Aluna berjalan dengan senyum lebar di wajahnya, tangannya mengepal kuat berusaha menyalurkan rasa senangnya karena bertemu dengan laki-laki tadi. Namun, bayangan kejadian barusan membuat tangannya terasa dingin. Setelah berjalan cukup lama, Aluna akhirnya tiba di parkiran SMA GENTARA, di mana ibunya dan kepala sekolah sedang berbincang ringan sambil sesekali tertawa.
“Udah liat sekolah barunya, Aluna? Udah tau kan sekarang letak-letak ruangan di sekolah ini?” tanya Vina, ibu Aluna.
“Udah, Ma. Tapi cuma sebagian aja yang Aluna hafal. Soalnya sekolahnya gede banget,” jawab Aluna sambil terkekeh. Vina dan Pak Ramli, kepala sekolah, ikut tertawa.
“Nanti juga kamu akan hafal betul letak semua ruangan disini. Maklum saja, kamu kan masih murid baru. Jadi mulai besok kamu sekolah ya? Dan selamat datang di SMA GENTARA, semoga kamu betah sekolah disini,” ujar Pak Ramli ramah.
“Pasti betah ko, Pak,” jawab Aluna sambil terkekeh pelan.
“Yasudah, Pak. Terimakasih untuk hari ini. Jika ada data yang masih kurang lengkap, Bapak bisa hubungi saya,” ucap Bu Vina.
“Baik, Bu.”
“Saya pamit ya, Pak?” Setelah berpamitan dan berjabat tangan dengan Pak Ramli, Vina beserta Aluna langsung memasuki mobil kemudian pergi meninggalkan kawasan SMA GENTARA.
•••••
Kringgg! Bel pulang sudah berbunyi hingga terdengar sampai seantero sekolah. Semua siswa bersorak bahagia seolah-olah mereka terbebas dari mata pelajaran yang ada di sekolah. Dengan sangat terburu-buru dan merasa ingin pulang, mereka langsung mengemasi alat tulisnya ke dalam ransel. Guru yang sudah mengajar di mata pelajaran terakhir pun terlihat sedang membereskan buku pelajaran yang ia bawa.
“Berhubung bel pulang sudah bunyi, jadi besok kita akan lanjutkan pembelajaran di bab tujuh. Sekarang silahkan pulang,” ucap Bu Nilam kemudian mendahului keluar kelas dengan disusul anak murid laki-laki, sedangkan murid perempuan masih diam di tempat.
Shella meminta Elang untuk berfoto dengannya. Elang hanya diam dan menoleh, bukannya Elang yang menjawab justru yang membalas adalah teman-temannya.
“Foto sama gue aja, ayo!” ajak Nanda.
“Ogah ya gue, maunya sama Elang aja,” dengus Shella. “Elang ayo dong sekali aja foto nya. Beneran deh.”
“Iya nih Lang, please mau ya ya ya?” sahut yang lainnya.
“Lo semua emang enggak denger tadi pagi Pak Gandi bilang apa? Mau, gue bilangin sama Pak Gandi biar lo semua di jemur tengah lapangan sampe item, HA?” kesal Zen.
Elang angkat bicara walaupun ekspresinya terlewat datar. “Nanti aja kalo mau foto,” jawab Elang.
Dijawab seperti itu saja sudah membuat para penggemar Elang memeleh. Hingga akhirnya mereka mengalah untuk tidak berfoto dengan sang idola. Sekolah sudah nampak sepi, hanya saja para siswi perempuan yang satu kelas dengan Elang memilih untuk pulang saja karena Elang enggan untuk di ajak berfoto.
“Yaudah deh, dadah Lang. Semuanya gue balik duluan yaa?” sahut Shella.
Setelah semua siswa SMA GENTARA pulang, hanya Elang dan lima temannya yang tersisa. Mereka menunggu agar parkiran sepi dan tidak berdesak-desakan saat mengambil kendaraan.
“Liat kelakuan penggemar lo itu,” ujar Leon. “Mereka maksa banget mau foto. Padahal, gue juga enggak kalah ganteng dari lo.” Memang, ke lima teman Elang memiliki paras yang terbilang tampan, tapi yang paling tampan di antara mereka adalah Elang.
“Muka lo somplak, ganteng dari mana coba? Wajah lo itu ibarat plat kendaraan Jakarta,” ujar Gilang.
“Maksud lo?” tanya Leon bingung.
“B aja,” jawab Gilang dan langsung mendapatkan toyoran di kepalanya oleh Leon. Toyoran itu tidak sakit memang, hanya saja jika toyoran itu berkali-kali pasti membuat Gilang meringis kesakitan.
“Bangsat.”
“Gak usah ribut, ayo balik!” ajak Zen yang sudah siap siaga berdiri di ambang pintu sambil sesekali menoleh memperhatikan koridor, memastikan bahwa semua siswi SMA GENTARA sudah sepenuhnya pulang.
•••••
Aluna sedang duduk tenang di ruang tamu, menonton serial kartun kesukaannya sambil menikmati beberapa camilan yang tergeletak di atas meja. Meskipun matanya terus fokus pada layar televisi, tangan kanannya sibuk memasukkan makanan ringan ke dalam mulutnya. Sesekali, Aluna tertawa karena adegan konyol di serial kartun yang ia tonton. Ini adalah kebiasaan Aluna sejak kecil ketika menunggu ibunya memasak makan malam. Sebenarnya, Aluna sangat ingin membantu ibunya, tetapi sayangnya dia tidak bisa memasak, meskipun sudah dewasa.
“BANGSAT, KETANGKEP KAN TUH SAMA TOM!” pekik Aluna dengan nada kesal.
“Aluna, ngomongnya! Gini nih kalau salah pilih teman, cewek-cewek ngomongnya kok kasar gitu. Mama gak suka ya dengan cara kamu ngomong,” tegur Vina dari dapur. Vina terus menegurnya jika Aluna berkata kasar atau ucapan yang tidak disukainya. Sejak kecil, Aluna diajarkan untuk berkata lemah lembut, tetapi sejak Aluna bergaul dengan teman yang salah, dia jadi ikut-ikutan seperti anak nakal. Itulah sebabnya Vina mengajak Aluna pindah ke Jakarta, agar menjauhkannya dari teman-teman yang sering mengajaknya bolos, mabuk, merokok, dan lain-lain yang membuat Vina murka akan kelakuan Aluna yang semakin kesini semakin menjadi.
“Khilaf, Ma,” cengir Aluna.
“Aluna, mulai hari ini kamu harus terbiasa ngomong yang sopan. Kelakuan lama harus kamu tinggalkan. Kamu sudah dewasa, sudah saatnya memperbaiki diri,” kata Vina dengan sabar.
“Iya, Ma. Aluna akan berusaha berbicara lemah lembut. Aluna tidak akan berbicara kasar lagi. Sekarang aluna sudah mulai terbiasa ,” jawab Aluna formal dan malas.
“Nah, bagus itu. Mama dukung,” sahut Vina seraya memasukkan sayur yang baru saja matang ke dalam mangkuk.
“itu juga kalo nggak khilaf” lanjut Aluna.
Vina menggelengkan kepalanya pelan. Tidak tahu kenapa, jika mengobrol dengan Aluna rasanya kepala Vina mendadak pusing. Aluna kembali menonton televisi di hadapannya. Kini Aluna meraih remote TV di atas meja, kemudian memindahkan saluran televisinya. Aluna beralih pada film sinetron yang sedang tayang di salah satu channel.
__________
SPAM KOMEN NEXT YANG BUANYAKKK YAAA
JANGA LUPA VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
MOST WANTED (SUDAH TERBIT)
Teen FictionBased on true story!!! Seorang pria tampan bernama Elang yang selalu menjadi bahan kejaran para penggemar wanita, meskipun dia bukan seorang artis. Elang memiliki penampilan yang menawan dan karisma yang kuat, yang membuat banyak wanita terpesona ol...