari jauh melambaikan tangan.
Tak lama dua orang yang sama sama menggunakan jaket tebal dan lembut menghampiri mereka. Frensis yang sedang memotret dan Wildan yang sedang makan cemilan khas kota.
"Wah, lo lo pada tega ya ninggalin gue sendiri sampe sampe gak di bangunin," ujar cowok itu dengan bandan yang sedikit bergetar karena menahan rasa dingin.
"Iya nih, untung ada gue. Dan tadi untung gue minta Share loc sama lo Frens. Kalo gak ya terpaksa kita telusur semua kawasan tempat sekitar sini, iya gak Ya? " ucap Indah.
"Iya untung ada indah. Tapi tau ah gua kesel banget sama dua orang ini. untung sahabat, klo bukan udah gue cincang lu," sahut Arya dengan muka asam dengan mulut kedepan.
"Wih bahasanya gak kuat cuy,emang berani?" sahut Indah.
"Gak juga sih heheh." Arya mengacak acak kepalanya yang tak gatal. "Tapi gue tetap kesel sama kalian bedua," dengus Arya memeluk kedua tangannya ke dada
"Iya iya gue dan Frensis minta maaf dah, lagian lo tidurnya pules banget. Eh tapi tau gak dah? Si Arya semalam tidur brisik bngtt. sampe- sampe ni ya- dia ngajai- bikin pulau disertai belerang merapi" usil Wildan puas mengunyah makanan di mulutnya.
"Oh yaa- ihhhh jorok banget...." Indah ikut mengusili sambil menunjuk dengan lidah keluar tanda tidak suka
"Wah parah ni yaa. Tapi walaupun begitu muka awak tetap saja gak pudar gantengnya," ujar Arya membanggakan diri. Sementara Indah hanya menyeringit geli.
"Lagian disini dingin banget, jadi nyenyak banget tidur gue. Apalagi pake selimut yang tebal itu. Uh hangat...."
Wildan ketawa lepas. "Norak lu."
"khokhokho, aduhh tenggorokan gue."
Wildan batuk dan kesakitan dengan dengan tangan memegang tenggorokannya. Indah melihatnya dan segera mengambilakan air dari Frensis untuknya.
"Hahahaha....Nah kan kena juga akibatnya. Kena kan lo, jolim si sama gue. rasin tuh," ujar Arya ketawa terbahak bahak melihat temannya yang nampak kesakitan. Frensis melihatnya hanya menggeleng heran.
"Eh iya disini dingin banget. Frens kita keseni mau ngapain nih?" tanya Indah pada cowok sebelahnya yang nampak sibuk.
"Oh itu...ini kita mau keliling sekitaran daerah sini, kan kalian belum pada tau," ucap Wildan dangan minuman air kemasan meredakan tenggorokan yang masih terasa janggal.
Di sisi lain Frensis kelihatan sibuk dengan kameranya. Yang berdiri tak jauh dari sahabatnya yang sedang asik ngobrol. Menikmati hawa kesegaran musim semi dan Memoteret pemandangan kota yang menurtnya sangat jarang di temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
RomanceCinta melambangkan kamera,jika fokusnya terhadapa suatu objek berarti siap dipotret. Cintapun tak jauh beda seperti itu. Di cerita ini, aku menulis seorang cowok yang sedang studi di prancis dengan beasiswa. Yang kemudian menemukan sosok aneh di sua...