K E E M P A T

1.4K 43 0
                                    

Pagi ini Ara masih bersembunyi dibawah selimutnya. Iya masih mimpi indah. Sampai bunyi telfon mengganggunya. Dering pertama dia masih nyenyak. Dering ke dua dia mulai sedikit terganggu. Dering ke tiga mulai terganggu. Sampai pada dering ke empat dia sangat terganggu dan akhirnya menganggat telfon nya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Hallo! Apa sih ganggu wae! Masih pagi ini! Sumpah yaaa!" Bentar Ara setengah membuka matanya

"Hallo sayang. Ini mamah. Kamu masih tidur yaa. Yaudah mamah matiin aja ya. Kamu lanjut tidur lagi aja."

Setelah mendengar kata kata mamahnya,baru mata Ara terbuka sempurna lalu melihat telfonnya My Mommy❤ sambil mulutnya menganga.

"Eh eh mamah. Maaf mah. Aku kira tadi siapa yang nelfon pagi pagi gini. Hehe." Ara meminta maaf pada mamahnya dan tersenyum kikuk karena takut mamahnya marah padanya.

"Gapapa sayang. Mamah tau semalem kamu cape abis jalan jalan sama abang kamu kan." Jawab mamah Ara dengan lembut.

"Ehehehe. Iya mah aku semalem abis jalan jalan sama dua bodyguard aku"

Ara dan Sarah bercerita panjang lebar tentang aktivitas mereka masing masing. Saling tertawa lepas. Sarah yang bisa mendengar Ara tertawa itu terharu. Karna dia sudah lama tak pulang kerumah karena memang pekerjaannya yang belum bisa ditinggal.

"Eemm mah,Ara mau ngomong boleh?"

Ara ragu meminta izin untuk mendaki ke gunung andong kepada sang ibu. Ia takut jika tidak di bolehkan untuk mendaki.

"Mau ngomong apa Ra?"

"Gini mah. Aku tuh di ajak sama si Doni muncak mah. Kita gak bedua aja mah. Kita juga sama anak anak Pecinta Alam yang lain juga. Yuma juga ikut kok mah. Kalo boleh sih Ara minta izin ke mamah. Boleh gak Ara ikut muncak mah. Kalo gak boleh juga gapapa kok mah. Jadi gimana mah?"

"Memangnya mau muncak ke gunung mana sayang?"

"Emmm kata Doni mau ke Gunung Andong mah. Boleh gak ini mah?"

Dengan merengek Ara meminta jawaban dari sang Mamah. Sarah terdiam sebentar untuk berfikir. Memang jika mendaki gunung banyak sekali resikonya. Tetapi apa salahnya memberikan izin kepada sang anak agar melihat dunia luar.

"Mamah bolehin kamu mendaki. Tapi ada syaratnya."

Ara yang mendengar persetujuan dari mamahnya pun langsung sumringah. Tapi dia juga bingung apa syarat dari sang mamah.

"Emang syaratnya apa mah?"

"Syaratnya. Kamu bawa dua abang kamu juga ya. Biar mereka gak nge game aja di rumah. Gimana bisa gak?"

Ara berfikir sejenak dengan persyaratan sang mamah. Karna kedua kakanya lebih suka bermain game daripada harus bersusah payah mendaki gunung. Dengan alasan capeklah,tidak mau berkringatlah

"Ajak sekalian kaka kaka kamu. Biar pada olahraga biar badannya pada sehat. Bukan cuma olahraga jari sama pacaran wae. Gimana bisa?" Tantang sang mamah. Jadi jika ara bisa membujuk kedua kakanya ia akan di bolehkan untuk pergi ke gunung andong.

Ara yang mendengar itu masih berfikir. Bisa kah ia membujuk kedua kakanya. Yang malas sekali olahraga. Tapi walaupun mereke berdua jarang olahraga badan mereka berdua atletis. Seperti orang orang yang sering sekali melakukan olahraga. Setelah berfikir lama Ara pun menyetujui persyaratan sang mamah.

"Ok! Ara bakal bujuk si babang babang itu buat ikut Ara mendaki. Demi mendaki Gunung Andong! Hehe. Yaudah kalo gitu mah Ara mau mandi mandi dulu ya mah terus buat sarapan. Mamah sama papah jangan lupa sarapan ok. Bye mamah. Love you."

"Iya sayang. Bye. Love you too. Jangan nakal ya anak mamah yang cantik."

"Siap mah."

Setelah mematikan sambungan telfon Ara langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Lalu memasak untuk kedua kakanya.

Setelah selesai mandi Ara memakai baju santai dan langsung pergi ke dapur. Ia akan memasak sayur cakkangkung, gurame asam pedas dan juga sayur buncis. Kesukaan kedua kakanya.

Lama berkutat dengan kompor dan penggorengan semua sayuran pun jadi. Dan Ara langsung menyiapkan semuanya di meja makan. Lalu ia segera ke kamar kedua kakanya yang masih molor.

Aku,Kau,dan GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang