K E L I M A

1.3K 71 0
                                    

Kamar Singgih adalah yang pertama dituju oleh Ara karna Singgih tidak terlalu susah untuk di bangunkan.

Tok tok tok

"Bang Singgih?"

Ucap Ara pelan sambil membuka pintu kamar Singgih. Ara melihat Singgih yang masih bergulung didalam selimut. Ara pelan pelan mendekat ke Singgih dan melihat wajah abangbya yang tampan seperti terlihat lelah. Memang akhir akhir ini Singgih suka sekali lembur untuk menuntaskan skripsinya.

"Abang. Bang Singgih bangun. Ayo sarapan dulu. Aku udah masak enak loh buat abang. Masakan kesukaan abang. Nanti keburu di habisin sama abang Tam. Ayolah bang Singgih bangun." Bujuk Ara dengen sedikit mengguncang guncang tangan Singgih.

Singgih yang sedang tertidur merasa ada yang mengguncang tangannya. Ia pun bangun sambil melihat siapa yang mengguncang guncang tangannya. Setelah dilihat siapa si pelaku ternya adiknya yang manis.

"Apa dek. Iya ini abang udah bangun. Kenapa hmm?" Jawab Singgih sambil mendudukan badannya dan mengucek matanya.

"Ayo abang sarapan. Udah jam berapa juga ini. Nanti keburu siang udah bukan sarapan lagii."

Ara menjawab dengan suara yang di buat buat seperti anak kecil. Yang membuat Singgih tertawa. Singgih selalu suka jika Ara sang adik berperilaku seperti anak kecil. Sangat menggemaskan baginya. Tidak hanya baginya. Tapi juga bagi keluarga mereka. Itu membuat semua orang yang ada di rumah selalu tertawa karena ulah Ara

"Iya iya adek abang yang imut. Kamu bangunin abang kamu yang satu itu. Bang Singgih mo rapihin tempat tidur terus mandi habis itu kita sarapan ya."

"Ok lah bang. Cepet yaa. Takutnya keburu dingin itu makanannya."

"Iya dek."

Setelah keluar dari kamar Singgih, Ara menuju kamar abangnya Wiryatama. Orang yang paling susah sekali untuk di bangunkan. Dengan sebongkah kekuatan untuk mendobrak dan meneriaki sabang abang Ara pun berjalan menuju pintu kamar Tama lalu mendobraknya.

BRAAKKK

"MANASLU ANAPURNA WIRYATAMA BANGUUNNN. UDAH SIANG INI. BANGUN BANG WOYYY BANGUN. ET DAH ORANG BURUAN BANGUN APE GUE GEBYUR NIH PAKE AIR COMBERAN"

Teriak Ara menggelegar di kamar Tama. Tama yang sedang tidur pun langsung terbangun karna dobrakan dan teriakan sang adik yang sangat memekakan telinga siapa pun yang mendengarkan.

"Astaghfirullahaladzim. Ara apa apaan sih lu. Ya Allah jantungan gue tuh. Lagi enak enaknya tidur juga. Ngimpiin calon pacar ini tadi Ya Allah."

"Hehehe. Abis lu kalo gak di gituin gak bakal bangun sih bang. Bangun geh bang udah masak masakan kesukaanlu gue tuh. Buruan beresin ini kamar mandi terus sarapan ok."

Ara pun langsung pergi dari kamar Tama. Tama yang melihat adiknya perngi ber niat ingin melanjutkan tidurnya tapi lagi lagi Ara kembali dan memperingatinya.

"Kalo tidur lagi. Jatah sarapanku gue kasih ke Mowris sama Doris."

Itu sukses membuat Tama bangun dan langsung ke kamar mandi tanpa membersihkan kasurnya terlebih dahulu. Ia tak mau jika jatah makannya di berikan ke Mowris dan Doris sang kucing peliharaan.

🌱🌱🌱🌱

Ara dan kedua abangnya sudah di meja makan dan menikmati makanan mereka masing masing. Mereka bertiga makan dakam diam, hanya ada suara denting sendok garpu. Setelah selesai sarapan dan membersihkan semua piring di meja makan. Mereka bertiga menuju ruang tamu untuk menonton televisi yang menampilkan kartun doraemon.

Ara yang sedang asik menonton tiba tiba teringat dengan kata kata mamahnya. Yang menyuruhnya untuk membujuk kedua abangnya agar ikut serta di pendakiannya di Gunung Andong.

"Abang abang. Ara mo ngomong deh. Dengerin dulu."

Singgih dan Tama yang ada disebelah kanan dan kiri sang adik langsung menengok kan wajahnya. Daripada mereka gendang telinga mereka berdua pecah karna diteriaki oleh adiknya.

"Kenapa dek?" Tanya Tama dengan nada lembut. Karna ia sedang malas untuk berdebat dengan adiknya yang cerewet bin cempreng.

"Eeemmm. Gini abang abangku. Aku di ajak sama Doni muncak ke gunung Andong. Sama Yuma juga ikut. Nah daripada abang berdua aja dirumah ayo ikut aku aja. Sekalian olahraga gitu. Kita kan sekarang jarang olahraga. Apa lagi gak ada mamah sama papah abang bedua jadi males malesan." Jawab Ara sambil menggigit bibir bawahnya. Takut ia akan dimarahi oleh abangnya.

"Ya bang Tam sih mau mau aja. Tanya abang Singgih tuh mau gak dia."

Ara pun menengok ke Singgih. Yang hanya menampilkan muka datar tanpa ekspresi apa pun. Itu yang membuat jantung Ara dag dig dug tak beraturan.

🌱🌱🌱🌱

JANGAN LUPA KASIH ⭐ YAAAAAA.
MON MAAP JUGA KALO BANYAK TYPO TYPO. KARNA KU JUGA MANUSIA BIASA:"V

Aku,Kau,dan GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang