Malam ini, Nanda dan teman-temannya berkumpul di dalam kamar Nanda yang berada di sebelah rumah Elang. Mereka merencanakan untuk menikmati makanan ringan yang tergeletak di atas meja sambil bercengkerama. Suara petikan gitar yang dimainkan oleh Tata mengisi keheningan di malam hari. Sedangkan Leon yang menjadi penyanyi dadakan mulai bernyanyi, “Aku kesal dengan waktu”.Tata berhenti memainkan gitar dan menatap Leon dengan sedikit kesal. “Jarak dulu baru waktu.” tegur Tata.
“Ya, waktu dulu lah baru jarak,” balas Leon.
“Jarak dulu,” kata Tata.
“Waktu."
“Jarak,” kata Tata.
“Waktu,” sengit Leon.
“BERISIK! KALO ENGGAK BISA NYANYI YA ENGGAK USAH NYANYI. LO BERDUA MAU NYANYI ATAU MAU RIBUT SIH?” Zen mengamuk karena merasa terganggu dengan dua makhluk di hadapannya ini. Game yang sedang ia mainkan kalah saing karena tidak fokus.
“Jangan ribut,” lerai Elang dengan nada datar. Di tangan Elang ada stik PS yang sedang ia mainkan bersama Nanda.
“Tau lo berdua,” Gilang ikut menyahut di sebelah Zen. Posisi Gilang dan Zen berada di atas kursi dengan kedua tangan memegang ponsel. Sedangkan Elang dan juga Nanda duduk di bawah sambil memainkan PS berdua.
Leon duduk di kursi belajar sedangkan Tata duduk di tepi kasur sambil memegangi gitar. Setelah ribut tadi, mereka saling diam.
“Lang! Gue heran sama lo. Kenapa lo bisa dikejar-kejar betina sampe segitu nya?” Ucap Tata heran.
“Ya, karena Elang ganteng,” celetuk Zen.
“Dia mah pantes aja dikejar-kejar. Nah, elu gak ada pantes-pantesnya. Lo tau kenapa? Kesannya malah kayak maling celana dalem tetangga.” tukas Nanda.
"Sialan" Dengus Tata.
•••••
Elang dan lima temannya berusaha berlarian menghindar dari para penggemar cowok itu yang entah sejak kapan sudah menunggu di parkiran sekolah. Jumlah mereka sangat banyak dari yang kemarin, hingga Elang berlarian di koridor dengan diikuti teman-temannya dari belakang.
“Lang, gimana nih?” tanya Leon panik. “Lo sih bego banget, punya muka kegantengan, kan gini jadi nya.”
Elang hanya diam tak menanggapi. Semua berlari mencari tempat yang aman untuk berlindung.
“Ya Allah, berasa dikejar zombie, mereka nyeremin,” ujar Tata sambil terus berlarian.
“Anjir, mereka masih ngejar,” kesal Gilang ketika menoleh ke belakang.
“Ke ruangan Pak Gandi, sekarang!” ucap Elang singkat.
BRAKKK
Elang memasuki ruangan Pak Gandi tanpa permisi. Pak Gandi yang berada di dalam terpelonjak kaget tatkala murid-muridnya masuk tiba-tiba.
“Pak, tolongin kami, mereka ngejar-ngejar lagi, Pak. Sekarang makin banyak, Pak,” cerocos Nanda dengan nafas ngos-ngosan. Sudah beberapa kali mereka mendapat peringatan jika mengejar Elang lagi maka mereka akan mendapat hukuman, tapi mereka masih saja terus mengejar Elang.
Pak Gandi bangun dari tempat duduknya dengan terpaksa. Pak Gandi berjalan mendekati Elang dan teman-temannya. Suara langkah kaki yang terdengar ke telinga Pak Gandi membuatnya keluar ruangan. Dan benar saja, para penggemar Elang bergerombol mendekati ruangan Pak Gandi sambil berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOST WANTED (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaBased on true story!!! Seorang pria tampan bernama Elang yang selalu menjadi bahan kejaran para penggemar wanita, meskipun dia bukan seorang artis. Elang memiliki penampilan yang menawan dan karisma yang kuat, yang membuat banyak wanita terpesona ol...